Chapter 2

477 33 0
                                    

>>>>>>>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

>>>>>>>

Malam ini mereka berkumpul di sebuah meja makan untuk makan malam bersama sambil berbincang-bincang. Saga tampak perlahan menuruni tangga menuju lantai bawah, disusul dengan Juan yang berjalan perlahan dibelakangnya.

Sesampainya di ruang makan, Juan tampak terkejut dengan berbagai hidangan lezat tersaji diatas meja makan. Jika dilihat sekilas, makanan-makanan itu setara dengan sajian makanan di restauran bintang lima yang ia kunjungi bersama sang ibu saat pertama kali bertemu dengan ayah dan adik tirinya.

Saga menoleh sejenak ke arah kakaknya, lalu menggamit tangan Juan untuk mengajaknya duduk bersama sembari menunggu kedua orangtua mereka datang.

Jujur saja, ia enggan jika tangannya digandeng oleh seseorang yang sok akrab dengannya. Namun, ia tidak ada pilihan lain selain menurut pada Saga.

Tak berselang lama, akhirnya Clastia dan Almatheo tiba dengan pose bermesraan. Juan dan Saga hanya memandang kearah mereka dengan tatapan biasa, seolah hal itu adalah kewajaran karena mereka sudah menjadi sepasang suami-istri.

Setelah semua anggota keluarga berkumpul, ritual makan pun dimulai.

Untuk menghilangkan suasana sepi dan canggunga, Almatheo memutuskan untuk membuka suara. Membicarakan soal pemindahan Juan ke kampus barunya.

"Oh iya Juan, apakah kamu mau satu kampus bersama Saga?" Tanya Almatheo. Mendengar pertanyaan mendadak itu, Juan yang ingin menyuapkan sendok ke dalam mulutnya seketika berhenti. Begitupun dengan Saga, ia langsung menatap sang ayah.

"Ah... Satu kampus yaa..." Ujar Juan ragu-ragu sambil meletakkan sendoknya kembali ke atas piring yang belum sempat ia suapkan kedalam mulut.

Juan terdiam sejenak berusaha untuk mempertimbangkan keputusannya, jauh di lubuk hatinya ia tidak ingin berurusan dengan Saga lebih lama lagi. Meskipun mereka sudah menjadi sepasang saudara, tentu saja Juan masih cukup canggung dengan perubahan statusnya yang kini menjadi kakak tiri untuk Saga.

Saga melirik sekilas kearah Juan, keterdiaman Juan membuat Saga gemas. Selain sulit diajak berkomunikasi, rupanya Juan juga sulit untuk mengambil keputusan secara cepat.

"Kurasa, Kak Juan setuju dengan penawaran yang ayah ajukan." Celetuk Saga enteng membuat Juan melotot ke arahnya.

"Bukankah begitu, Kak?" Tambah Saga sambil tersenyum kearah Juan.

"I-itu..." Juan tergagap, ia bingung harus mengambil kesimpulan apa. Adiknya ini benar-benar tidak waras, jika terlalu lama berdekatan dengan Saga ia juga akan ikut kehilangan kewarasannya.

"Hahahaha, benar kah begitu Juan?" Tanya Almatheo memastikan.

"B-benar.." Jawab Juan. Almatheo tersenyum mendengar jawaban dari putranya itu.

"Bagus-bagus, lagipula jarak tempuh ke kampusmu yang lama lumayan jauh. Keputusan bijak, kamu mau berpindah ke satu kampus bersama dengan Saga."

Juan hanya bisa tersenyum kecut, rencananya untuk menjauh dari Saga gagal total. Ia harus menerima tawaran Almatheo saat ini, lantaran ia enggan untuk terlambat masuk kampus hanya karena jarak tempuhnya banyak memakan waktu.

Saga tersenyum menang, ia tampak senang jika rencana Juan untuk menjauh darinya gagal total. Ia tak menyangka jika Almatheo akan berpihak padanya secara tidak langsung, ini akan menjadi menyenangkan.

"Kalau begitu, Kak Juan akan tinggal seapartemen denganku!"

"Uhuk-uhuk!" Clastia terkejut melihat Juan yang tersedak makanan secara tidak sengaja. Ia langsung menyodorkan gelas berisi air putih kepada putranya itu.

"Haish.. Juan.. Ada apa denganmu, Nak? Biasanya kamu tidak seperti ini, hati-hati saat menelan makananmu." Pesan Clastia dengan nada cemas yang kentara.

Juan menelan tiga tegukan air di gelas yang diberikan oleh ibunya, "Baik, Bu.. Juan akan berhati-hati lain kali."

Juan meletakkan gelasnya di samping kanan tubuhnya dan menoleh ke arah Saga yang berada disamping kirinya, "Apa maksudmu?"

"Yang dikatakan Saga ada benarnya juga." Ucap Clastia membuat Juan menatap kearah ibunya bingung.

"Juan akan pindah di pertengahan semester, jadi kemungkinan untuk mendapatkan kamar kosong di apartemen sangat kecil."

"Baiklah.." Juan memilih pasrah dengan keadaannya saat ini. Lagipula, untuk apa dirinya takut. Dia adalah Alpha dan bisa menjaga dirinya sendiri, ia tidak ingin membuat dirinya tambah pusing.

"Kalau begitu lanjutkan makan malam kalian, Ayah dan Ibu akan langsung tidur.." ucap Almatheo setelah menghabiskan makanannya disusul dengan Clastia. Meninggalkan Saga dan Juan seorang diri di ruang makan.

Setelah kedua orang tua mereka lenyap dari balik pintu kamar, Saga membuka suara.

"Ada yang ingin kubicarakan denganmu, Kak.. Bisakah kau datang ke kamarku?"

#bersambung

My Beloved Step Brother by @SagitaRea1234 × @ReyKlvn_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang