Chapter 8

340 21 1
                                    

Lolongan menggelegar terdengar nyaring ke setiap sudut kamar apartemen milik Saga. Berkali-kali Juan berusaha membangunkan adiknya yang seperti kebo itu untuk bersiap. Ini adalah hari pertamanya masuk ke tempat kuliah baru. Dan, Juan tidak ingin terlambat walau sedetik saja. Namun agaknya, takdir tak memuluskan jalannya menjadi murid dengan julukan "disiplin dan tepat waktu".


Sudah berbagai cara ia membangunkan adiknya itu, mulai dari memukul-mukul panci, berteriak ditelinga Saga dengan toa, bahkan mengguyur pemuda itu dengan air dingin. Tetap saja, Saga masih dalam kondisi mengorok. Juan menoleh ke arah jam dinding di kamar tidur itu, waktu hampir menunjukkan pukul delapan. Sebentar lagi kelas akan dimulai, Juan berputus asa dalam membangunkan jelmaan kerbau yang tidur bersamanya semalam.


Lalu sebuah ide terlintas dalam otaknya, bagaimana dengan sebuah kecupan?


Juan langsung menggelengkan kepalanya dan menatap horor kearah Saga yang tertidur, "Tidak-tidak-tidak, menjijikkan!" Tubuhnya terasa merinding saat opini liar itu terlintas dalam otak kecilnya.


Biar saja Saga tidak masuk kuliah, toh ia tidak ada kaitannya jika Saga sampai diskors oleh dosen pembimbingnya. Tiba-tiba sebuah benda di dalam sakunya bergetar, seseorang berusaha menghubunginya. Juan merogoh saku celana trainingnya untuk mengecek benda pipih itu. Nama "Ibu" tercantum sebagai pemanggil, Juan menggeser tombol hijau di ponsel itu ke arah kanan dan menempelkan ponselnya ke daun telinga kanannya.


"Selamat pagi Bu, ada apa menelpon Juan di pagi hari? Ibu perlu sesuatu?" Tanya Juan dengan suara lemah lembut.


"Tidak putraku, ibu hanya ingin tahu apa putra ibu sudah bangun atau belum.." suara lembut mendayu itu mampu menenangkan Juan yang sedari tadi membara akibat tersulut oleh emosinya kepada Saga.


"Tentu saja Juan selalu bangun pagi-pagi Bu, tapi Saga ugh!! Dia masih tidur dengan santainya, padahal ini hari pertamaku masuk ke tempat kuliah yang baru." Tidak ada pilihan lain bagi Juan untuk menyalurkan kekesalannya selain mengadu kepada ibunya. Di seberang telpon, Clastia hanya tertawa mendengar kekesalan Juan. Saga benar-benar mampu mengubah sifat Juan yang semula pasif menjadi aktif dan agresif.


"Walaupun kamu kesal dengan Saga, kamu tidak boleh berlaku kasar padanya. Ingat kamu lebih tua setahun dengannya, kamu sekarang memiliki peran sebagai seorang kakak. Jadi kamu harus menjadi role model yang baik untuk adikmu, ya.."


Andaikan ibu tahu apa yang sudah ia lakukan padaku, dunia benar-benar tidak adil Batin Juan kesal.


"Baiklah Bu, kalau itu mau ibu. Juan akan melaksanakan nasihat ibu dengan baik, Juan tutup dulu. Semoga hari ibu menyenangkan."


Tut!


"Hah...." Juan kembali menatap ke arah Saga yang basah kuyub akibat guyurannya tadi. Ia mengacak rambutnya dengan frustasi, ia tak memiliki pilihan lain selain mempraktekkan metode membangunkan "putri tidur".


Juan mendekatkan tubuhnya ke tepi ranjang dimana Saga sedang tertidur. Ia duduk di tepi ranjang. Rasa gugup menyelimutinya, ia mencoba mendekatkan wajahnya ke wajah Saga yang tengah terlelap. Cepat-cepat ia menjauhkan wajahnya dan duduk memunggungi Saga, entah mengapa kepribadiannya mulai berubah.

My Beloved Step Brother by @SagitaRea1234 × @ReyKlvn_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang