what's meant for you will always find its way to you. zhiguang sudah sering mendengar kata-kata ini, entah diucapkan oleh xiao zhan, yibo, atau papanya yang memang bandar kata-kata mutiara, dan bahkan beberapa kali ia menemukan kalimat itu di media sosial. ia awalnya tidak ingin memercayainya, karena menurut logikanya, arti dari kalimat itu sama sekali tidak mencerminkan bagaimana dunia dan segala isinya berputar.
setidaknya begitu yang ia pikirkan, entah opininya terlalu puitis, ia tidak peduli.
teman-teman sepermotorannya mengatakan bahwa ia terlahir dengan bakat bermain di arena balap, tetapi ia menyangkal, yang ia tahu adalah keisengannya, sewaktu tahun terakhir sekolah menengah pertama, menonton saluran televisi yang menayangkan acara balap motorlah yang membuatnya berambisi dan menyukai dunia balap motor, dan setelah lebih dari lima-enam kali keluar-masuk rumah sakit akibat cederalah yang membuatnya mendapat julukan raja arena balap II.
zhiguang tidak semata-mata berhasil menjadi pemenang hanya karena ia berbakat, tetapi ia berlatih dan bermain sampai merasa puas dengan performanya, sampai hal itu menjadi apa dikatakan oleh orang-orang di sekitarnya—bahwa ia terlahir berbakat dan kejuaraan di arena balap akan selalu menjadi miliknya sekalipun ia tidak bermain dalam kondisi terbaik.
kini, ketika memikirkannya kembali, ia benar-benar menentang kata-kata bijak tersebut, menolak percaya, terutama ketika mendapati bahwa apa yang dicari-carinya seminggu belakangan ini tak kunjung ia temukan, juga tidak kunjung datang padanya.
huang junjie. menyebut nama itu dalam hati saja sudah membuat zhiguang tak bisa menahan lekukan di bibirnya, tetapi lagi-lagi, hari yang ke sekian, ia harus menelan kekecewaannya ketika mendapati gedung teknik informatika tidak menunjukkan tanda-tanda kehadiran sosok yang sangat ingin ditemuinya. kakak tingkatnya itu bagaikan hilang ditelan bumi sejak terakhir kali ia mengiriminya chat melalui aplikasi obster. seakan tidak ditakdirkan untuknya. kakinya sudah terasa akan putus mengelilingi koridor pada setiap lantai di gedung bertingkat delapan itu, sayangnya nihil, ia tidak mendapatkan apa-apa selain tatapan tajam xiao zhan yang sudah muak melihat tingkahnya.
"bisa nggak sih sekali aja jangan bikin gue capek lihat kelakuan lo yang kayak gini?" xiao zhan menghela napas kesal, ekspresinya benar-benar masam seolah baru saja meminum segelas utuh perasan lemon, dan hanya tuhan yang tahu betapa muaknya ia dengan tingkah pemuda itu sampai-sampai ingin rasanya menyeretnya keluar dari pandangan mata. "toh ini bukan pertama kalinya, 'kan? mending fokus buat ujian."
suasana kantin gedung TI yang semakin sepi karena jam makan siang hampir berakhir, ditambah keluhan xiao zhan yang terdengar tidak enak di telinga, beriringan dengan tatapan sinis yibo di sebelahnya membuat zhiguang semakin nelangsa. bibirnya cemberut ketika berujar dengan nada sarkas, "bawa kak junjie ke sini dulu biar gue nggak bertingkah dan bisa fokus ujian."
xiao zhan memutar bola matanya, tak habis pikir, kemudian menyedot jus anggurnya dengan geram tertahan. sebagai orang yang sudah mengenal zhiguang dari zaman mereka masih anak-anak yang suka memanjat pohon mangga di halaman rumah sampai akhirnya menginjakkan kaki di dunia perkuliahan, ini sesungguhnya bukan kali pertama ia dihadapkan dengan tingkah menye-menye bocah bermarga xia itu. sikapnya menjadi menyebalkan ketika sedang menyukai atau naksir seseorang, dan menjadi dua kali lipat lebih menyebalkan ketika dalam hubungan dengan seseorang, tetapi puncaknya adalah saat-saat seperti ini; menjadi tiga kali lipat jauh lebih menyebalkan ketika seseorang yang disukainya tidak menunjukkan tanda-tanda suka yang mutual—bahkan menghilang dari dunianya dalam sekedip mata.
xiao zhan mulanya memahami dan memvalidasi rasa frustrasi anak itu, tetapi begitu sampai pada titik ini, di mana ia seharusnya belajar dan mencari ide untuk ujian praktik malah menidurkan kepalanya di meja dengan wajah cemberut——seperti hari-hari sebelumnya, xiao zhan sama sekali tidak dapat menoleransinya lebih jauh. oleh karena itu, ia segera menghabiskan sisa jus anggur kotaknya, lalu bangkit dari kursi dan menggendong salah satu tali ranselnya. "bodo amat ya, gue udah muak dan masih ada kelas. cabut dah." setelah mengatakannya, ia pergi begitu saja—meninggalkan zhiguang yang semakin nelangsa dan yibo yang berdecak jengkel.
KAMU SEDANG MEMBACA
little did he know │【xia zhiguang x huang junjie 光捷】
Fanfictionzhiguang tidak bisa menahan senyum ketika akhirnya mendapatkan userID kakak tingkat yang sudah diincarnya sejak awal mula memasuki perkuliahan, dan tanpa pikir panjang langsung mengirimi chat. * please read these notes before reading! ★ xia zhiguang...