13. good luck, guang.

270 43 3
                                    

"jadi... di sini sirkuit balapnya?"

junjie memandang gapura tinggi yang menaungi pintu masuk di hadapannya. setelah perjalanan memabukkan kurang lebih lima puluh menit menggunakan bus, yang dipandu oleh pengpeng, menuju lokasi arena balap yang dikirim zhiguang kemarin, akhirnya junjie menyaksikan pemandangan yang terbilang baru baginya. tidak ada kalimat selamat datang yang tertulis di gapura tersebut, melainkan spanduk-spanduk nama perusahaan dan produk yang junjie sendiri tidak terlalu familier, tetapi bisa dipastikan nama-nama itu adalah sponsor dari perlombaan ini.

pengpeng di sampingnya, sambil melipat tangan di dada, menceletuk dengan bangga, "keren, 'kan? bagian luarnya aja udah wow gini, belum lagi bagian dalam, lo bakal kagum ternganga-nganga, sih."

junjie mengangguk setuju, "iya, keren."

sabtu itu cerah, pukul sepuluh lewat lima, dan matahari menyembul sempurna dan sesekali bersembunyi di antara awan-awan yang berarak, sementara lokasi sirkuit itu pun sudah diramaikan oleh orang-orang yang berturut-turut masuk untuk menonton. ada badge yang terkalung di masing-masing leher orang yang memasuki arena, tak terkecuali junjie dan pengpeng. kedua badge tersebut berasal dari zhiguang, tepat ketika pemuda itu mampir ke asrama kemarin, junjie menemukannya di dalam paperbag bersama dengan sebuah kotak panjang dan berat.

junjie belum membuka kotak tersebut sampai sekarang untuk alasan: ia terlebih dahulu terdistraksi oleh dua buah badge itu, yang merupakan tiket masuk menonton pertandingan balap, sehingga menyimpan rasa penasarannya terhadap isi kotak untuk sementara waktu. selain itu, junjie masih merasa dirinya sedikit kurang pantas menerima pemberian zhiguang untuk alasan yang sulit dijelaskan――mungkin karena tampilan kotak itu terlihat mewah, jadi bisa dipastikan isinya bukan sekadar syal musim dingin yang dibeli di pasar malam atau buku pintar coding yang tebalnya setara dengan kitab.

adapun kala melihat tiket itu berjumlah dua, junjie merasa bahwa zhiguang bukan hanya anak yang tulus dalam berteman melainkan juga sangat pengertian. junjie menolak tawarannya untuk dijemput ke arena balap waktu itu, mengatakan bahwa ia akan pergi bersama seorang temannya, dan zhiguang menghargai keputusannya bahkan meletakkan satu tiket masuk untuk temannya itu. andaikan zhiguang hanya meletakkan satu tiket untuk dirinya, pengpeng mungkin akan berakhir duduk mengemis di pintu masuk. junjie tidak tega membayangkannya.

"yuk, kita lihat siapa jagoan yang bakal menang hari ini." pengpeng mengambil kacamata hitam yang tergantung di leher kaosnya, mengenakan kacamata itu sembari tersenyum lebar percaya diri seperti sedang memainkan peran seorang senior balap motor yang ingin meninjau kompetensi pembalap-pembalap amatir kelas bawah, lantas membawa junjie masuk ke bagian dalam arena.

sebelum benar-benar masuk ke sirkuit, mereka terlebih dahulu memindai badge tiket di sebuah mesin scanner yang dijaga oleh seorang security. junjie menjadi yakin pengalaman menonton lomba balap yang ilegal tentu tidak seketat peraturan untuk lomba balap legal yang dikelola langsung oleh pihak-pihak resmi kampus. pengpeng juga sempat bercerita bahwa sirkuit untuk balap ilegal biasanya diadakan jauh di pinggir kota, tepatnya di daerah pabrik, atau tak jarang juga dilakukan di jalan-jalan besar kota yang jarang terkena macet――tetapi biasanya ini dilakukan oleh pembalap-pembalap liar yang sudah bebal dan tak bosan keluar-masuk kantor polisi akibat tindakan mengganggu keamanan lalu lintas.

sirkuit itu benar-benar luas, lebih luas dari yang junjie bayangkan. jika dilihat sekilas, jalur balapnya berbentuk melingkar dan berkelok-kelok, tetapi junjie yakin jalur sirkuit itu tidak sesederhana yang bisa dipandang oleh mata; entah berapa mil jarak lintasan awal dengan lintasan akhir, berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pertandingan, atau berapa putaran yang akan ditempuh para pembalap untuk sampai ke garis finish. junjie sendiri sadar pengetahuannya tentang balap motor tidak seluas ketika memainkan game balap di komputer atau ponselnya, tetapi ia sudah bertekat untuk mendukung zhiguang dan memenuhi janjinya apabila pemuda itu memenangkan posisi pertama.

little did he know │【xia zhiguang x huang junjie 光捷】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang