12. aku wangi, 'kan?

312 49 5
                                    

junjie belum sepenuhnya menghitung secara tepat, tetapi ada satu dan dua hal yang bertambah pada rutinitasnya sehari-hari dalam beberapa hari belakangan ini. ia menyukai minggu-minggu tenang dan damainya; begitu mengumpulkan project ujian, hal terakhir yang bisa dilakukan adalah bersenang-senang――dalam artian di mana ia bisa tidur lebih larut, bangun lebih siang, mengeksplorasi game baru, beberapa kali bermain basket dengan pengpeng dan kenalan-kenalan dari sobatnya itu di lapangan kampus. sementara rutinitas baru yang bertambah itu adalah komunikasinya dengan zhiguang yang semakin hari terasa semakin akrab.

membalas pesan-pesan dan menjawab telepon dari zhiguang menjadi suatu kebiasaan baru. entah sejak kapan, tetapi junjie mulai terbiasa dan menikmati keakraban mereka berdua, terlebih karena didukung fakta bahwa anak itu memang sebaik dan setulus yang ia bayangkan.

pagi itu, hari jumat, tepat satu hari sebelum pertandingan balap motor zhiguang diadakan, dan jam beker di atas meja kamar junjie menunjuk ke pukul sepuluh lewat sembilan menit ketika mendengar ponselnya berdering. junjie baru saja bangun dari tidur nyenyaknya dan masih termenung di tempat tidur menatap ke jendela――kebiasaannya sejak kecil yang tak bisa dicegah, lantas mengulurkan tangan untuk meraih benda itu. ia tak perlu menebak siapa sang penelepon, tetapi bibirnya mengembangkan senyum secara otomatis.

supaya kak junjie nggak capek ngetik, kata zhiguang ketika junjie menanyakan apa alasannya suka bertelepon, aku juga pernah bilang kan suara kakak lembut, tambahnya kemudian yang membuat junjie tiba-tiba terpikir bahwa itu adalah pengalaman baru, yang sangat baru, dalam hal pertemanan dan sosialisasi baginya sejauh ini.

nama guang-guang terpampang di layar dan junjie pun menekan tombol hijau.

"kak junjie," sapa zhiguang dengan suara yang terdengar jernih dan riang.

"halo, guang." junjie bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju jendela, menyahut dengan sapaan hangat, tangannya yang bebas menarik gorden, membiarkan cahaya matahari masuk melalui jendela kaca. "kenapa telepon lagi sekarang, sepagi ini? padahal tadi malem ngobrolnya udah lama banget, lho. lo nggak capek denger gue ngomong terus?"

ada suara tawa kecil dari ujung, dan alih-alih menjawab alasan ia menelepon pada pagi itu, zhiguang justru bertanya, "kakak baru bangun?"

"iya, baru bangun. pasti lo juga baru bangun..., 'kan?"

"coba kakak tebak."

junjie mengerutkan dahi, menerka-nerka beberapa detik sebelum memutuskan, "um... kayaknya bukan, lo pasti udah siap-siap. besok hari penting buat lo."

hening. junjie sudah menduga hal ini, di sela-sela telepon mereka biasanya zhiguang tiba-tiba diam, dan junjie sendiri pun tidak memiliki cukup banyak topik untuk menyambung percakapan mereka. namun, tadi malam zhiguang tampaknya tidak kehabisan topik sama sekali untuk dibahas, jadi junjie meladeninya sampai larut sambil bermain game puzzle di komputernya.

beberapa hal yang junjie ingat tentang perbincangan mereka adalah mulai dari zhiguang bercerita terkait orangtuanya yang belum kunjung pulang ke rumah dari trip pekerjaan di luar kota――membuat ia semakin rindu dengan xingxing, lalu bertanya tentang teman dari teman junjie yang menyukai motor itu; dan ketika junjie menyebutkan nama hongyi yang merupakan teman dari pengpeng itu, ternyata zhiguang samar-samar mengenalnya dan mereka pernah beberapa kali bertemu di arena balap motor tetapi belum pernah bertanding sebagai lawan.

zhiguang juga bercerita tentang xiao zhan dan yibo yang belakangan ini jarang menghubunginya kecuali berhubungan  dengan tanding balap――ia berbicara dengan nada mencibir menyebutkan bahwa dua sejoli itu pasti sedang asyik dengan dunia mereka sendiri. pembicaraan ini juga yang membuat junjie akhirnya tahu bahwa xiao zhan dan yibo ternyata memiliki hubungan yang lebih dari sekadar teman dekat. junjie pernah, entah sudah berapa kali, melihat xiao zhan dan yibo di gedung TI; entah di kantin, perpustakaan, discussion hall, atau di taman, dan berpikir bahwa dua orang itu memiliki pertemanan yang unik dan tampak tak terpisahkan kendati berasal dari jurusan yang berbeda total: xiao zhan dari teknik informatika dan yibo dari ilmu hukum.

little did he know │【xia zhiguang x huang junjie 光捷】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang