New York, 20 April 2002.
"Apakah kau segitu sukanya dengan minuman buatanku, pak?" seorang bartender bertanya kepada pria yang sedang mabuk karena wiski miliknya.
Pria yang mabuk itu mencoba untuk tetap bertahan sadar. "Ya... Wiski buatanmu akan selalu baik, Blake." Pria itu bersendawa terus menerus dan mukanya semakin merah.
Blake membalas hal itu hanya dengan tawa kecilnya. "Kau sungguh payah." ia mengambil gelas kosong di depan pria itu, "aku tidak pernah membayangkan orang sepertimu akan mabuk hanya dengan wiskiku."
"Berhentilah mengejekku, sialan. Cepatlah, berikan aku satu gelas lagi wiski bourbon. Kau tahu, aku sungguh mencintai yang itu." Pria itu menyandarkan wajahnya di bar counter.
"Hmm... Bourbon lagi? Baiklah... Namun, apakah kamu yakin kamu ingin satu gelas lagi." Blake berbalik badan, ia mengambil wiski bourbon di rak wiski belakangnya. Ia membuka tutup wiskinya dan sudah siap menuangkan satu gelas lagi untuk tamu tercintanya.
"Ya, tentu saja..." balas singkat oleh Pria yang sudah mungkin dapat dibilang berada di ambang mabuk dan kewarasan.
"Baiklah..." Blake menuangkan wiski tersebut ke dalam gelas kosong di depan pria itu. "Namun, kau tahu, kau tidak bisa mabuk jika kamu ingin kembali berjudi dengan mereka, 'kan?" Blake menutup wiski itu kembali dan meletakannya ke dalam rak.
Pria itu mengambil gelas yang sudah berisi bourbon dan menyesapnya perlahan. "Ah? Bermain dengan pria tua yang ketagihan judi itu?" Pria itu menunjuk ke pria-pria tua yang berkumpul di meja porker di belakangnya.
"Tentu saja. Ya, mereka memang petua judi, namun..." Blake memberikan senyum yang mengembang.
"Namun, tentu saja aku lah yang akan menang, betul?" Dia langsung menegak habis segelas itu tanpa ragu dan menghantamkan gelas tersebut dengan keras ke meja.
Senyum Blake semakin lebar, dia tahu betul bagaimana karakter sang Pria tersebut. "Ya, aku baru saja ingin mengatakan hal tersebut."
Blake kemudian meraba-raba kantung celananya. "Aku ada 1 chip untukmu." Tangan kananya melempar koin tersebut tepat masuk ke dalam gelas wiski pria itu. "Kalau begitu, buatlah 1 chip 2.5 dolar-ku itu menjadi..." Blake termenung sebentar, "10.000 dolar."
Pria tersebut tertawa saat mendengar permintaan gila Blake. "Ahaha! Kau selalu saja menarik Blake! Biarkan dewa keberuntungan ini memperlihatmu caranya!" Pria itu berdiri dari kursinya dan menggengam erat chip $2.5 itu.
Kekehan kecil keluar dari mulut Blake. "Aku akan mendukungmu, dewa keberuntungan, Adam."
Adam pun meninggalkan bar counter Blake dan berjalan menghampiri meja poker yang dipenuhi oleh pria tua yang hobi berjudi dan pulang dengan dompet kosong.
Adam memiliki julukan sebagai dewa keberuntungan, karena setiap ia bermain di casino, dia tidak akan mungkin kalah, satu kali pun. Keberuntungan akan selalu berada di sisinya, hal itu lah yang membuat orang lain percaya bahwa dia adalah titisan dari dewa keberuntungan.
Namun tentu saja, pesulap akan selalu menyembunyikan emosinya di balik topengnya, 'kan? Karena itulah Adam selalu memenangkan permainan casino, karena ia selalu memakai yang namanya "poker face."
52 kartu poker keluar dari saku jas Adam, ia menghampiri sang dealer dari permainan itu. Ia merangkul pundaknya dari belakang. "Hey pak! Aku sudah lama tidak bermain lagi, aku boleh ikut?"
Jantung dealer itu melompat kaget saat dikagetkan oleh Adam. "Ya Tuhan, kamu hobi sekali mengagetkan aku, ya? Ya sudah, duduk saja. Kita baru akan mulai lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
King Game
Mystery / ThrillerNote: -Hiatus- Sebuah permainan yang begitu gila diadakan di SMA Velocity. Permainan yang melibatkan seluruh murid terperangkap di dalam sekolah selama 30 hari. Loki, seorang anak ajaib yang memiliki bakat dedukasi, sulap, dan berjudi dari kedua or...