Chapter 5 - The King of Heart and The King With No Crown

42 27 12
                                    

Di malam yang kelam, sang burung hantu terbangun. Di pagi hari yang indah, sang burung hantu tertidur.

Kesunyian malam menyelimuti Loki, kedinginan malam berbisik kepada Loki. Ketika malam tiba, Loki terbangun hanya untuk memangsa.

Loki melihat ke sekelilingnya, memastikan tidak ada siapapun yang bangun, memastikan semuanya tertidur. "Seharusnya sudah aman, malam sudah menunjukkan pukul 23:00." Gumamnya.

Di tengah malam itu Loki beranjak dari lantai, berjalan perlahan menuju pintu kelas. Dengan menggunakan HP-nya, Loki membuka pintu kelas yang terkunci. Dia menoleh ke belakang sekali lagi untuk memastikan tidak ada yang mengikutinya.

Ketika sudah merasa aman Loki berlari menyusuri koridor. Otaknya sekarang bekerja 100%, mengingat segala letak sekolah ini, di cahaya rembulan malam Loki berlari menyusuri lorong.

Namun, tentu saja kehadirannya akan diawasi oleh cctv yang akan selalu berjaga. Penglihatan Loki berfungsi dengan sepenuhnya karena beberapa lampu koridor kelas tidak dimatikan.

Rencana Loki adalah untuk mencari tahu siapa murder dari kelasnya, dengan cara melarikan diri keluar kelas sendirian. Tentu saja, aksinya ini akan dilirik oleh setidaknya 1 murder.

"Di kelas itu tidak ada yang bisa diharapkan! Aku harus mengungkapkan siapa murder sesungguhnya! Jika rencanaku berhasil! Maka, seharusnya ada 1 orang yang masih terjaga di malam itu!" Gumam Loki.

Semakin Loki berlari, semakin terengah-engah dirinya. Loki melihat jam, 23:05. Sudah 5 menit Loki berlari terus menerus tanpa berhenti menyusuri lorong hanya untuk mencari 1 ruangan.

"Sial! Di mana ruangan itu sebenarnya!" Ucapnya pelan.

Loki sudah mengelilingi sekolah ini 2 kali, dan dirinya masih belum menemukan ruangan itu. Hingga, dia sampai di lantai 3. Walau gelap dan hanya disinari oleh cahaya rembulan di luar jendela kaca yang besar, Loki dapat melihat 1 tulisan di depan ruangan yang terkunci.

"Ruangan Perlengkapan." Membaca itu Loki tersenyum lebar sekali.

Di kelengangan lorong itu, Loki tertawa sendiri. "Haah... Mari kita lihat."

Loki perlahan mematahkan kunci ruangan itu dan masuk ke dalam ruangan hanya untuk melihat 1 fakta yang mengejutkan. Jika di dalam ruangan perlengkapan tertata rapih apapun itu, dari meja, kursi, hingga senjata tajam, maka benda apakah yang tidak tertata rapih?

Pisau? Meja? Kursi? Tiang? Lampu? Tirai? Maka.... Jawabannya adalah pisau.

Terdapat 1 deret pisau yang tertata rapih di atas rak, namun, terdapat 1 buah tempat yang kekurangan 1 pisau. Ya, hanya ada 1 kemungkinan. Pisau tersebut telah diambil entah untuk apa.

"Sial... Aku terlambat." Loki menyeringai. "Aku tahu kamu ada di situ. Keluarlah saja." Loki berjalan masuk ke dalam ruang itu. Perlahan dia mengambil sebuah pisau dapur.

Suasana ruangan menjadi dingin dan hening. Saking tenangnya bahkan sampai Loki dapat mendengar dengan jelas detak jantungnya.

Namun, Loki merasakan sebuah hawa kehadiran yang sedari tadi menatapnya dari belakang. Ketika lampu ruangan itu dan koridor nyala redup, Loki mendengar sebuah bunyi yang aneh.

Ketika bunyi itu terdengar ke telinga Loki, semuanya sudah terlambat. Lampu seketika mati, entah bagaimana caranya.

"Sial! Dia gila!" Loki berbalik badan dan memegang erat pisaunya.

Untuk mematikan listrik hanya dapat menggunakan dengan 2 cara, matikan secara langsung di pusatnya, atau matikan secara paksa. "Orang itu! Kemarilah!" seru Loki.

Di ruangan yang gelap itu terdengar langkah kaki yang pelan namun menghampiri Loki. Dengan sinar rembulan terlihat pantulan bilah besi di lengan kiri orang itu. Ketika orang itu sudah masuk ke bawa sinar rembulan terlihatlah penampilannya.

King GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang