Chapter 4 - Innocent & Chaos

43 31 11
                                    

1 jam telah berlalu semenjak kepergian Michael dan Lucas. Suasana kelas yang tadinya begitu kacau sudah mulai tentram kembali berkat Kai dan Alexader yang mencoba untuk membuat kelas menjadi damai.

Namun tetap saja, setiap kekacauan akan ada penyebabnya. 

Lucia, membuat permasalahan baru. "Sudah cukup! Bukankah sudah jelas! Masing-masing dari kita ada sang pembunuh itu! Mereka tadi tidak menjelaskan ada berapa orang yang mendapatkan peran murder, bukan?!" Lucia berdiri dari tempat duduknya karena sudah tidak tahan.

"Kalau begitu lebih baik kita menjaga diri dan bergabung dengan orang-orang yang kita percayai saja!"

Loki pun tidak peduli dengan omong kosong itu, di situasi yang sekarang yang terpenting adalah mendinginkan kepala. "Charlotte, menurutmu apa maksud dari permainan ini?"

"Entahlah? Aku tidak begitu mengerti sejujurnya." Charlotte menggelengkan kepalanya. "Lagi pula, aku tidak mendapatkan peran yang penting."

Pupil mata Loki membesar, ia menyadari satu hal. Loki pun menyeringai licik. "Jadi begitu... Kalau begitu... Seharusnya ada 1 peran lagi, mereka hanya menyebutkan 5 dari  6 peran yang tersedia, bukan?"

"Ah iya! Aku sampai tidak sadar karena kacau sekali tadi!" Charlotte pun juga baru sadar. Seperti dugaan Loki, semuanya tidak ada yang dapat dia andalkan.

"Kalau begitu aku harus cek satu hal."  gumamnya pelan. "Charlotte, aku harus cek sesuatu dulu." Dia pun langsung bergegas menuju pintu keluar kelas.

Ketika Loki membuka pintu tersebut, muncul di gelangnya tulisan "5 menit". Itu adalah batas waktu dia bisa keluar kelas.

Loki pun langsung berlari menyusuri seluruh koridor sekolah ini, menghafal setiap sudut-sudut sekolah, dan menghafal tata letak bangunan. "Mereka semua bodoh! Bukannya mengungkapkan identitas sang pembunuh malah diam saja! Malam ini! Aku yang akan mengungkapkan identitas sang pembunuh."

Selama 1 jam berlangsung itu, Loki sudah mempersiapkan rencananya. Ia harus mencari tahu siapa pembunuh dan raja. Hal itu sudah jelas. Jika harus, Loki dapat berpura-pura menjadi mereka.

1 menit tersisa, Loki masih harus menghafal seluruh tata letak bangunan ini, jika tidak, maka rencananya akan sia-sia. "Aku harus lebih cepat!"

Ketika waktu tersisa 2 detik, Loki sampai di kelas dengan tepat waktu, ia mengelap keringatnya dan baru sadar 1 hal. Seluruh kelas sudah menjadi berubah.

Seperti sudah terciptaa fraksi selama ia 5 menit pergi menjelajahi sekolah. Kelas menjadi 4 bagian, karena terpecahnya rasa kepercayaan sesama teman. 

Loki menghampiri Charlotte yang sendirian masih duduk di kursinya. "Charlotte." sahutnya.

Charlotte melepaskan earphone-nya lalu menatap Loki. "Iya, kenapa?"

"Hmm... Sepertinya kita harus melewati permainan ini secara sendirian. Maksudku, lihat saja seluruh 12 orang di kelas ini. Semuanya saling tidak percaya satu sama lain."

"Eh... Kau ada benarnya, sih. Lagi pula, memangnya kamu percaya sama yang lain?" Charlotte tertawa pelan, ia menutup mulutnya. Karena Charlotte sudah sadar bahwa Loki tidak percaya siapapun pula.

"Ugh..." Loki menggaruk kepalanya. "Kamu tidak salah soal itu."

"Oh ya, kamu sudah dapat beberapa informasi tentang permainan ini??"

"Iyaa, beberapa. Aku hanya menguping pembicaraan mereka semua. Loki, tadi kamu ngapain keluar kelas?"

"Tadi? Aku... Hanya keliling saja?"

"Keliling?" Tanya Charlotte penasaran.

"Ya, hanya keliling. Aku lelah dengan suasana kelas yang kacau, sejujurnya." Jawab Loki dengan bohong. Ia tidak dapat membocorkan apapun rencananya kepada semua orang termasuk Charlotte, satu-satunya rekan yang dapat ia percaya sekarang.

King GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang