Chapter 7 - Korban Pertama

46 30 5
                                    

"Aku ucapkan terimakasih kepadamu, Clover." Loki mengangkat tangannya ke atas dan tersenyum.

"Aku tidak perlu ucapan itu. Lagi pula, bagaimana kau bisa tahu aku adalah Clover? Bukankah masih ada Heart, Diamond, dan Spade?" Seraphine perlahan berjala menghampiri Adam.

"Bagaimana caranya aku tahu? Kartu Clover memiliki makna keberuntungan. Ya... Aku sudah pernah bertemu dengan Heart sebelumnya." 

"Hah? Kau sudah bertemu dengan Heart?" dengan sigap Seraphine mengeluarkan buku saku di kantung roknya. "Dia seperti apa?!" Tanyanya tidak sabar.

"Dia parah sekali, psikopat berdarah dingin." Loki tidak sanggup membayangkannya lagi. "Dialah yang melukaiku separah itu semalam. Ya... Dia juga menyuruhku satu hal sih."

"Hmm? Ah, menyuruh kamu apa?"

"Dia menyuruhku-," Loki terdiam sebentar dan baru sadar ada hal yang  lebih penting ketimbang membahas tentang masalah dia harus berpura-pura menjadi seorang pembunuh. "Kok kamu tahu kedua orang tuaku? Aku sudah merahasiakan rahasia kedua orang tuaku. Termasuk Ayahku. Aku bahkan memakai nama palsu untuk memalsukan identitas kedua orang tuaku."

"Ah? Valerie dan Adam, ya? Tentu saja aku tahu, bodoh. Ayah dan Ibuku sering main kerumahmu dulu sekali saat kecil. Ya..." Seraphine menjelaskan kepada Loki. Walau, Loki tidak ingin pernah bertemu dengan Seraphine.

"Hah? Kalau mau bohong sama aku mending enggak usah deh, aku tahu kamu pasti bohong." jawab Loki acuh tak acuh.

"Bohong dari mananya....?" Seraphine menghela napas lelah dan baru ingat perkataan Ayahnya Loki dulu sekali saat mereka berdua masih SD. "Ayahmu selalu bilang, 'Loki sedang mencoba membaca buku detektif milik Valerie, katanya dia akan mengalahkan kepintaran ibunya.' begitu terus hingga aku bosan."

"Ah..." Loki menggaruk kepalanya dan sadar. Ya, memang dia yang dulu sering menghabiskan waktu di ruang perpustakaan milik keluarganya yang mungkin segede sekolah ini jika dibagi menjadi 2 bagian. "Kamu... Benar juga." Loki memalingkan wajahnya karena sedikit malu.

"Ya, bodoh. Makanya kamu tidak pernah bertemu denganku, walau aku sudah tahu wajahmu. Lagi pula... Itu tidak terlalu penting. Sekarang, aku ada tawaran menarik bagimu."

"Tawaran..?" Loki bertanya serius.

Seraphine memberikan Loki seringai di raut wajahnya sebelum menutup matanya dan bersandar ke dinding toilet. "Berkerja samalah denganku, kau akan menjadi incaran  3  raja lainnya. Asal kau tahu, aku tidak peduli menjadi raja di permainan ini."

"Berkeja sama, untuk apa? Aku bisa melakukan segala hal sendirian, tanpa perlu bantuan dari ilmuan jenius sepertimu pun." Jawab Loki singkat.

Ini bukan tentang kemampuan Loki yang memumpuni atau tidak, melainkan tentang harga dirinya. Terlahir sebagai yang terbaik membuat sebuah pertahanan bodoh yang disebut harga diri tinggi yang membuatnya menjadi selalu menolak pertolongan dari siapapun dan tidak menerima kekalahan.

"Kalau gitu, apa yang Heart suruh kepadamu?" pertanyaan Seraphine begitu tajam kepada Loki.

"Dia... Menyuruhkku untuk berpura-pura menjadi seorang pembunuh. Walau dia seorang psikopat tapi dia menyuruhku menggantikan perannya. Sebenarnya cukup aneh, namun aku tidak menemukan sebuah clue apapun mengenai hal itu..." Loki menjelaskan secara rinci. 

Seraphine tersenyum mendengar itu. "Bukankah sudah jelas? Kau tidak mungkin melakukan itu sendirian, aku bisa membantumu. Aku dapat menjamin satu hal."

"Menjamin?" belum Loki selesai berbicara, dirinya ditarik mendekati Seraphine.

Kemudian Seraphine membisikkan kepada Loki sebuah kalimat yang jelas dapat membuat semua rencana Loki menjadi sempurna, kalimat yang dapat membuatnya terbantu dalam banyak hal, dan kalimat yang jelas sekali dapat membuat Loki senang.

King GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang