Delapan

122 22 10
                                    

Selamat datang, ya!

****


Siang itu. Ketiga remaja laki-laki itu duduk di bangku dipan di depan toko. Mereka sedang menunggu Ramyeon yang tengah di masak itu matang.

"Hei. Syukurlah. Kamu baik-baik saja. Bagaimana jika kamu tidak berhasil selamat? Organ mu akan di ambil." ucap Han Gyumin.

"Untung saja kalian berdua datang. Jika tidak aku mungkin akan mati." ucap Lex.

Han Gyumin sangat lapar saat ini. Remaja laki-laki itu sudah tidak sabar ingin memasukan sumpit yang sudah dirinya pegang sedari tadi ke panci ramyeon.

Namun, dihalangi oleh Lex.

"Bisakah kamu tunggu sebentar? Ini belum matang."

"Hei! Aku suka setengah matang. Terlalu matang itu tidak enak, teksturnya sangat tidak enak."

"Namun, itu yang di atur oleh perusahaan ramyeon ini. Pasti ada alasannya, 'bukan?"

Keduanya berdebat.
Sedangkan Hwang Zayyan tengah berpikir keras. Dirinya tidak tau bahwa ayahnya sempat akan di culik di masa lalu.

"Lex."

Tiba-tiba Zayyan bersuara.

"Maaf, ya. Karena aku hampir membuat mu di culik." ujar Hwang Zayyan.

"Kenapa kamu minta maaf? Itu bukan kesalahan kamu. Aku sangat berterima kasih, karena kamu datang dengan sangat cepat."

Lex membuka penutup panci itu. Dengan cepat Gyumin mengambilnya dan memakannya.

"Omong-omong, kemampuan beladiri mu bagus juga. Bagaimana jika kamu mengajari kami berdua?" ujar Han Gyumin. Remaja laki-laki itu bersuara sembari sibuk mengunyah.

"Aku akan mengajarinya. Bela diri itu sangat penting." Remaja laki-laki itu dapat melakukan beladiri karena dirinya mengikuti ekstrakulikuler bela diri di sekolahnya dan juga remaja laki-laki itu mengikuti kelas pelatihan untuk menjadi statement yang menjadi karakter pengantin tokoh utama dalam film laga.

"Sekarang kamu harus memakannya. Kamu belum sempat sarapan."

Mereka memakan ramyeon instan itu, bersama dengan Kimchi.

Han Gyumin yang sangat banyak bicara itu mencoba untuk terus bersuara.

"Ibumu pergi ke rumah sakit, ya?" tanya Han Gyumin.

Kalimat itu membuat Zayyan terkejut. "Secepat itu terdeteksi?" ucapan Zayyan membuat Lex dan Gyumin bingung.

"Apa maksud mu? Terdeteksi?"

"Ah, itu. Tidak apa-apa." Zayyan sekali lagi akan terkena masalah.

"Kakakmu tidak kunjung sadar? Dia harus sadar, 'bukan? Dengan begitu ibumu tidak akan terlihat semuram ini." ujar Han Gyumin.

"Kakak?" Hwang Zayyan tidak pernah tau, jika ayahnya memiliki kakak perempuan. Karena tidak ada foto ataupun cerita yang pernah dirinya dengar.

"Lex. Kamu punya kakak?"

Hwang Alex mengangguk. "Ya. Aku memiliki kakak perempuan, dia sudah berada di rumah sakit selama 6 bulan ini."

"Apa dia sakit?"

"Dia menjadi korban pelecehan dan kekerasan ketika baru pulang kuliah."

Kalimat itu membuat Hwang Zayyan terkejut. Remaja laki-laki itu menutup mulutnya.

"Bagaimana bisa? Lalu, pelakunya bagaimana?"

Hwang Alex nampak sedih.

"Sampai sekarang polisi masih belum dapat menemukan pelakunya." lanjut Han Gyumin.

Ayah, Maaf || Zayyan ft Lex [Revisi!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang