1

979 84 23
                                    

Kwakkk

Kwakk

Brrrr

Suara kicauan gagak bagai alunan musik sambutan yang meriah bagi mobil hitam yang baru saja memasuki sebuah gerbang.

Suara kicauan gagak bagai alunan musik sambutan yang meriah bagi mobil hitam yang baru saja memasuki sebuah gerbang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil itu berjalan memasuki gerbang, memarkirkannya di depan sebuah gedung besar yang tak jauh dari pandangan mata.

Mobil itu berjalan memasuki gerbang, memarkirkannya di depan sebuah gedung besar yang tak jauh dari pandangan mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukk

"Oh sayang.. Apa kau merindukan sekolah ini?" Tanya seorang wanita paruh baya yang mulai membuka pintu mobil memandangi pemandangan sekolah lamanya.

"Tentu saja Yessla.. Bagaimana aku bisa melupakan kenangan kita di sini Istriku tercinta" timpal seorang pria sambil merangkul pinggang ramping sang istri.

Chupp

Mencium bibir istrinya dengan mesra. "Oh sayang.. Kamu melakukannya lagi di depan anak-anak" peringat Yessla.

"Ah, itu karena aku selalu menginginkanmu.." puji pria itu mulai melepaskan rangkulannya.

"Cih.. Ayah kau terlihat menjijikan" ledek gadis kecil sambil mengemut sebuah es krim berwarna darah yang terlihat berantakan dibibirnya.

Gadis perawakan tinggi dengan pakaian dan jubah hitamnya hanya memutar matanya jengah.

"Sayang.. Ayo kita ke kepala sekolah.. Kita akan mendaftarkanmu" ajak Yessla.

"Oh apakah kau sangat merindukan kenangan kita cintaku Yessla" pujinya sambil terus merangkul pinggang Yessla, berjalan menuju gedung tinggi yang terlihat megah dan menyeramkan diwaktu bersamaan.

"Hentikan itu Arranza" peringat Yessla.

Arranza mengabaikannya, ia tetap merangkul posesif pinggang ramping istrinya.

***

Gadis berperawakan tinggi beserta gadis yang tadi memakan es krim berjalan di belakang orang tuanya, menuju ruang kepala sekolah.

Ia terus melirik ke kanan dan ke kiri, berharap ada seseorang yang dapat menarik perhatiannya.

Namun nyatanya nihil, semua orang membuatnya benar-benar muak hanya dengan melihatnya.

Golden HourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang