Langkah kaki 2 orang yang bersampingan, berjalan santai. Sampai..
"Hey.. Apa yang kalian lakukan? Apa kalian penyusup?" Tanya seseorang yang tentu membuat 2 orang di hadapannya ini menegang seketika.
Dengan tenang, salah satu dari mereka berbalik..
"Alice apa yang kamu lakukan?" Tanya Emilia menarik ujung baju lengan panjang milik Alice.
"Kami baru saja menyelesaikan tugas kami bersama Profesor tuan" sahut Alice.
Orang tadi mendekat, ia menilik ke arah keduanya.
"Benarkah? Aku baru melihat kalian di sini" ucapnya dengan nada intimidasi.
"Ah kami memang baru saja bekerja hari ini, menjadi asisten dari Profesor Hendrickson tuan" jawabnya lagi.
"Ah begitu, ya aku mendengarnya, dia memanggil orang lain untuk berjaga dengannya, baiklah, pulanglah sekarang, ini sudah larut, aku hanya sedang berpatroli malam, maafkan aku sudah mengganggu waktumu"
Alice hanya mengangguk, kemudian keduanya berlalu meninggalkan penjaga yang baru saja menginterogasinya.
"Kamu berani sekali Alice" puji Emilia.
"Kau harus belajar dariku" sahutnya sambil berjalan ke luar dengan tangannya yang digandeng Emilia sekarang.
"Tentu master, ajari aku apapun tentang dirimu, termasuk.. hatimu.." ia tersenyum, sambil menatap wajah Alice tanpa berkedip.
"Hentikan itu, kita masih di luar" peringatnya.
"Huh.. Dingin sekali.. Tidak cukup kah, udara saja yang dingin, kamu tidak usah ikut-ikutan.." gerutunya.
Alice hanya menarik senyumnya dibalik penutup kepalanya.
Mereka ke luar tanpa kecurigaan sama sekali.
Merasa sedikit jauh.. Mereka pun membuka ruang teleportasinya, untuk segera menuju kamar asramanya di Evermore.
Brukk
Emilia menjatuhkan tubuhnya di kasurnya.
"Ah, aku merindukan kasur ini, sudah beberapa hari ini, kasur ini kutinggalkan" monolognya.
Alice melepas jubahnya, meletakannya di gantungan miliknya. Dan mulai mendudukan dirinya di kasur miliknya.
"Alice..
Panggilan itu tidak mendapat jawaban, Emilia hanya menghela nafas lelah, ia pun bangun, dan berjalan menuju kasur Alice.
Brukk
"Apa yang kamu lakukan Emilia?!" Kaget Alice saat tubuhnya tiba-tiba ditimpa oleh tubuh Emilia di atasnya.
"Semenjak ke luar dari lab, kamu terus melamun, apa yang kamu pikirkan sayang?" Tanya Emilia sambil menenggelamkan kepalanya di leher Alice.
"Aku.. Hanya memikirkan, kepada siapa aku berguru.. Aku harus membantu Prof Hendrickson untuk membangkitkan Shandrea, agar dia kembali pada kepala sekolah kita"
"Aku punya teman yang bisa diandalkan untuk ramuan atau obat-obatan, karena ahli ramuan kelas alpha sedang bertugas bukan? Jadi kupikir temanku di kelas Omega akan membantu, Mereka sangat terkenal karena ke jeniusan mereka dalam membuat ramuan, jangan terlalu dipikirkan Alice, aku.. Aku akan selalu bersamamu.. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu" jelasnya sambil mendusel di leher Alice.
Alice mengangkat tangannya, meletakan tangannya di belakang kepala Emilia, sambil mengelusnya pelan.
"Terimakasih.. Emilia.." lembutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Hour
FantasyMenceritakan tentang perjalanan 2 insan yang berjuang untuk mencapai level Alpha di sekolah sihir Evermore. Namun.. sampai tujuan itu tercapai.. sesuatu yang tidak terduga terjadi. Penasaran? Just check it out. "Apa kau akan membunuhku?" _Fl "Kita l...