8

138 30 4
                                    

"Ngh.." lenguhan terdengar pelan dari gadis yang terlihat mau membuka matanya.

"Fre? Sudah bangun?" Tanya Florania.

"Flo? Apa yang terjadi? Kenapa aku tak mengingat apapun? Kenapa tiba-tiba..

"Shutt.. Tenanglah.. Aku sudah menyiapkan air hangat untuk perutmu" ucapnya sambil memeras handuk yang akan dijadikan perantara rasa hangat ke perut Freyella.

"Tolong buka baju bagian perutmu Freyella.." perintahnya, Freyella pun menurut, ia menyingkapkan baju area perutnya untuk diletakan handuk yang Florania sudah perat dengan air hangat.

"Awhh.. P-perih Flo.." lirihnya.

"Tahan ya.. Kau akan segera baikan" lembutnya sambil mengelus puncak kepalanya dengan senyuman hangat yang terukir diwajahnya.

"Kamu tidak marah Flo?" Tanya Freyella dengan wajahnya yang terlihat ragu untuk menanyakan hal tersebut.

"Marah? Kenapa aku harus marah?" Heran Florania.

"Eum.. Soal itu..

"Sudah, aku bilang lupakan, tentu saja aku tidak marah, kau bebas melakukan apapun padaku, bukankah kita teman?" Tanya Florania dengan wajahnya yang benar-benar terlihat polos sekarang.

"Lagipula, aku tidak terlalu mengerti arti ciuman itu, ini kali pertamaku ingin berteman dengan seseorang.. Dan tentu saja dengan malaikat mautku sendiri" Batin Florania sambil membalikan handuk, agar rasa hangatnya tetap tersalurkan.

"Apa kamu yang sudah menyelamatkanku Flo?" Tanyanya lagi. Tentu dibalas anggukan oleh Florania.

"Hm.. Lainkali tolong, biarkan saja mereka.. Jangan membahayakan dirimu sendiri, walaupun selama aku di sini tak ada yang bisa menyakitimu, tetap saja.. Kamu harus menjaga diri, jikalau suatu saat aku tidak lagi bersamamu" jelasnya.

"Apa maksudmu? Kau akan meninggalkanku?" Tanyanya lagi.

Florania yang tersadar akan ucapannya barusan pun menegang sejenak.

"Astaga.. Dasar bodoh" batinnya.

"Tidak, maksudku.. Aku kan tidak bisa selalu bersamamu setiap saat Freyella.. Aku mau kamu menjaga dirimu dengan baik.. Jikalau aku tidak sedang bersamamu" jelasnya.

Helaan nafas lega terdengar, Freyella tersenyum tipis sekarang. "Terimakasih ya.. Kamu selalu menyelamatkanku lagi dan lagi.. Maaf aku.. Hanya merepotkanmu" lirihnya.

Pelukan hangat Florania salurkan sekarang. "Tidak.. Aku tidak keberatan terus menjagamu.. Bahkan jika aku harus kehilangan nyawaku untuk melindungimu, aku akan melakukannya.. Hanya untukmu teman pertamaku" lembutnya sambil mengelus pelan surai hitam rambut pendek Freyella.

"Kau membuatku terharu Florania.." ucap Freyella. Florania memberikan jarak. Ia pun mengambil handuknya lagi untuk dimasukan ke dalam air hangat yang sudah ia siapkan di samping kasur. Memerat handuknya sebelum kembali diletakan diperut Freyella.

"Bagaimana? Apa masih terasa sakit?" Tanya Florania sambil meletakan handuknya diperut Freyella.

Freyella menggeleng, "baiklah.. Sebaiknya kamu istirahat saja ya.." titahnya, Freyella menurut, ia menarik selimutnya untuk menutup matanya.

"Nanti kalau handuknya dingin, kamu bisa simpan saja dinakas ya, atau kamu bisa memeratnya lagi" ucapnya.

"Iya Flo.. Ini juga sudah lebih baik.." Florania tersenyum, ia pun mendekat ke arah Freyella. Tentu membuat Freyella terdiam sekarang. Semakin dekat, semakin dekat.

Chupp

Kecupan dikening Freyella rasakan, ia pun membuka matanya sekarang menatap wajah Florania yang sangat amat dekat membuat jantungnya berpacu dengan cepat.

Golden HourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang