Harap bijak dalam membaca❤️🔥
⚠️Follow dulu sebelum membaca⚠️
Nour Aisyah Adzkiya, wanita sholehah berusia 26 tahun yang berprofesi sebagai dosen ini terpaksa menerima perjodohan dari orangtua angkatnya untuk menikah dengan anak mereka yang 4 tahun...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Odin masih berusaha untuk berdiri. Derai air matanya juga semakin banyak mengalir membasahi pipinya yang penuh luka gores dan lebam. Ia menangis bukan karena takut tapi karena menahan sakit di sekujur tubuhnya. Tak lupa Odin memanjatkan doa dalam hati meminta pertolongan yang Maha Kuasa.
"Ya elaah.. lama. Sini gue bantuin."
Salah satu anggota Dominion yang berambut gondrong mendekati Odin lalu menarik kuat lengan Odin. Awalnya Odin memberontak tak ingin di sentuh namun karena dirinya kalah tenaga, ia hanya bisa pasrah.
Saat Odin sudah sedikit berdiri dengan teganya laki-laki gondrong itu mendorong kuat tubuh Odin hingga punggungnya membentur pohon besar di pinggir jalan. Suara tawa kembali terdengar.
"Ssst.. Allahu akbar" ringis Odin dalam hati.
"Hahahahahah.. gimana? Enak kan? Enak dong, masa enggak." ejek yang lain.
Semua anggota Dominion terus tertawa melihat Odin yang kembali disiksa. Dengan tenaganya yang tersisa, Odin mengangkat tangannya pelan-pelan membentuk kepalan tangan lalu ia arahkan ke orang di depannya.
Bukannya sakit mendapat pukulan Odin, orang itu malah semakin terbahak karena pukulan Odin yang tidak berasa. Saking lemasnya, Odin tidak mampu memukul orang itu dengan kuat.
"Lo mau tinju gue apa mau ngelus pipi gue? Hahaha.." ledeknya.
Odin memegangi perutnya yang terasa nyeri. Ia sedikit membungkukkan tubuhnya. Kepalanya mendadak pusing, telinganya mendengung dan dadanya terasa sesak membuat Odin meringis kesakitan.
"Eh, kayanya udah mau sakratul maut nih." celetuk yang lain.
"Mending langsung di habisi aja gak sih?!"
"Jangan dulu kita main-main lebih lama lagi sama cowok cupu ini."
"Sudah cukup main-mainnya! Kita juga gak punya banyak waktu. Ingat! Bos bilang jangan terlalu lama, lo mau keberadaan kita di ketahui polisi?!."
"Ya udah kalo gitu kita bantai aja langsung."
Semuanya setuju dan satu anggota Dominion berambut merah pekat maju mendekati Odin. Orang itu menyentuh bahu Odin membuat sang empu refleks menepisnya.
"Lo mau ngapain?" tanya anggota yang lain.
Orang itu menoleh. "Gue mau dengar kata-kata terakhirnya sebelum nyawanya dicabut." ucapnya.
Mendapat respon biasa saja dari semua anggota Dominion, orang itu kembali menatap Odin dengan sedikit membungkuk. Ia membisikkan sesuatu yang berhasil membuat Odin terkejut.
"Lo—"
"Jangan ngomong apapun. Diem aja."
Odin bungkam lalu sedetik kemudian ia mengangguk samar yang tidak di sadari anggota Dominion lain. Orang itu sedikit menjauh dari Odin.