9

13.9K 302 7
                                    

Setelah adegan panas di pagi buta, Azkana kembali terlelap hingga pukul delapan pagi, berakhir dirinya yang tidak masuk sekolah karena sudah jelas ia terlambat.

Kaleo menatap tubuh tegapnya didepan cermin, pria itu sibuk membenarkan dasinya, sesekali melirik Azkana yang masih terlelap.

"Mas kok nggak bangunin Kana?" Kaleo berbalik, ternyata Azkana sudah terbangun dari tidurnya.

"Mas juga telat bangun sayang, mau ikut Mas ke kantor?" Tawar Kaleo, Pria itu menghampiri Azkana yang duduk diranjangnya.

"Masa Kana bolos? nanti kalo bu guru marah gimana? Kana nggak izin" Cerocos Azkana.

"Mas udah izinin kamu ke wali kelas kok" Ujar Kaleo tenang.

"Emamgnya Mas tau wali kelasnya Kana?" Heran Azkana.

"Mas tau semuanya Na" Jawab Kaleo mengusap lembut pipi berisi Azkana.

"Kamu mau ikut Mas ke kantor apa dirumah aja?" Tanya Kaleo, remaja itu tampak berpikir.

"Ikut Mas aja, Kana nggak mau sendirian dirumah" Jawab Azkana, remaja cantik itu hendak turun dari ranjang, namun saat membuka selimut ia dikejutkan dengan setengah badannya yang telanjang.

"HAHH.." Kaget Azkana, sementara Kaleo mengangkat sebelah alisnya bertanya.

"Ke Kamar mandi kok pakek selimut?" Tanya Kaleo mengulum senyumnya.

"Celananya Kana hilang!!" Ucap Azkana, Kaleo pun tidak kuasa menahan kekehannya.
......

Setelah Azkana bersiap siap cukup lama, akhirnya kedua insan itu sekarang sudah sampai di gedung perusahaan milik Kaleo.

"Waaahh.. gedungnya besar banget!!" Pekik Azkana kagum.

Sementara Kaleo tersenyum bangga mendengar pujian itu, meskipun gedung ini bukanlah miliknya, melainkan milik ibunya, tentu saja cepat atau lambat pasti akan diwariskan padanya.

"Pegang tangan Mas, biar nggak hilang" Ucap Kaleo menuntun Azkana pada sebuah lift yang dikhususkan untuk dirinya.

Tanpa ragu Azkana mengiyakn modus tersebut, dengan senang hati ia menggandeng tangan berurat milik Kaleo.

Puluhan pasang mata yang menyaksikan hal tersebut pun gemas, namun ada juga yang menatap keduanya aneh, sudah pasti mereka tidak berani angkat bicara, atau hanya sekedar berbisik.

"Mas Kana laperr.. pengen makan ayam geprek boleh?" Pinta Azkana.

"Boleh, nanti Mas pesenin" Ucap Kaleo, meraih gagang pintu besar didepannya.

Keduanya sedikit terkejut melihat seseorang yang sangat tidak terduga duduk manis di kursi kebesaran Kaleo.

"Morning Kal, aku kesini untuk mengunjungimu" Ucap seorang wanita yang tidak lain adalah Jianna, tersenyum simpul.

"Siapa yang menyuruhmu duduk di kursiku?" Tanya Kaleo, mendadak terdengar dingin.

Jianna segera bangkit dari tempatnya, masih dengan senyum yang sama.

"Oh, hai sepupunya Kaleo, kita belum sempat berkenalan, siapa namamu?" Jianna mengulurkan tangannya.

"Azkana"Jawab Azkana lirih.

"Kamu belum lupa namaku kan?" Jianna tersenyum, saat Azkana menggeleng sebagai jawaban.

"Bisakah kamu keluar sekarang? aku sedang sibuk, tidak ingin ada pengganggu" Ujar Kaleo.

"Kalau begitu Azkana, ayo kita keluar" Ajak Jianna.

Azkana pun bingung, ia menatap dua orang itu bergantian, terlihat Raut Kaleo yang semakin tidak bersahabat.

Perfect Partner || Nomin [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang