17

8.2K 238 6
                                    

Setelah acara mandi bersama dengan sedikit adegan panas, akhirnya Kaleo dan Azkana pun kini sudah duduk manis di meja makan dan menikmati makanan mereka.

Keduanya duduk berhadapan tanpa obrolan yang serius, karena Azkana terlihat sangat menikmati makanannya, bahkan sesekali remaja cantik itu mengoyangkan kepalanya kegirangan.

"Pelan pelan makannya, masih banyak nggak bakal kehabisan" Peringat Kaleo.

"Enyak banget Mas, besok mau makan ini lagii~" Jawab Azkana selagi mengunyah.

"Iyaa, besok Mas suruh pelayan buat masak ini lagi" Jawab Kaleo tersenyum lembut.

Saat mereka asyik mengobrol ringan, terdengar langkah kaki yang semakin mendekat, terlihat Katina yang berjalan menghampiri keduanya, yang awalnya Kaleo biasa saja, suasana hatinya langsung memburuk saat melihat siapa yang membuntuti ibunya.

Azkana yang melihat perubahan raut Kaleo pun menoleh kebelakang, karena posisinya membelakangi orang tersebut, nyali Azkana menciut begitu saja saat melihat siapa yang datang.

"Kenapa kamu memasang raut seperti itu? tidak senang ibumu datang?" Tanya Katina dengan raut angkuhnya yang khas.

"Kenapa dia kemari?" Lirih Kaleo beetanya.

"Jianna adalah tunanganmu Kaleo" peringat sang ibu.

Kaleo tidak bergeming, ia mempercepat kegiatan makannya agar bisa segera meninggalkan dua wanita menjengkelkan itu.

"Duduklah Jianna, jangan sungkan sungkan, ini juga akan menjadi rumahmu nantinya" Ujar Katina.

Jianna tersenyum lebar, dengan senang hati wanita bertubuh langsing itu mendudukkan dirinya tepat disamping Kaleo.

Azkana pun masih menyantap makananya, namun kali ini ia sedikit menunduk, bukan karena tidak berani menatap Jianna, tetapi ia takut akan diintimidasi dan dipojokkan oleh Katina seperti sebelumnya.

"Kamu mau tambah nasi Kaleo? biar aku ambilin" Tawar Jianna.

Lagi lagi Kaleo tidak bergeming, rasanya ia ingin segera pergi membawa Azkana bersamanya.

Jianna memasang raut kesalnya pada Azkana, saat remaja itu melihat kearahnya, dan itupun tidak luput dari  pengawasan Katina.

"Bagaimana pekerjaanmu dikantor? ada masalah?" Tanya Katina.

"Tetap stabil seperti biasanya" Jawab Kaleo seadanya.

"Mm.. Ngomong ngomong apa Azkana tidak ingin pulang? maksudnya, sampai kapan Azkana tinggal disini?" Tanya Jianna menatap Kaleo dan Azkana bergantian.

"Bagaimana jika kau saja yang pulang?" Ucap Kaleo menatap tajam Jianna.

Jianna terdiam seketika, ia membenarkan rambutnya sesekali menghindari rasa canggung.

"Jaga ucapanmu Kaleo, salah apa Jianna padamu?" Sahut Katina.

"Aku sudah selesai" Ucap Azkana segera pergi.

"Seperti itu kelakuan bocah yang kamu suka? aku bahkan tidak melihat kesan elegan pada dirinya, sama sekali tidak berkelas, berbeda dengan Jianna" Ujar Katina.

Jianna tersenyum kemenangan, memang benar, penampilan Jianna selalu on point di setiap kesempatan.

"Aku tidak tau apa yang membuatmu tertarik padanya, jelas dari segi manapun Jianna lebih unggul daripada bocah ingusan itu!" Ujar Katina bengis.

"Sampai kapan Mama akan mengagung agungkan sampah yang dibalut kain mahal? apa Mama masih belum bisa melihatnya?" Lirih Kaleo menahan gemuruh emosi.

"KALEO!!! Sejak kapan mulutmu sebrengsek itu?! kau memang sudah gila hah?! aku mencarikanmu wanita yang sepadan dengan keluarga kita!! dan kau malah memilih anak seorang penipu?! sadarlah!! bagaimana jika semua orang tau pewaris keluarga Geandra menyukai sesama jenis?! mau ditaruh dimana muka ibumu ini?!" Katina berteriak penuh emosi disaksikan Jianna yang membisu disana.

Perfect Partner || Nomin [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang