Part panjang menguras emosi, kalo ga emosi berarti aku gabisa bikin konflik😀
"Maksud lo apa hah?!" Bentak Vivian pada Shella yang menatap Azkana remeh, bersama dua temannya, yang bernama Ririn dan Diva.
"Kenapa? nggak terima lo gue ngatain temen boti lo ini? iya? mau jadi pahlawan lo?" Tanya Shella.
"Kalo iya kenapa? lagian lo dateng dateng ngatain Azkana anak pelacur, lo kali pelacur" Sarkas Vivian.
"HEH! Jaga ya mulut lo! jelas jelas nyokapnya dia emang pelacur! ngerebut bokap gue dari nyokap gue! itu namanya apa kalo bukan pelacur?!" Mendengar itu, Azkana menggeleng tidak percaya.
"lo pikir gue percaya?! ini pasti akal akalan lo aja kan? mulut busuk lo ini emang suka nyebar fitnah ya?" Vivian mulai berapi api mencengkram kerah baju Shella, membuat kedua temannya terkejut.
"Lepas Anjing!! berani lo sama gue?!" Pekik Shella.
Suasaan disekitar mereka sudah ramai, murid murid yang ada disana menyaksikan hal tersebut, tanpa ada keberanian untuk melerai.
"Kalo iya kenapa? liat temen lo, ngga ada salah satu dari mereka yang mau bantuin lo, kasian banget sih? idup lo nggak menarik ya kalo nggak nyari sensasi? kalo nggak ngebully orang? iya?" Ucap Vivian terus menohok Shella yang nafasnya mulai memburu.
"Vi udah lepasin, liat tuh banyak yang liatin kita" Cicit Azkana menarik lengan seragam Vivian.
"Bodo amat Na, dia udah nguji kesabaran gue" Ucap Vivian sekilas menatap Azkana yang tampak iba.
Akhirnya setelah menyingkirkan tangan Vivian dengan sekuat tenaga, Shella berhasil terbebas dan membetulkan kerah seragamnya yang kusut.
"Gue nggak mungkin ngomong tanpa bukti ya boti! liat aja gue bakal bales lo berdua! tunggu aja!" Shella menunjuk satu persatu sebelum pergi dari sana.
....Saat istirahat tiba, Azkana pun tetap terlihat murung, mungkin langkahnya akan tertinggal jauh jika tidak diseret oleh Vivian.
"Udah nggak usah banyak mikir! mending sekarang kita makan!" Ujar Vivian seraya menarik pergelangan tangan Azkana.
"Tapi kalo yang diomongin Shella bener giman-" Ucap Azkana terpotong.
"Udahlah, percaya amat lo sama drama queen, gue tau lo laper, sekarang lo mau makan apa?" Tawar Vivian.
Azkana menggeleng, membuat Vivian jengah.
Sesaat kemudian, datanglah Zico yang tiba tiba duduk disamping Vivian, membuat remaja itu kebingungan.
"Gue duduk sini ya, tempat lain udah pada penuh" Ujar Zico.
"Iya santai aja" Enteng Vivian.
"Kamu kenapa murung gitu Na? Shella ganggu kamu lagi ya?" Tanya Zico memulai percakapan.
"Gausah basi basi ye lu, masa tadi lo nggak tau gue ribut sama si Shella and the geng?"Ketus Vivian.
Seketika Zico terdiam dengan raut kesal.
"Lo mau makan apa Na? biar gue yang pesen" Tawar Vivian seperti biasa.
"Gue aja yang pesen, kamu mau makan apa Na?" Tanya Zico menawarkan diri.
"Samain aja" Lirih Azkana.
"Heh! lo nggak nanyain gue?" Sentak Vivian saat Zico hendak melangkah pergi.
"Lo mau pesen apa?" Tanya Zico.
"Nasi goreng sama minumnya es jeruk" Ujar Vivian.
Zico melangkah pergi tanpa menjawab, setelahnya, Vivian mendekati Azkana yang duduk didepannya, remaja itu menoleh sebentar sebelum membisikkan sesuatu pada Azkana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Partner || Nomin [REVISI]
FanfictionWarn: boypussy frontal words 18+ "Mau kuajari caranya masturbasi?"