2

323 30 2
                                    

Warning Typo Bertebaran

🥀"Bagimu, siapa aku"🥀
_________________________________________

Saat ini Chenle sedang membantu Jisung mengikat dasi kemejanya. Chenle dibuat kelimpungan. Saat Jisung membangunkannya pagi-pagi sekali,
Untuk mengatakan kepada Chenle bahwa dia ada rapat penting hari ini.

Chenle mau tidak mau harus bangun. Padahal kalau dipikir-pikir lagi, dia baru tidur selama 2 jam. Tetapi dia sudah dibangunkan lagi.

2 jam? Benar, Chenle semalam harus rela jika waktu tidurnya harus terpotong.

Entah mengapa bayi Jochen, semalam, tiba-tiba saja rewel. Chenle tidak tau apa masalahnya. Padahal susu Chenle telah berikan, namun bayi Jochen tetap menangis.

"Setelah ini kau siapkan bekalku. Dan bawakan aku pakaian ganti" Ucap Jisung. Chenle yang diberi perintah, melakukan apa yang Jisung suruh.

Jisung dan Chenle, tidur di kamar yang terpisah. Sejak kejadian Jisung pulang dalam keadaan mabuk, Jisung tidak pernah lagi tidur dikamar yang dikhususkan untuk mereka berdua.

Chenle bergegas masuk ke dalam closet, kamar milik Jisung. Dia mengambil pakaian ganti dan mengisinya ke dalam tas yang ada di kamar itu.

Setelahnya dia menuju dapur dan membuat bekal sederhana untuk Jisung.

Chenle tidak ingin bertanya, kepada Jisung. Kemana, dan Jisung akan melakukan apa diluar sana.

Karena dia trauma akan itu. Dia pernah bertanya dahulu kepada Jisung. Saat awal-awal mereka menikah.

Dia bertanya kepada Jisung, dan justru dihadiahi tamparan keras pada pipi kanannya. Chenle saat itu spontan bertanya karena, dia tidak ingin kejadian di awal mereka menikah terjadi lagi.

Dia ingin tau apa yang Jisung lakukan, tetapi niat baiknya malah dibalas dengan tamparan. Sejak saat itu, Chenle tidak ingin dan tidak mau tau apa yang akan Jisung lakukan diluar sana. Dia lebih baik diam.



.....




Sudah 10 menit yang lalu Jisung meninggalkan mansion ini. Chenle tidak ingin menganggap tempat ini rumah.

Karena mansion ini tidak layak disebut sebagai rumah. Tempat ini hanya selalu berisi kenangan pahit, yang coba dia simpan dan sembunyikan dari keluarganya. Dia berusaha, tapi semuanya dianggap lalu oleh Jisung.

Maka dari itu, dia tidak lagi melakukannya untuk Jisung. Tetapi hanya untuk anaknya.

Chenle melihat notifikasi yang tertera pada layar teleponnya. "Aku tidak akan pulang. Jangan menungguku" Pesan itu datang dari Jisung, yang bebarapa menit lalu meninggalkan mansion ini.

Chenle mengabaikannya, dia tidak ingin membacanya.

"Drtttt~drttt" Telepon yang Chenle pegang bergetar. Memunculkan notifikasi telepon masuk dari Jisung.

"Ada apa" Ucap Chenle tanpa menyapa.

"Kau tidak membaca pesanku?" Tanya Jisung.

"Aku sibuk mengurus Jochen. Ada apa memangnya" Tanya Chenle tidak minat.

"Kau bereskan rumah. Besok akan ada seseorang yang datang ke rumah"ucap Jisung diseberang telepon. Jisung kemudian mematikan sambungan teleponnya.

"The End Our Story" Teos [JICHEN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang