7

314 30 5
                                    

Warning Typo Bertebaran

🥀"Aneh"🥀
_________________________________________

Sejak sex mereka di penginapan itu, Chenle tidak pernah lupa untuk meminum obat kontrasepsinya. Tanpa diketahui oleh Jisung.

Sullyoon pun bahkan semakin hari, semakin gencar untuk mencari perhatian Jisung.

Seperti hari ini, Chenle berniat pulang ke rumah orang tuanya.

"Kemana kau? Kenapa membawa tas travel, bersamamu" Jisung yang sedang baca koran diruang tengah, seketika mengalihkan atensinya kepada Chenle. Dia secara spontan mendirikan tubuhkan.

"Aku ingin pulang ke rumah ayah ku. Aku rindu mereka" Ucap Chenle.

Sullyoon dari arah dapur, datang membawakan Jisung secangkir kopi.

"Ini, minumlah" Jisung menerima kopi buatan Sullyoon. Saat lidah mengecap rasa kopinya, seketika dia membuangnya kembali.

"Pfttt, kopi apa ini. Kenapa rasanya asin sekali. Kau memasukan apa ke dalamnya" Mood Jisung langsung saja berubah.

"Ah, seingat ku, aku memasukan gula"

"Kalau kau menaruh gula rasanya tidak akan seasin ini" Jisung menyerah, dia duduk lagi disofanya, dan memijit pangkal hidungnya.

Sullyoon ini benar-benar. Dia mencoba menggantikan tugas Chenle. Di mulai dari memasak, dan membuatkan Jisung kopi. Tapi satu pekerjaan pun, tidak ada yang dikerjakannya dengan benar.

"Hufff, Chenle, kalau kau mau pergi ke rumah ayahmu, sebaiknya besok saja. Aku yang akan mengantarkan mu ke sana" Ucap Jisung. Dia kemudian beralih kepada Sullyoon.

"Kau, jika kau tidak bisa melakukan pekerjaan apapun dengan baik, seharusnya kau serahkan saja semuanya kepada maid. Biar para maid yang mengurusnya" Sullyoon menjadi cemberut seketika. Dia tidak terima dengan apa yang Jisung katakan.

"Aku juga sedang berusaha, kenapa kau jadi menyalahkanku."batin Sullyoon.

Dengar raut cemberutnya, Sullyoon duduk di salah satu sofa yang ada di ruang tengah.

"Tidak aku mau pulang, sekarang!" Chenle kekeuh, dia ingin pulang hari ini.

"Baik, baiklah aku akan mengantarmu"
Jisung berdiri, namun ketika ingin mengambil kunci mobilnya, Chenle menghentikannya.

"Tidak, tidak perlu. Kau bisa tetap disini. Aku sudah memesan sebuah mobil, untuk perjalanan ke rumah ayahku."

"Lagi pula, aku terbiasa pergi sendiri" Chenle segera saja, melangkahkan kakinya keluar mansion. Notifikasi baru, telah tertera di layar ponselnya.

Mobil yang dia pesan telah sampai. Sehingga dia bisa segera pergi, dari sini.

"Chenle aku bilang aku yang akan mengantarmu" Jisung mengikuti Chenle, sampai keluar mansion.

Tadi pergerakan Jisung sempat ditahan oleh Sullyoon. Namun, Jisung menepis tangan yang sempat menahannya itu. Dan keluar mengejar Chenle.

Chenle tidak menghentikan sedikit pun kecepatan langkah kakinya. Jochen yang dipeluk Chenle, ditangan kirinya, hanya menatap ayahnya yang ada dibelakang dengan heran.

"The End Our Story" Teos [JICHEN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang