13

284 28 1
                                    

Warning Typo Bertebaran

🥀"Jisung"🥀
_________________________________________

Satu kata yang menggambarkan diriku, adalah malang. Benar, malang. Aku terlahir dikeluarga yang cukup hebat dimata semua orang.

Terlahir beruntung, dan kaya. Orang-orang sering mengenalku seperti itu.

Namun, aku tidak merasa semua itu ada padaku. Karena disaat semua orang dengan keluarga mereka yang sebenarnya, aku harus menerima takdir untuk hidup dikeluarga yang penuh kepalsuan ini.

Ku rasa itu pemikiran yang terlalu jahat. Tetapi keadaan yang sebenarnya, memang lah seperti itu adanya.

Seperti saat ini. Ayahku dengan insiatif, mengantarku untuk pertama kalinya,  ke sekolahku.

"Kau tau kan, apa yang paling penting bagi keluarga Park" Ucap Park bo gum, tanpa mengalihkan pandangannya.

"Hmmm" Sahut Jisung.

"Kau harus mengingatnya, dan tidak boleh melupakannya. Mengerti?"

"Ya, ayah"

Aku tau apa yang dimaksud oleh ayahku. Aku tidak tau, apakah aku bisa dikatakan benar-benar beruntung. Atau malah sebaliknya.

Park adalah marga keluarga ku. Aku sering merasa heran, dan terkadang merasa aneh. Kepada orang-orang yang berjuang begitu keras. Agar marga Park, bisa disematkan pada nama mereka.



Apa yang mereka banggakan dari marga itu? Apa yang mereka perjuangkan dari semua itu?



Aku selalu dituntut untuk sempurna dalam segala hal. Sedari kecil, kata martabat, selalu menjadi pengingat dalam diriku. Bahkan itu mengalahkan jam makan ku yang tiga kali sehari.

Aku menghabiskan waktu  setengah jam, untuk aku sampai ke sekolahku.

Tidak ada percakapan yang baik, antara aku dengan ayahku. Yang ada hanya ucapan basa-basi belaka.

"Turunlah. Aku harap, kau tidak berperilaku memalukan, seperti yang ibumu lakukan"

Aku tidak mengerti dengan apa yang dia pikirkan. Dia selalu mengungkit orang yang sudah lama, tidak tinggal bersamanya.

Aku tidak terlalu menanggapi apa yang dia katakan. Justru kaki ku segera aku langkahkan.

Sekolahku adalah sekolah terbaik, yang ada di kota ini. Setiap siswa disekolah ini, punya lokernya masing-masing.

Dan aku berencana untuk mengambil seragam olahraga cadangan, milikku.

Karena jam pertama adalah pelajaran olahraga. Sedangkan aku, telah meninggalkan seragam itu dirumah.

Rumah?

Aku membuka loker dengan kunci yang aku miliki. Dan aku tidak heran dengan semua ini.

Kulihat banyaknya tumpukan surat, dalam loker milikku. Saking banyaknya, beberapa surat ada yang sampai terjatuh ke lantai.

Aku tidak peduli. Bahkan surat yang jatuh itu, tidak ku pungut kembali. Aku tidak perlu membuka surat itu. Tanpa membacanya, aku sudah tau apa isinya.

"The End Our Story" Teos [JICHEN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang