halo, aku jatuh suka

176 41 27
                                    

Juli datang sepekan yang lalu, membawa sekalian musim panas yang tidak ramah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juli datang sepekan yang lalu, membawa sekalian musim panas yang tidak ramah. Kasera yang kebetulan terduduk di kursi paling pojok, berbalik sebentar. Kipas angin yang bunyinya kian keras tiap harinya, tidak sekalipun menyentuh dengan tiup angin kecilnya. Dia menarik nafas, bersamaan dengan gemeretak permen tangkai dalam mulutnya yang hancur separuh sebab diketuk keras oleh giginya.

Sepetak ruangan pengap ini meriah dengan sorak-sorai. Lebih dari separuh pengunjung warung internet jenisnya laki-laki. Beberapa dari mereka ramai jeritan sebab turnamen sepak bola, sisanya lagi terlibat pertarungan gim. Kasera suka komputer tapi tidak suka dengan suasananya yang rentan membuat kepala muter-muter.

Kepalanya menengok sepintas pada seorang perempuan yang baru saja menyelesaikan sesi komputernya selama 3 jam penuh. Tangannya menjinjing beberapa lembar kertas. Kemudian Kasera membuang nafas. Sisa dia seorang diri sebagai satu-satunya makhluk betina di sini. Biasanya ia gaet Nilaya, mahasiswa semester 3 untuk bertamu ke sini, tapi presensinya sedang tidak duduk dalam rumah. Kasera jadi terpaksa menyeret kakinya tanpa teman masuk ke dalam warnet.

Klik.

Uang sakunya menipis disaat Kasera kelewat nafsu membawa pulang novel yang ia nanti-nanti 1 tahun lalu. Tidak mungkin mencuri, pun tidak mungkin merengek diberi uang saku tambahan.

Judulnya 5 Langkah Kaki. Kasera terima dari, ehem, mantan pacarnya. Terhitung sudah 5 tahun diasuh Kasera dengan teramat baik (karena hanya dibaca sekali). Novel best seller yang resmi tidak kembali dijajakan untuk dunia dari setahun yang lalu, sementara peminatnya masih berceceran dimana-mana. Adalah hadiah pertama yang Kasera terima. Dulu rasanya lebih berharga dari ijazah kelulusan sekolah menengah pertamanya. Sekarang tinggal kenangan.

Kenangan menjijikkan.

Caranya berpacaran dulu betul-betul mengundang mual. Menyebut satu sama lain dengan panggilan istimewa lah. Begadang sampai tengah malam semata-mata untuk mengedit foto dengan taburan stiker cinta, kacamata hitam atau emoji cium menyebalkan. Cemberut satu minggu setiap pacarnya mengabaikan pesannya, padahal tidak sengaja sebab uang saku habis tidak tersisa untuk mampir ke warnet sebentar barang menengok pesan facebook darinya.

Kasera hampir muntah tiap kali singkat memorinya menggerayang benak-hari ini juga begitu. Tapi urung manakala seseorang meninggalkan komentar di unggahan 5 Langkah Kaki yang ia jual lewat akun facebooknya.

Kondisi? Masih bagus? Nggak ada satu lembar pun halaman yang sobek kan?

Kasera membulat. Jemarinya bukan main cepatnya menekan tiap huruf, berusaha membuat jawab sekilat mungkin selagi si pengomentar masih punya bulatan hijau kecil di foto profilnya. Dia masih online.

Masih. Bukunya masih bagus tanpa cacat sedikitpun.

Tiga detik berikutnya, tidak lantas ia terima jawaban berikutnya. Jadi Kasera iseng mengunjungi profil si pengomentar. Isinya melulu tag dari akun lain. Kalau ditengok-tengok, pemilik akun yang mengaku bernama Sajiwa dari keterangan pengguna akun ini mungkin sepantaran Nila. Selain satu unggahan foto segerombol anak-anak menggemaskan ditengahi seorang pemuda semampai, tidak ada yang istimewa. Paling-paling tag festival atau semacam kampanye kampus.

Until You Smell Like MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang