Bersama Sajiwa, segalanya terasa begitu singkat. Sekarang, malam sudah datang, Kasera jadi gamang karena sebentar lagi akan tiba waktu berpisah bersama Sajiwa. Langit sudah gelap semakin pekat ketika Kasera mendongak. Nafas beratnya lantas mengudara, berat hati sebab setelah pesta kembang api yang berlangsungnya sekedar 15 menit ini rampung, Kasera akan kembali berkendara dengan Sajiwa menyusuri peta jalan pulangnya.
"Dingin?"
Kasera menoleh saat Sajiwa membungkuk, berbisik padanya sebab mereka berdua dikepung berisik.
Lalu Kasera menggeleng. "Udah pakai jaketnya Kak Jiwa jadi nggak kerasa dingin."
Sajiwa menunduk, mengedikkan dagunya pada separuh kakinya Kasera yang telanjang.
"Kakinya?"
"Nggak apa-apa juga." Kasera tersenyum tipis yang untungnya sedikit disorot lampu, bila tidak maka Sajiwa akan menyesal hebat sebab jelaganya ditimpa gelap dan tidak menangkap jelas manis senyumnya Kasera.
"Terus kenapa buang nafas kayak gitu?"
"Oh?" Si gadis mengerjap kecil manakala Sajiwa menanti jawabnya. "Soalnya udah malam."
Sajiwa terkekeh pelan. "Nggak mau pulang?"
Lebih pasnya tidak mau berpisah. Tetapi kegiatan bertukar cakap selama seharian penuh bersama Sajiwa atau saling berderai tawa karena jenakanya mereka ketika bersama, terasa sedikit sulit terlaksana meski amat sederhana.
Sajiwa mengusak surai si gadis aroma stroberi dengan lembut-lembut.
"Nggak boleh, kamu harus pulang. Kamu punya rumah, juga harus tidur."
Kasera mengangguk yang lantas diberi penghargaan atas patuhnya ia berupa sebuah senyum dari Sajiwa.
Letup kembang api menutup bincang sampai di sana. Atensinya Kasera direnggut sepenuhnya oleh bising ledak kembang api yang cantik ditatap jelaganya. Matanya penuh binar menyala, lebih terang dari baskara rembulan malam ini-menurut Sajiwa. Sementara Kasera membulat kagum pada meriah kembang api malam ini, Sajiwa jatuh kagum pada cerianya seorang Kasera Paradista. Nona sabit di atas sana, gemintangnya bintang dilautan angkasa malam ini, meriahnya pesta kembang api dan si manis Kasera yang tidak tahu caranya berhenti tersenyum adalah sebuah cara paling sederhananya Sajiwa untuk menjemput bahagianya.
Sajiwa membungkuk, berbisik manakala kembang api berhenti sekejap.
"Selamat ulang tahun, Kasera Paradista."
KAMU SEDANG MEMBACA
Until You Smell Like Me
Teen FictionKasera Paradista beraroma manis. Di hari Senin, seperti permen kapas. Hari Selasa terasa seperti sekeranjang buah stroberi. Rabu seperti permen lolipop. Kamis aromanya menggemaskan, serupa seorang bayi yang baru didandani namun malah ketumpahan susu...