pertarungan merebut stroberi

90 23 10
                                    

Persembahan pagi hari—kata Najingga sembari mengulurkan tangan kanannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Persembahan pagi hari—kata Najingga sembari mengulurkan tangan kanannya. Berbentuk sebuah jus alpukat dan hanya tersedia untuk Kasera. 5 menit yang lalu, Najingga bertamu ke sini, ke rumahnya Nilaya sebab seumpama Kasera tidak duduk dalam rumahnya, maka tempat berteduhnya Nilaya lah yang melatari dirinya untuk beristirahat sejenak. Brian diparkir di depan pagar, masih sama mengkilapnya seperti kemarin.

Sang pemilik rumah merasa dikucilkan manakala tangannya terus membentangkan kain-kain cuciannya padahal ada dua bocah ingusan terduduk menyaksikan tingkahnya tanpa mau mengulurkan tangan untuk meringankan.

Nilaya berbalik. "Kamu cuma bawa buat Kasera?"

"Iya," Najingga menyahut kelewat enteng selepas menyedot habis jus alpukat miliknya, "Kak Nila mau? Iri? Mana boleh iri? Udah tua jangan suka iri."

Rahangnya mengeras. Ancang-ancang melempari Najingga dengan ember cuciannya, Nilaya menggeram. "Sampai sekarang aku nggak paham kenapa Kasera kuat jadi temanmu sampai bertahun-tahun."

"Kasera kan nggak kayak Kak Nila yang kesabarannya kayak tisu dibelah dua."

Kain basah dalam genggamannya sudah jatuh menumpuk kembali di atas ember. Nilaya hampir menyergap Najingga untuk ia cekik kuat-kuat lehernya, sayangnya terjeda sebab ponsel milik Jingga berdering bising. Nilaya berhenti. Pada akhirnya usahanya menghadapi Najingga masih sama : menarik nafas lantas ia buang kasar-kasar.

"Kenapa nggak diangkat?"

Kasera yang tengah memangku dagu di atas lututnya, menoleh pada Najingga. Hari ini si nona manis kembali menyelimuti diri dengan potongan kain milik Nilaya. Berupa sebuah kaus pendek warna merah pucat, juga sejuntai rok sage muda. Seringkali Kasera berkelit dari jangkau tangannya Nilaya, menolak mentah-mentah untuk berulang kali dijadikan boneka rias oleh Nilaya. Tapi seorang Kasera yang serupa seekor kucing mungil, tidak akan pernah mengalahkan buasnya seekor harimau.

"Dari cewek, dia suka bikin risih."

Kasera mengerucutkan birainya. Ia simpan kotak jusnya yang tandas. "Cantik?"

"Nggak tahu." Najingga membuang pandang, padahal Kasera mengamatinya lamat-lamat.

"Anak nakal kayak kamu nggak mau pacaran?" Nilaya berceletuk setelah menjemur celananya.

"Dia telepon karena Brian?" Kasera menambahi, sedikit membuat Najingga merasa dicecar.

Lalu Nilaya berbalik, gurat wajahnya sedikit terkejut.

"Iya bener! Pasti banyak cewek yang ngincar kamu gara-gara motormu kan?" Kemudian lanjut menjemur. "Mereka minta dibonceng."

Najingga menarik nafas. "Kalau gitu sana pacaran sama Brian!" Kepalanya menoleh pada Kasera yang sudah tidak lagi terpaku padanya. "Kenapa kamu nginep di sini? Pulang jam berapa emang kemarin sore?" Najingga melahirkan sebuah topik bicara yang baru, sebab rasanya bisa mati muda kalau lama-lama disinggung soal pacaran.

Until You Smell Like MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang