Happy reading❤️❤️
Gaeun tak habis pikir. Ucapan Hari yang biasnaya selalu mendukung dalam setiap langkah yang ia pilih... Kini... Mengapa seperti itu?
Melihat rumah yang kosong, Gaeun tau bahwa sang Ibu mungkin saja sedang arisan (?).
Bruk!
Ia membanting tasnya di atas kasur // sayang.. Soalnya tas mahal// dan merebahkan dirinya di kasur empuk milik nya.
"Ada apa dengan Hari?! "
"Dan ada apa juga sama nona itu?!emangnya dia siapa bisa nanya hal personal begitu!! " Kan dia boss mu, nak.
Ia menutup matanya, berusaha meredakan amarah dalam dirinya.
"Huh.. Andaikan saja Ian ada disini sekarang. Tapi, kan, sekarang siang yak... Nanti dia kebakar donk?! Jangan deh jangan, gak jadi" Elaknya begitu menyadari apa yang ia katakan.
Ian tentu akan datang jika dirinya memanggil nama lelaki tersebut. Terlebih, ia telah dikasih sebuah cincin dengan batu rubi ini diatasnya, pasti semakin mudah lagi.
"Memangnya... Manusia dan vampire gak bisa hidup bareng apa? Padahal kan wujudnya sama.. Bedanya cuman si vampire minum darah dan manusia kagak"
"Tapi... Alana kok tau sih? "
"Kita kan baru ketemu hari ini"
"Masa dia pasang mata mata buat ngintilin aku?? Ih serem" Badannya merinding membayangkan hal tersebut. Hingga tiba-tiba, sebuah angin dingin datang.
Seorang lelaki berdiri di depan pintu kamarnya.
"Gaeun.. Ini aku.. Ian" Ian sengaja mencari tempat yang tak terkena sinar matahari. Meski beberapa waktu lalu terbukti bahwa dia sudah bisa kena sinar Matahari, tetap saja tidak menutup kemungkinan bahwa selanjutnya bisa terbakar lagi.
"Ian? "
"Iya.. " Ian membuka tangannya.
Gaeun masuk ke pelukan Ian dengan spontan. Tanpa sadar. Ia memeluk lelaki itu.
"Kau.. Yang tadi malam nganterin aku kan?! " Tanya nya.
"Iya..., kenapa? "
"Enggak, mastiin aja"
Gaeun kembali ke tempat awalnya. Ia menutup gorden agar cahaya matahari tidak masuk. "Kamu... Kenapa kesini? "
"Gak papa, hehe. Mastiin aja"
"Mastiin? "
"Tadi malam kan.. Kau sampai pingsan begitu. Ternyata sekarang, udah bisa lari lari yak " Ian terkekeh geli melihat apa yang baru saja terjadi. Ia berjalan mendekati Gaeun dan duduk di sebelahnya.
"Ian"
"Hmm...? "
"Aku mau nanya"
"Nanya apa, geulis? "
Ian berubah jadi orang Sunda aaww
Gaeun terkekeh kecil dan melanjutkan perkataannya.
"Kenapa manusia dan vampire tidak bisa bersatu?" Tanyanya.
Ian diam sejenak. Mencerna apa yang baru saja dikatakan oleh perempuan tersebut.
"Karena... Vampire menghisap darah" Jawabnya singkat.
"Pasti bukan itu aja kan? Vampir bisa 'kan hidup dengan darah hewan? "
"Kau tau dari mana? "
"Dari film"
"Yeee"
"Hehe"
Ian menggapai tangan Gaeun dan menciumnya. "Kami bisa" Jawabnya singkat, lagi.
"Lalu... Para manusia tau itu kan? " Tanya Gaeun yang dibalas anggukan oleh Ian.
"Terus, kenapa mereka masih takut dengan vampir? "
"... Manusia hanya takut pada apa yang tidak mereka ketahui..., itulah anehnya manusia. Mereka takut kekuasaan mereka diambil alih oleh para vampir yang memiliki kekuatan mistis dan abadi.. "
"Mereka merasa lemah. Sehingga menebarkan rumor rumor jahat tentang kami dan menyamaratakan semua vampir" Ujarnya.
Gaeun terdiam mendengar pengakuan darinya. Ian benar, bahkan, dirinya pun juga seperti itu saat tau pertama kali dan jika membahas tentang hal itu sebelum mengenal Ian.
"Kenapa? Takut? "
Gaeun menggeleng.
"Jadi.. Menurut kamu aku aneh? "
Ian membelalakkan matanya. Melihat tanggapan dari Gaeun yang sepertinya salah pengertian. Ia menggaruk tengkuknya.
"N-nggak gitu... Aduh.. Gimana sih.. "
"Jawab aja, aku aneh? "
"Ih, bukan gitu maksud aku... Manusia emang aneh tapi--"
"Kan aku manusia, Ian" Ia terkekeh melihat ekspresi ian yang kian bertambah bingung.
"... Gaeun...! Hue.. Jangan gitu dong! Aku jadi ngerasa berdosa banget elah! " Ucap Ian Merajuk.
"Hehe.. Bercanda bercanda, aku ngerti kok maksud kamu"
Ian menatap gaeun dengan menyulitkan mata, pipinya dikembangkan hingga tampak seperti anak kecil yang merajuk pada ibunya.
"Apa rencanamu ke depannya? " Tanya Gaeun tiba tiba
"Maksudnya? "
"Iya.. Gitu... Oh ya, apa kabar dengan Xavier? Dia gpp kan? " Tanyanya mengalihkan topik.
"Kenapa? Kok nanyain dia? " Ian mulai tampak tidak suka.
"Kalau nanyain kamu, kan gak guna, toh aku udah liat orangnya depan mataku ini, kalau Xavier kan enggak" Di akhir kalimatnya, Gaeun menambahkan cengiran khas miliknya sebagai tanda bercanda.
Ian terdiam sejenak.
"... Gaeun"
"Yup? "
"Kamu... Habis main sama siapa? " Ia tampak mengendus endus sesuatu dari tubuh Gaeun. Gaeun yang melihat itu tanpa sadar memerah.
"Nggak ada.. Cuman temen temen yang biasa aja, kenapa? "
"Ada... Lupakan"
"Ih, apa? Ada apa? Aku bau?" Gaeun mencium dirinya sendiri dan tak mendapati keanehan.
"Nggak"
"Terus naon wooy? "
"Gak ada"
"Iih"
"Lupain"
Lupain dia yang udah nyakitin kamu.. -author
Ngegalau kau Thor? -Xavier
Ho'oh-authorYup, kita mulai masuk ke spesies baru yaww... Uhuyyy terimakasih jangan lupa vomentnya yawww
KAMU SEDANG MEMBACA
GAIAN: Love Full of Challenges [HIATUS]
Teen FictionApakah kalian pernah mencintai seorang Vampire? Jika ia, bagaimana rasanya Gaeun hanyalah seorang manusia biasa yang memiliki hati untuk mencintai semua orang yang ia suka, namun hatinya jatuh pada alam yang salah ia menyukai seorang Vampire tampan...