2.

2.9K 235 31
                                    

Hari berganti, tahun berganti.

Sudah tiga tahun lamanya semenjak kepergian Souta. Kehidupan keluarga juga terlihat sangat baik-baik saja.

"PAPI!!!" Echi berteriak heboh. Papinya yang sedang menelfon pun terpaksa menghentikan kegiatannya.

"Hey?! Ada apa, kenapa teriak-teriak." Ia bergegas keluar. Di susul anak-anak yang lainnya.

"Apaan si Chi?! Gelud Ayuk eh, heboh amat pagi-pagi." Krow yang sebaru bangun keluar dengan baju dan rambutnya yang acak-acakan.

Tak terlupakan dengan Zaki yang masih menempel padanya. "Zaki! Udah dulu eh, ada yang lain."

"Ya emang kenapa sih kalau ada yang lain, biarin. Mereka juga udah tau." Bukannya pergi, Zaki semakin menyusupkan wajahnya pada leher Krow.

Krow hanya pasrah, begitu juga keluarga yang lain.

"Jadi, ada apa chi?" Tanya Selia yang menepuk pundak Echi. Tatapan Echi terlihat horor, tentu saja Selia terkejut karena itu.

"Apaan si anjing?! Eh Astagfirullah." Selia hampir saja menonjok Echi jika saja ia tak mengingat bahwa Echi adalah saudaranya.

"Guys...." Echi menunjuk sosok yang berdiri di depan tak jauh dari mereka. Bagaimana dari sebanyaknya orang, mereka tak menyadari ada sosok lain?

Apakah mereka pantas di sebut sebagai mafia?

"ANJ- eh?!" Semua orang terkejut karena kehadiran orang itu. Caine yang sedari tadi diam berlari kencang dan segera memeluk orang itu.

"SOUTA!" Teriaknya yang membuat semua orang terkejut. Ini jarang sekali sang mami teriak, hingga membuat pening telinga.

"Hah, ini serius?" Thia menutup mulutnya merasa tak kalah terkejutnya.

"Wow, I didn't expect that." Semua orang tentu tak menyangka dengan siapa yang hadir. Setelah bertahun-tahun anak itu tak kembali.

"Hahahaha, mami~ udah ih, meluknya seret banget." Souta tertawa terbahak-bahak karena merasakan pundaknya basah.

Pasti mami Caine nya menangis.
"Mi~ di liatin loh." Ia menepuk punggung maminya pelan, dan melepas pelukan.

"Kamu, pulang engga ngabarin. Bahkan pas di sana engga ada kabar. Tiba tiba nongol gini?" Rion berjalan mendekat, mengusap rambut anaknya pelan.

"Hahahahaha, maaf ya..." Anak itu hanya tersenyum tanpa bersalah. "Jahat banget kamu. Mami ga suka tau ga sih, mami khawatir banget tau."

Souta tersenyum, "tapi sekarang Souta baik-baik aja kan?" Caine menarik tangan Souta memasuki rumah.

Di susul anak yang lainnya.

Souta merasa asing dengan sekelilingnya. Perabotan yang baru, dan terasa seperti ada sosok yang baru.

"Kamu pasti ngerasa asing sama mereka kan?" Cakap Rion sambil menunjuk beberapa orang. Souta mengangguk.

"Ya udah, kenalan gih." Perintah sang kepala keluarga itu mutlak, walau canggung, mereka berkenalan.

"Aku Souta chan, salam kenal." Souta memperkenalkan dirinya.

"Hi, I'm Echi!" Satu persatu mulai memperkenalkan diri pada Souta.

"I'm Selia and this is sennon or ennon." Selia memperkenalkan dirinya.
"I'm Mia!! Mum and Dad's favorite child." Begitu juga Mia.

"Aku Exu."
"Aku riji!"
"Aku Makoto."
"Aku istmo."
"Sui."

"Dan gua GARIN!" Orang itu segera mendapatkan tampongan dari Souta. "UDAH KENAL!" Dan Garin pun hanya tertawa.

Sulit [GINSOU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang