"Rion masuk radio. Semua udah kumpul, kan?" Suara serak nan berat itu terdengar.
Setelah sekian lamanya orang tersebut tak mengajak bicara orang lain, kini orang tersebut mulai mengobrol kembali.
Walau, itu hanya untuk perang.
"Udah, papi di mana?" Sahut Krow. Muncul sosok dengan rambut ungu tersebut, berjalan tegak menuju kerumunan."Ayo, berangkat. Ke tempat sesuai perjanjian." Semua orang mengangguk. Bersiap memasuki mobil, dan menyiapkan senjata untuk perang hari ini.
"Mami, mami udah siap?" Tanya Echi pada maminya yang telah lama tak ia lihat.
Caine tersenyum kecut, menatap Echi, dan mengelus rambut ungu k itu.
"Siap engga siap, Caine tetap harus ikut kan?" Ujarnya, lalu pergi meninggalkan Echi, dan memasuki mobil.
Di dalam mobil yang Caine tumpangi, terdapat Souta, Gin, dan Riji. Yang menatap hangat pada Caine.
"Caine, udah siap semua? Engga ada yang ketinggalan kan?" Pertanyaan Gin hanya di balas anggukan oleh Caine.
Mereka mulai menjalankan mobil mereka masing-masing. Setelah menempuh waktu 30 menit, mereka sampai di lokasi.
Mereka keluar, dan menatap sekeliling. Kosong, tim lawan belum kunjung datang juga.
Mereka akhirnya memutuskan untuk duduk terlebih dahulu. Berbincang sejenak, dan entah bagaimana percakapan itu masuk kedalam percakapan yang berat.
"Tapi, alasannya apa mi? Sampai mami ninggalin kita gitu." Krow langsung menutup mulutnya sendiri, yang tak sengaja akan memicu perselisihan.
Caine menatap Gin, yang tersenyum seolah mengatakan, "gapapa, ngomong aja."
Dan di situlah Caine mulai menjelaskan. Semuanya, dari awal hingga akhir.
"Tuh kan, demi kita juga papi?! Kenapa papi malah ngusir mami." Echi menatap Rion ketus.
Yang di tatap, menatap balik tak kalah ketusnya.
"Ck, tapi cara dia salah. Dan itu termasuk melanggar peraturan." Rion mengalihkan wajahnya. Memilih untuk tak menatap keluarganya.
"Alasan itu terus. Bawa mami balik ya Pi? Mia mohon." Anak bungsu itu memohon. Jika begini, bagaimana bisa Rion akan tega.
Mereka mulai kembali debat, hingga akhirnya Rion mengiyakan, walau awalnya di tolak juga oleh Caine.
Semua orang tersenyum gembira. Mereka jadi semakin semangat untuk berperang jika begini.
"Akh!! Mami kita kembali!!" Echi langsung memeluk tubuh Caine. Dan di waktu itu juga, tim lawan datang.
"Oh? Hal manis apa ini." Tawa pemimpin mereka menggelegar. Rion langsung bangkit, dan menyuruh keluarganya bersiap.
"Wow, sangat waspada ya, hahahaha." Orang itu kembali tertawa.
"Mau langsung aja, atau gimana?" Tanya Rion to de point."Ga sabaran amat si bang. Ayok, langsung aja, mencar dulu." Semua kembali pada mobil masing-masing.
Dan saat ini, perang di mulai.
***
"Rion masuk radio. Semua udah di posisi kan? Langsung aja kita." Rion mulai menembak pertama. Walau posisinya sedang menyetir, ia masih mampu untuk menembak.
Anak-anak yang lain menyusul. Walau ada yang tertembak, mereka tetap menembak balik.
"Down satu." Gin memberikan informasi kepada tim pasukan perang yang lain. Yang tentunya, beberapa waktu kedepannya, informasi yang sama datang dari orang lainnya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sulit [GINSOU]
RandomTentang kisah Gin dan Souta yang begitu rumit dan mendebarkan. KALAU GIN DAN SOU GA SUKA, AKU BAKAL HAPUS DAN SIMPEN UNTUK DIRIKU SENDIRI, TERIMAKASIH. DAN PERINGATAN, INI HANYA DI DALAM CERITA, DAN HANYA IMAJINASI SAYA. Terimakasih