Hari berjalan seperti biasanya, anak-anak pun juga sering berlatih untuk mempersiapkan perang pada dua hari ke depan.
Suara tembakan terdengar di seluruh ruangan. Orang dengan pengaman yang cukup lengkap, memasang badan siaga.
"Inget, target bisa bersembunyi dan juga menghindar. Jadi jangan alihkan fokus kalian begitu saja, mengerti?" Rion memandu selama pelatihan ini.
Ia juga ikut berlatih, ia ketua di sini, jika ia tak dapat membawa anggota pada kemenangan, harga dirinya akan rusak.
Mereka melakukan hal tersebut selama lima jam penuh. Hingga kini waktunya mereka untuk makan malam, dan mulai menyantap makanannya.
Seusai mereka memakan santapan mereka. Mereka pun berkumpul pada satu ruangan, yang khusus untuk rapat.
"Nah, setidaknya seperti itu kira-kira." Anak-anak menangguk, meregangkan tubuh mereka setelah lama mendengar rapat hari ini.
"Tambahan, katanya Caine mau ngomong sesuatu?" Tiga bulan telah berlalu dari kejadian Souta balap liar.
Suasana pun juga kembali harmonis dan hangat. 'walau kehangatan itu takkan bertahan lama.' itulah kira-kira yang di katakan sang Dewi bulan.
Caine berdiri, lalu memandang seluruh wajah anak-anaknya dengan gugup. Keringat mulai muncul di keningnya, pertanda akan ketakutannya.
"Caine?" Rion memanggil heran. Pasalnya, Caine yang sangat tenang dalam situasi apapun menjadi sangat gelisah seperti ini.
Caine menetapkan hatinya, dan menatap seluruh orang dengan tajam.
"Maaf, aku akan keluar dari TNF."Semua orang bagaimana tersambar petir. Mereka menatap canggung dan tak percaya pada sosok mami mereka.
Bahkan Rion pun, hanya diam tanpa bicara sedikitpun.
"Mami?? Bercanda ya? Mana kameranya, jangan gitu bercandanya mami, Echi ga suka." Wanita dengan ciri khas ketangguhannya itu, mulai menangis.
"Mamii, jawab Echi. Itu bohong kan? KENAPA MAMI?! MAMI ENGGA SAYANG SAMA ECHI LAGI?!" Ia meninggikan intonasi suaranya.
Orang-orang terkejut, tak terbiasa dengan nada marah Echi. Mereka menunduk tak bergeming.
Caine memberikan wajah datar, berusaha untuk tak memberikan belai kasih pada Echi.
Ia ingin memeluk dan meminta maaf pada anaknya itu, tetapi, tekadnya sudah terlanjur bulat untuk di hancurkan.
"Mami..." Echi memanggil lirih. Ia kembali duduk, dan menutup wajah berantakannya.
Souta mengepalkan genggamannya. Ia berdiri lalu menatap Caine, dan berjalan ke arahnya.
Ia mengangkat tangannya tinggi-tinggi, dan mengayunkan tangannya pada wajah Caine.
Namun, sebelum tangan itu mendarat. Souta justru malah memeluk Caine dan menangis sangat keras.
"Huwaaaaa, kenapa Caine?! Kenapa...." Ia sangat erat memeluk tubuh Caine. Caine sendiri semakin merasa sesak, sesak karena di peluk, namun juga sesak karena harus menjauh dari mataharinya.
"Maaf..." Gumamanya. Souta masih terus menangis sangat kencang, hingga Gin menariknya dan memangku Souta untuk menenangkan.
Rion berdiri, siap untuk menjelaskan semuanya. "Satu hal yang perlu kalian tau, ada penghianat di keluarga kita."
Semuanya menatap heran, lagi-lagi masalah semakin datang. "Dan itu adalah Caine." Semua terdiam terkejut.
"Apa?" Tanya Krow tak percaya. Asal kalian tau, peraturan dari TNF sendiri adalah, jika ada yang berkhianat, ia harus mati, atau keluar dari anggota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sulit [GINSOU]
AcakTentang kisah Gin dan Souta yang begitu rumit dan mendebarkan. KALAU GIN DAN SOU GA SUKA, AKU BAKAL HAPUS DAN SIMPEN UNTUK DIRIKU SENDIRI, TERIMAKASIH. DAN PERINGATAN, INI HANYA DI DALAM CERITA, DAN HANYA IMAJINASI SAYA. Terimakasih