Hari telah berganti, langit malam berganti pagi. Kicauan burung terdengar merdu. Suara bising ciri khas keluarga terdengar jelas.
"ZAKI BANGKE! BADAN GUA SAKIT SEMUA ANJING." Semuanya langsung menutup telinga masing-masing.
Suara melengking dari Karow terdengar di seluruh penjuru rumah. Bahkan mereka pikir, tetangga pun pasti mendengarnya.
"Aaaa mami~ mana nanti masih perjalanan jauh, badan Krow sakit semuaa." Anak itu mengadu kepada Caine yang masih setia memakan cemilan.
Caine menatap Krow, melihat bercak kemerahan di area leher anaknya. Ia menatap tajam Zaki yang bersiul di belakang Krow.
"Zaki...." Panggilnya pelan. Zaki tersenyum kikuk, ia menggaruk tengkuknya.
"Ya maaf mi, lagian kan kita udah sah. Masa ga boleh sih??" Zaki menekuk bibirnya. Caine menghela nafas merasa lelah.
Caine berdiri dan membawa Krow ke kamarnya. Saat di kamar, Caine menggeledah tas yang telah siap untuk di bawa pulang.
"Nih, pakai." Ujarnya memberikan Inner miliknya. Krow menerima itu, lalu berterima kasih kepada Caine.
"Makasih mi." Cakapnya. Caine mengangguk dan menyuruh Krow segera memakainya. Takut takut nanti anak kecil seperti Mia melihatnya.
"Masih sakit bagian bawahnya?" Krow menoleh pada Caine. Ia mengangguk kecil.
"Ya udah, nanti di mobil kamu tiduran aja. Posisi jangan duduk, terus di minum nih obatnya." Caine menyarankan. Krow hanya mengangguk menurut.
"Yuk, kita turun. Pasti lagi di tungguin." Caine dan Krow turun ke lantai bawah. Semua orang telah berkumpul di sana, bersiap-siap untuk pulang.
"AELAH GIN!" Suara cempreng dan melengking terdengar. Caine menghela nafas kembali, 'ada apa lagi?' pikirnya.
"LO SIH!! tadi malam ngapainn coba kek begituan. Badan gua sakit semua bangke." Souta melingkarkan tangannya di leher jenjang Gin.
Gin menepuk brutal lengan Souta. Semua orang terbingung melihat pemandangan tersebut.
"Emang tadi malam kalian ngapain? Sampai tubuh Souta sakit?" Mako bertanya. Echi dan Enon juga tak kalah penasaran, dan yang lainnya juga.
Souta masih fokus untuk mencekik Gin. Gin hampir kehabisan nafas jika saja tidak di hentikan oleh Caine.
"Udah udah hey! Rion juga, kenapa engga di berhentikan?" Rion tersenyum mendengar namanya di panggil.
"Jarang kan liat gini, biarin aja. Tandanya mereka udah baikan, plus! Drama di pagi hari itu asyik." Caine menatap Rion tak menyangka.
"Jadi? Kenapa tubuh Souta sakit?" Tanya Key sang anak pertama. Souta menatap Key yang menatapnya curiga.
"Jangan mikir aneh-aneh!! Gin tidurnya ga bisa diem, nendangin Souta mulu. souta kurung lah gin sama selimut, tapi si Gin malah menindih tubuh Souta!"
Semua orang menggeleng tak menyangka. Mereka tak terbayang di posisi Souta. Pasti sangat pengap di tindih oleh badan segede Gin.
"Cie tindih-tindihan~" Garin berkata. Semua orang menatap Garin horor.
"OMONGAN LO AMBIGU BANGKE!'' Teriak mereka kompak. Yang pastinya Caine tak ikut-ikutan.
Setelah banyaknya drama keluarga. Mereka mulai memasuki Mobil masing-masing. Di dalam perjalanan pun banyak hal aneh yang mereka lakukan.
Di dalam mobil Riji.
"Selia sayang~ suapin dong." Selia yang sedang memakan kue pun, menyuapi Riji yang sedang menyetir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sulit [GINSOU]
RandomTentang kisah Gin dan Souta yang begitu rumit dan mendebarkan. KALAU GIN DAN SOU GA SUKA, AKU BAKAL HAPUS DAN SIMPEN UNTUK DIRIKU SENDIRI, TERIMAKASIH. DAN PERINGATAN, INI HANYA DI DALAM CERITA, DAN HANYA IMAJINASI SAYA. Terimakasih