"GIN!!" Panggilan dengan nada tinggi itu terdengar di ruang penuh dengan kebisingan.
Suara DJ mendominasi ruangan. Wanita dengan pakaian seksi menempel pada para pendatang.
Bau alkohol yang menyengat dapat membuat perut merasa mual.
Saat Souta melihat sosok dari pasangannya, ia segera berlari dan memegang kedua tangan Gin.
Gin terkejut, dengan gumaman yang terus ia lontarkan. "Pulang." Tegas Souta.
Teman-teman Gin tak menghiraukannya. Mereka menyuruh Souta untuk segera membawa Gin pulang saja, takut di sini malah membuat masalah.
"Makasih udah ngasih tau. Tapi lain kali, engga usah ajak dia." Dengan tatapan yang tak biasa itu, teman-teman Gin mengangguk kaku.
"Iya Sou." Salah satu menjawab, dengan suara gagapnya.
Souta menyeret Gin cukup kencang, dan Gin yang terseret merasa mual.
"Pengen muntahh..." Ujarnya.Souta segera menuju toilet, dan menyuruh Gin muntah di wastafel saja. "Hahh, aku kan udah bilang!! Jangan mabuk-mabukan Gin." Souta terus mengoceh.
Dan di saat Souta terus mengoceh, Gin masih sibuk dengan acara muntahnya yang tak kunjung mereda.
"Pusing banget huwaaaaa." Gin merengek. Ia menatap Souta lalu memeluk tubuh Souta, yang tentunya masih mengomeli Gin entah apa itu.
"Eh?" Souta terkejut. Karena melihat wajah Gin yang tampak pucat dan lelah, ia memilih menuntun Gin untuk ke penginapan di dekat sana.
"Udah, istirahat aja di sini." Ujar Souta. Gin mengangguk, tetapi saat Souta akan entah pergi kemana, Gin menahannya.
"Jangan pergi, sini aja... Masih pusing." Muncullah sifat manja dari Gin. Souta tersenyum, lalu duduk di pinggir kasur.
Gin mendekat, dan tidur di paha Souta. Souta mengelus lembut kepala Gin, dan menepuk punggung Gin agar tertidur.
Bukannya tertidur, Gin malah melirik Souta. "Kiss?" Katanya. Souta menghiraukan perkataan tersebut, memilih untuk bermain hp saja.
Gin yang kesal, meremas kencang paha lembut Souta. Ia berdiri dan mengunci Souta di bawah tubuhnya.
Kening milik kedua orang tersebut saling bersentuhan. Souta meronta saat menyadari tanda bahaya di sekitarnya.
Gin mengecup bibir Souta, dan lama kelamaan menjadi lumatan yang cukup kasar. Suara bising dari ciuman mereka memenuhi ruangan.
Souta terkejut setengah mati, dan nafasnya yang tertahan karena menyadari kejantanan Gin terbangun. Ia menggeleng hebat, berusaha untuk melepaskan ciuman mereka.
Gin semakin memperdalam lumatan tersebut, hingga Souta merasa sesak dan akan meledak, Gin pun melepaskannya.
"Soutaaaaa itu bangun." Ucapan ambigu dari Gin langsung di hadiahi tatapan mengerikan dari Souta.
"Najis!! Jauh-jauh lo Gin!! Urus aja junior lu sendiri, minggir." Souta berusaha keluar dari kurungan Gin. Walaupun usahanya sia-sia, ia tetap memberontak.
Souta menatap Gin dengan memelas, mencoba untuk meluluhkan hati Gin. Namun, itu percuma, Gin justru semakin terangsang.
"Oh shit, babe. You very cute." Gin kembali mencium bibir Souta yang aga membengkak. Tangannya ia gunakan untuk menelusup kedalam baju Souta, dan tangan satunya ia gunakan untuk menahan kedua tangan si Surai biru.
"Angh..." Desahan kecil keluar dari mulut Souta, ia langsung menutup mulutnya dengan satu tangannya yang berhasil lolos.
Gin semakin gencar menjilati seluruh tubuh Souta, yang kini hanya tersisa celana dalam saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sulit [GINSOU]
AcakTentang kisah Gin dan Souta yang begitu rumit dan mendebarkan. KALAU GIN DAN SOU GA SUKA, AKU BAKAL HAPUS DAN SIMPEN UNTUK DIRIKU SENDIRI, TERIMAKASIH. DAN PERINGATAN, INI HANYA DI DALAM CERITA, DAN HANYA IMAJINASI SAYA. Terimakasih