#2 Awal Pendekatan.

790 51 2
                                    


"Ketulusan yang berasal dari dalam hati adalah sebuah permata yang bersinar dari dalam hati."






















"Injun... Ada temenmu tuh," panggil sang bunda.

"Hah? Siapa?" Renjun keluar dari kamarnya saat sudah siap dengan seragamnya.

"Bunda juga ga tau, dia bicara sama ayah soalnya. Udah gih sana, katanya mau bareng,"

Sepagi itu otak Renjun sudah disuruh untuk banyak berfikir. Dan akhirnya ia berjalan menuju ruang tamu.

Terlihat ayahnya yang berbicara dengan Donghyuck. Kenapa mereka seperti se frekuensi? Biasanya kalau ada teman Renjun pasti akan ditatap sinis, namun ini tidak.

"Hyuck..." Panggil Renjun.

"Tuh, yaudah sana berangkat. Kesini lagi ya nak," ucap sang ayah.

"Siap om, nanti sering-sering kesini lah." Sahut Donghyuck.

"Pamit dulu ya om, tante." Lanjut Donghyuck.

"Iya, hati-hati ya."

"Iyaa,"

Mereka pun keluar dari rumah Renjun. Donghyuck langsung menaiki motornya lalu ia memberikan Renjun helm.

"Kok kesini pagi banget? Mana kan jauh rumah lo sama sini,"

"Apapun gua lakuin buat lo,"

"Najis lo buaya,"

"Ahahahha, udah ayo. Gua mau ajak lo sarapan," ucap Donghyuck yang menghidupkan motornya.

Renjun pun menaiki motor lalu memegang pundak Donghyuck.

"Nanggung bener, peluk sekalian napa."

"Ogah, lo ngeselin."

Donghyuck tak menjawab, melainkan ia menambah kecepatan motornya yang membuat Renjun spontan memeluknya.

"Gitu dong daritadi," Renjun diam dan mempout kan bibirnya.

"Njun,"

"Hm?"

"Jangan gitu bibirnya, kalo kilap gua cipok lo."

"Emang dasarnya lo cabul anjir."

"Ke lo doang juga."

"Sama aja cabul."

"Dikit."

Tak lama mereka pun sampai di tempat makan. Tempatnya sangat nyaman, dan banyak tanaman memberikan kesan asri.

"Hyuck," Renjun menyamakan langkahnya dengan langkah Donghyuck.

"Apaan?"

Renjun hanya menggeleng lalu tangannya menggenggam jari telunjuk Donghyuck dan menyamakan langkahnya.

"Udah pendek, kecil juga jari lo."

"Ga usah bodyshamming anjing,"

"Jangan keseringan toxic, Njun. Gua cipok marah lo."

"Suka suka gua lah," Donghyuck hanya menggelengkan kepalanya.

Mereka berdua pun memesan makanan sebelum memilih tempat duduk. Karena Renjun tidak tau, jadi Donghyuck yang memesannya. Renjun hanya berdiri seperti patung di samping Donghyuck.

"kimchi jjigae 2, Gyeran jjim 2, sama nasinya juga 2. Minumnya... Teh hijau 2." Ucap Donghyuck yang jarinya masih senantiasa Renjun genggam.

"Baik, silahkan ditunggu." Ucap bibi itu.

"Sana yuk, ga terlalu banyak orang bisa liat. Kesannya kaya VIP tapi bukan VIP." Ajak Donghyuck.

Renjun mengangguk dan mengikuti arah langkah kaki Donghyuck. Renjun terus menggenggam jari Donghyuck karena ada lelaki paruh baya yang sedari tadi menatapnya.

You are MINE (HyuckRen) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang