Setelah sampai di apartemen tempat mereka akan tinggal, kini mereka langsung menuju kamar tidur mereka dan meng-istirahatkan badan.
Namun di malam hari sekitar pukul 12.30 , Christy bangun dan terbatuk batuk. Ia menangis sendirian , ia menangis diam tak membuat suara yang membuat Freya akan terbangun.
"Leo.. andaikan kamu ada dan gak pernah meninggalkan kami semua, pasti kamu dan kita semua masih baik baik disini. Mama dan papa ga akan sejahat ini sama aku dan kak Freya, aku rindu mama, papa, dan ka chika saat aku masih berumur 5 Tahun. Tuhan... kenapa batuk aku kali ini bener bener sakit dan ga enak gini, badan aku rasanya sakit semua." Batin Christy.
"Hei? Kamu— kenapa nangis? Ada yang kamu rasain hah? Um bentar aku cariin dulu obat buat kamu" ucap Freya beranjak dari rebahnya dan segera mencari obat di dalam tas miliknya.
"Fre. Gausah, aku gapapa kok, cuma kebangun gara gara batuk doang kok" ucap Christy.
"Beneran? Kamu minum obat yah, aku ambilin dulu, oke?" Tanya Freya.
"Makasih—"
Freya kemudian memberikan sejumlah 3 kapsul obat dan air putih yang tadi ia beli sebelum terlelap tidur.
"Kamu nangis sih? Kenapa? Ada apa?" Christy langsung memeluk Freya. "Aku kangen sama mama papa dan kachika waktu kita umur 5 Tahun," ucap Christy.
Freya membuang nafas nya kasar kemudian memeluk kembali Christy sambil ikutan menangis.
"Kangen itu wajar, tapi lebih baik kita merindukan dari jauh aja yah? Kalo kita berani muncul di hadapan mereka, entah apa yang bakalan mereka lakuin sama kita" Jawab Freya Bijak.
Christy hanya bisa mengangguk lemas, sembari memainkan ponsel.
Keesokan hari pun tiba, kini mereka sedang bersiap-siap untuk berangkat sekolah."Hari ini kita sarapan roti aja yah, kita bangun nya telat jadi aku gak sempet beli atau masak sarapan" ucap Freya memulai.
"Gapapa kok, asal bareng-bareng sama kamu, aku mau kok" Jawab Christy.
Baru sampai di lobby apartemen, namun sudah terlihat Gemita dan Chika yang menunggu mereka berdua. Tanpa basa basi mereka berdua di tampar dengan penuh tenaga sampai mereka berdua tersungkur jatuh dan ujung bibir mereka sobek dan berdarah.
Freya langsung menangis kesakitan, Christy langsung sesak nafas dan kesakitan akibat tamparan tersebut.
"Kalian berdua ini! Enak sekali tinggal di apartemen sebesar ini, menggunakan uang suami saya? Bagaimana?! Enak? Sekarang mana uangnya!" ucap Gemita.
"Ma Ja-jangan ma, itu bu-buat biaya Christy ma" ucap Freya.
"Yaudah sih biarin aja dia meninggal, kenapa sih heboh, hidup dia udah ga berarti di dunia ini. Dan lo Christy—"
Chika kemudian mengadahkan kepala Christy menatap Chika."Mati aja sana, dunia aja ngebuang lo anjing!" ucap Chika.
"Balikin sini!" Teriak Gemita.
Gemita menarik paksa tas yang mereka bawa, dan mengambil semua uang pecahan 100.000 dalam tas mereka. Gemita hanya memberikan selembar uang 10.000 untuk mereka berdua.
"Berani kalian semua melaporkan ini ke polisi, jangan harap kalian semua hidup sampai selama-lamanya!" Sentak Gemita pada orang-orang yang sedari tadi menatap mereka.
"Ma! Mama ini gak cukup! Ini semua uang milik kami, dan mama gak berhak untuk ngambil" ucap Christy dengan sisa tenaga.
"Berani apa kamu? Jangan macam-macam—P-E-M-B-U-N-U-H" Gemita mengeja satu persatu kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENUH DENGAN LUKA
Diversos"Lalu.. Kapan kebahagiaan untuk ku, akan datang?" "Benar! Apakah kita berdua akan bahagia bersama di dunia ini?" ... Jika kebahagiaan adalah mimpi bagi semua orang, mungkin mimpi kita sama! Kita tak pernah meminta kekayaan, kita meminta kebahagia...