Azizi masih menangis tersedu-sedu menatap rumah yang hanya di lapisi kayu-kayu yang sudah bolong dan rapuh.
Zee kemudian menghapus air matanya, lalu mengajak Freya dan Christy menuju kesebuah apartemen mewah.
"Ini?"
"Ini untuk kalian berdua, aku gatega liat kalian tinggal di tempat yang ga layak di tempatin." ucap Zee.
"Aku gamau zee, ini akan bikin mama sama chika malah tambah benci sama kami." ucap Freya.
"Aku yang bakalan jagain dan mungkin ngomong sama mama Fre,"
"Emang mama mau dengerin omongan kamu? Oh iya aku lupa, omongan aku sama Freya doang yang pernah di dengar sama mama maupun papa. Aduh berharap apa sih kamu Christy, berharap mereka sayang sama kamu? Seperti Mimpi di siang bolong." Sahut Christy.
"Dulu kamu juga kenapa sih benci sama aku zee? Sejahat apasih anak kecil buat ngelakuin hal jahat, dulu aku inget waktu kachika sama kamu makan enak, mama cuma nyisain nasi kering mending kalo kering dan hangat, ini nasi kering dan nasi sisa kemarin. Aku bahkan sampe lupa caranya biar di anggap baik sama kalian, karena aku dan Freya selalu salah. Aku? Iri sama kalian? Lebih dari kata iri, tapi dalam pikiran aku gapernah terlintas pikiran untuk nyakitin kalian." Jelas Christy.
"Udahlah.. gausah kamu inget ini kan cuma luka dimasalalu udah yah.." Freya berusaha menenagkan.
"Ini bukan masalalu, tapi masa suram."
Beberapa hari kemudian, Christy protes karena batuknya mulai hari mulai lebih parah, pada hari selasa Zee dan Freya kemudian membawa Christy kerumah sakit. Menurut diagnosa dari dokter, Christy memiliki asma turunan dari sang ibu.
"Christy harus membawa alat hisap asma kemanapun untuk menghindari sesak nafas berkepanjangan, untuk harga persatu obat 70.000 sedangkan harga alat sekitar 300.000 dan lebih." Jelas Dokter Randi.
"Makasih dok untuk infonya, kami permisi.." ucap Zee sembari di ekori Freya dan Christy.
Zee kemudian membayar administrasi beserta obat agar Christy tidak engap berkepanjangan. Dari beras hingga makanan-makanan ringan untuk persediaan beberapa bulaj kedepan sudah zee penuhi.
Sembari menyimpan berbagai makanan dan minuman serta kebutuhan lain di ruangan berbeda. Ada dering telepon dari handphone Zee yang belum Zee angkat karena masih sibuk mengurus barang barang.
NIT NIT
Dering telepon terus berbunyi sebanyak 25 kali, belum notifikasi dari orang yang sama.
"Kamu angkat tuh telepon, bunyi mulu daritadi udah ini biarin aku yang ngurusin." Freya kemudian melanjutkan pekerjaan lain di bantu Christy, yang mengangkat barang ringan.
Saat telepon di angkat, suara serak dari Chika terdengar disana karena Zee memperbesarkan suara nya.
"Oma meninggal Zee.."
Rasanya dunia mereka hancur, orang yang selama ini selalu menjadi orang terbaik malah lebih dulu meninggalkan Freya dan Christy berdua, Rasanya tertampar kenyataan juga mendengar ini semua.
"A—apa? Oma.. meninggal?" Freya segera menjatuhkan barang yang ia beresi tadi.
Setelah mengatur nafas dengan baik, mereka langsung menuju pemakaman Oma.
Sembari menyirami kuburan dengan tanah dan bunga, Christy menangis sesegukan berbarengan dengan Freya.
"Kenapa oma ninggalin kami oma.. oma.. apa benar dunia berisi manusia jahat baru akan benar-benar di mulai saat oma ninggalin aku dan Freya? Oma.. kami takut oma.. disini mereka jahat oma.."
KAMU SEDANG MEMBACA
PENUH DENGAN LUKA
Rastgele"Lalu.. Kapan kebahagiaan untuk ku, akan datang?" "Benar! Apakah kita berdua akan bahagia bersama di dunia ini?" ... Jika kebahagiaan adalah mimpi bagi semua orang, mungkin mimpi kita sama! Kita tak pernah meminta kekayaan, kita meminta kebahagia...