Roni dan Dewi kemudian mulai menyadarkan Christy dari lamunan berlebih.
"Nak, sudah nak sudah.." Dewi lalu memeluk Christy walau tak ia balas.
"Ikhlaskan nak, warga suruhan saya sudah menguburkan jasad saudara kamu. Besok kita kesana yah nak, kalau sekarang belum bisa sungai dari ditemukannya saudara kamu meluber karena hujan semakin deras." ucap Roni.
Sambil masih memeluk Christy, Dewi bertanya. "Kemana orangtua kamu nak? Kamu masih anak SMA kan?" Tanya Dewi.
"Mereka bahkan gaperduli mau anaknya sampai mati pun bu." Jawabnya masih dalam pelukkan erat.
"Hah? Yasudah tenangkan diri kamu dulu yah, ibu ada masak Tahu, tempe dan sayur asam, mau? Biar ibu bawakan kesini yah." Dewi lalu melepaskan pelukan untuk beranjak pergi menuju dapur.
"Ibu.. makasih,"
"Sama-sama nak."
"Fre, jadi gambar keluarga kecil dan bunga matahari pun bisa juga gambar kamu? Perlahan aku pasti akan ikhlas, tapi semua butuh proses, kenangan kita udah terlalu jauh untuk dilupakan dalam jangka waktu pendek. Kamu kenapa mau bunuh diri? Rasanya kalau aku gaperlu ninggalin kamu, aku juga mau ikut sama kamu.." batin Christy.
Sembari memeluk kakinya diatas kasur, Christy terus berucap dalam hati. Belum lama Oma meninggalkan dia, Freya kini juga meninggalkan Christy.
"Nak, ini dimakan dulu. Maaf ibu cuma bisa masak sayur asem, kamu pasti berasal dari anak orang kaya di kota ini kan?" Tanya Dewi sembari menyelupkan sesendok nasi keadalam kuah sayur asem.
"Iya bu, gapapa. Lagian percuma ada di lingkungan orang kaya kalau kurang kasih sayang. Bahkan aku pun gapernah rasanya di suapin makan sama mama sendiri," Jawab Christy.
Christy lalu membuka mulutnya untuk memakan sayur asem hangat dengan nasi hangat.
"Enak bu, bahkan enak banget." Sambil tersenyum Christy menikmati supaya makanan dari Dewi.
"Syukurlah kalau enak, kamu anak siapa nak? siapa tau ibu kenal. Dulu bunda nya ibu seorang pemijat unggulan dan terkenal di kalangan orang orang kaya di kota ini." Tanya Dewi.
"Alex, dan Gemita." Jawab Christy.
"Oh— hah!? Alex dan Gemita? dia kan langganan pijat bundanya ibu nak! Dulu ibu sering tuh dapet makanan dari pasangan ini, mereka kok jadi gini." ucap Dewi.
"Mereka baik sama orang lain biar bisa di puji dan di anggap baik doang bu, nyatanya? aku bahkan di usir dari rumah cuma karena minta sarapan sama mama kandung aku sendiri!" ucap Christy.
"Loh? Kok bisa sih nak? Bukannya punya anak cowo lagi saya dengar-dengar?"
"Ada— namanya Leo adik aku. Dia meninggal karena di culik waktu baru lahir beberapa hari. Ini jadi alasan mama dan papa benci sama aku bu. Bu? Udah yah jangan bahas bahas mereka, aku udah muak, terlalu muak!" Christy melanjutkan makan disuapi Dewi.
Keesokan hari rintik-rintik masih menjadi pengisi pagi tersebut, Dewi, Roni, dan Christy lalu menuju kuburan Freya yang tak jauh dari apartemen. Sekitar 75 Km dari tempat apartemen berada.
Sembari membawa payung mereka ber-3 membawa bunga dan air mawar.
"Fre.. ini aku.. maaf karena aku telat atas kepergian kamu, maaf karena aku belum bisa jadi adik yang baik untuk kamu, maaf.. maaf untuk segalanya." ucap Christy.
Tak lama air matanya mengalir dengan deras, ia menangis sesegukan. Sebetulnya ia mau menahan tangis ini karena merasa gengsi, namun gengsi terbuyarkan saat Tubuh kecil milik Christy mulai beradu dengan tanah kuburan yang masih basah.

KAMU SEDANG MEMBACA
PENUH DENGAN LUKA
Ngẫu nhiên"Lalu.. Kapan kebahagiaan untuk ku, akan datang?" "Benar! Apakah kita berdua akan bahagia bersama di dunia ini?" ... Jika kebahagiaan adalah mimpi bagi semua orang, mungkin mimpi kita sama! Kita tak pernah meminta kekayaan, kita meminta kebahagia...