01 | MAIRA

368 70 77
                                    

Maaf banget Rin baru bisa update sekarang, padahal harusnya kemarin😔

Are you guys still with me? Please give so much love to this story ^3^

Ini visual Narayan pada chapter kali ini yorobun:

Ini visual Narayan pada chapter kali ini yorobun:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cakep banget🤧

*

*

*

"If you ever ask me how many times you've crossed my mind, I would say once. Because you came, and never left."

Itu adalah kutipan yang kubaca dari video reels Instagram melalui layar ponselku pagi ini, merupakan satu dari sekian banyaknya puisi seorang penyair–Mahmoud Darwish–yang terkenal. Entah sejak kapan aku mulai menyukai puisi darinya, sehingga beranda reels-ku terus menayangkan kutipan-kutipan puisinya yang viral. Kulirik jam yang tampil di sudut kiri atas layar ponselku, sudah hampir jam sepuluh pagi. Beruntungnya ini adalah hari minggu dan tidak mengharuskanku untuk berangkat kerja di kantor baruku. Ya, sejak dinyatakan hilang, posisiku di kantor sebelumnya tentu harus segera digantikan oleh orang lain. Namun, setelah aku kembali setahun yang lalu, perusahaan merekomendasikanku ke salah satu anak perusahaan yang gedungnya hanya berjarak empat blok dari tempat kerjaku sebelumnya.

Audio singkat dari reels Instagram itu terus terulang karena tak kunjung kugulirkan ke video berikutnya. Membaca kutipan itu sekali lagi membuatku langsung memikirkan Narayan, lelaki penuh daya tarik itu seolah hidup bebas dalam sudut kepalaku. Sama seperti puisi yang baru saja kubaca, Narayan benar-benar menghampiri benakku dan enggan untuk beranjak pergi. Terkadang masih sulit untuk kupercaya bahwa ia benar-benar rela menyusulku ke dunia ini. Meninggalkan Vhallscavepe.

Selama tujuh bulan terakhir kuhabiskan banyak waktu bersamanya, menjalani keseharian yang penuh hal baru dan menakjubkan bagi Narayan. Sudah ratusan kali ia memintaku untuk berhenti bekerja dan cukup membantunya saja di toko bunga. Semua itu semata-mata agar kami bisa memiliki lebih banyak waktu bersama. Dia juga masih sulit menerima kenyataan bahwa aku tidak bisa ikut tinggal di penthouse miliknya karena kami belum resmi menikah di dunia ini, fakta itu terus mengganggunya hingga sering mengeluh sebal dengan wajah menggemaskan meski kedua alisnya yang tebal terus mengerut dalam. Entah sudah berapa kali pula ia mengajakku untuk segera melangsungkan pernikahan dan ingin memperkenalkan diri pada kedua orang tuaku. Aku tidak akan kaget jika ia tiba-tiba sudah berada di depan pintu dan menekan bel rumah berulang kali.

Bohong.

Rohku nyaris melompat keluar dari ragaku saat aku mendengar ucapan Mama dari balik pintu kamar.

"Maira, ini ada yang nyariin kamu di depan. Katanya dia pacar kamu, namanya Narayan." Bisa kudengar suara Mama terdengar bersemangat meski ia menjaga nada bicaranya agar tetap pelan. Semua orang rumah masih berpikir aku belum bisa melupakan Hendery, jadi kedatangan Narayan sebagai kekasihku menjadi berita yang menyenangkan bagi Mama.

Vhallscavepe: Tales of the Dead Sea [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang