22

2K 238 62
                                    

Happy reading

Jaki merapatkan jaket levis yang tengah dipakainya tatkala angin berembus kencang menyentuh permukaan kulitnya. Kedua kakinya dia langkahkan menyusuri gang sempit yang dia yakini akan menuju rumah bibi yang telah mengasuh Hasan. Tadi, tepat ketika pulang dari sekolah, ia langsung mengendarai motornya untuk pergi ke warung yang berada di sekitar pantai. Niatnya begitu sampai di sana dan memberitahu bibi, Jaki hendak pulang dan mandi selagi menunggu dua temannya datang, lalu pergi bersama ke rumah sakit untuk menjenguk Hasan.

Namun, ternyata rencana yang sudah dia susun gagal total. Sebab tepat ketika dia sampai di pantai, tidak ada satu pun warung yang buka. Jaki sempat menunggu di sana sekitar satu jam, barangkali bibi atau suaminya itu datang untuk mengambil sesuatu di warung, tetapi dugaan dia salah. Tidak ada satu pun dari mereka yang ke sana. Beruntung, ada satu orang di sana yang mengenal mereka dan berbaik hati memberikan alamat rumahnya. Sehingga tanpa membuang waktu lagi, Jaki segera pergi ke tempat di mana bibi tinggal. Dan di sinilah dia sekarang, berjalan di gang sempit menuju rumah bibi.

Melihat beberapa petir yang menyambar di atas langit, Jaki menggerutu dalam hati. Sesekali menoleh ke belakang hanya untuk mendapati jalan sempit yang cukup gelap.

"Lagian kenapa bensinnya abis, sih," gerutunya setelah berdecak kesal. Mengingat bensin motornya yang habis dan berakhir meninggalkan motor itu di parkiran minimarket tak jauh dari sana.

Hingga beberapa menit kemudian, terlihatlah sebuah jalan yang lebih besar dari sebelumnya, juga lebih terang karena ada banyak rumah di sana.

"Ini rumahnya yang mana, deh?" gumam Jaki, menggaruk kepalanya yang tak gatal. Merasakan ponsel yang berada di saku celananya bergetar, Jaki segera mengeluarkannya. Dan dia dibuat berdecak tatkala mendapati pesan dari Nanda yang marah-marah karena sudah menunggu di apartemennya dan bertanya ada di mana dia sekarang. Sehingga tanpa berlama-lama lagi, Jaki menggerakkan jarinya untuk membalas. Namun, karena bahunya tiba-tiba saja ditepuk, ponsel miliknya jatuh ke tanah dan dia refleks berbalik hanya untuk menemukan seorang pria bertubuh tinggi dan kekar berdiri menatapnya penasaran.

Detik itu juga, Jaki memegangi dadanya yang berdebar. Matanya menyipit ketika pria itu tersenyum menunjukkan giginya yang kuning karena terlalu sering merokok.

"Cari siapa?" tanya pria itu, membuat Jaki langsung tersadar dan buru-buru mengambil ponselnya yang masih tergeletak di tanah. Dengan gerak cepat, pemuda itu membuka galeri. Hanya untuk mencocokkan foto yang pernah Hasan kirimkan dengan pria yang kini masih tersenyum di hadapannya.

"Pak Sutrisno?" Jaki bertanya memastikan, membuat dahi pak Sutrisno mengkerut dengan tatapan penuh tanya.

"Nggih, cari siapa, Le? Tak lihatin dari tadi kaya lagi cari orang."

"Gue—eh, maksudnya, saya cari Bapak!"

"Cari Bapak?" Jaki mengangguk cepat. "Mau apa? Sek, kita ngobrol di rumah Bapak saja."

Lagi-lagi, Jaki hanya mengangguk. Mengikuti langkah pak Sutrisno ke salah satu rumah yang tak jauh dari sana. Kepalanya menoleh ke sana-kemari hanya untuk melihat rumah yang tak terlalu besar dan sangat sederhana.

"Nama mu siapa, Le?"

Mendengar itu, Jaki yang sedari tadi berjalan di belakang Pak Sutrisno pun mempercepat langkahnya. Membuat dia berjalan di samping Pak Sutrisno. "Saya Jaki, Pak. Temannya Hasan."

"Oalah, temennya Cah Bagus, toh. Gimana kabarnya? Udah lama anak itu nggak main ke warung," kata Pak Sutrisno, berjalan santai dengan kedua tangan yang dia taruh di belakang.

"Hasan sakit, Pak. Makanya saya ke sini." Hanya dengan kalimat itu, langkah kaki Pak Sutrisno berhenti. "Saya mau minta bantuan bibi. Hasan nggak mau didekati sama siapa pun. Bahkan sama mamanya, dia nggak mau. Padahal dari dulu dia pengen banget deket sama mamanya. Barangkali kalo sama bibi, Hasan bisa dibujuk pelan-pelan dan pikirannya jauh lebih positif lagi," sambung Jaki, hanya untuk membuat Pak Sutrisno terdiam cukup lama.

Dermaga Hasan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang