🂱 🂱 🂱
Melepaskan masa lalu untuk mempersiapkan ruang bagi masa depan membutuhkan keberanian dan keikhlasan yang besar. Sebab, melepaskan masa lalu mirip seperti merontokkan racun dalam tubuh : prosesnya menyakitkan. Kita tahu mesti lepas dari masa lalu agar bisa melanjutkan hidup, tetapi prosesnya sama sekali tidak mudah. Sebagian besar orang tidak mampu melepaskan masa lalu bukan karena melekat; ia tahu mesti lepas dari masa lalu. Tetapi, kesakitan pada saat melepaskan diri dari masa lalu terkadang terlalu hebat. Tidak semua orang mampu bertahan dalam kesakitan, bukan?
Mungkin, inilah salah satu saat penting dalam hidup yang membuktikan bahwa manusia selalu membutuhkan orang untuk dikasihi dan mengasihi kita.
Menerima sandaran seseorang terkadang mampu mengubah hidup jadi lebih indah.
 ̄ ̄ ̄  ̄ ̄ ̄
Warna langit masih abu-abu berselimut kabut tebal. Namun, Auvreya sudah terbangun sejak langit masih gelap. Setelah semalaman penuh mempertimbangkan, keputusannya adalah berbicara sekali lagi dengan Steve. Akan lebih baik lagi jika ayahnya juga ikut serta.
Selagi membawa langkah terburu-buru menuju ke kamar tamu tempat Steve menginap, seorang pelayan yang lewat membungkuk hormat mengucapkan sapaan selamat pagi.
"Steve sudah bangun?"
"Ya, Nona. Tuan sedang menunggu Anda di balkon."
"Menungguku?"
Kebetulan sekali.
Sang pelayan telah menghilang ke ujung koridor ketika Auvreya tersadar kembali dari monolognya. Auvreya segera melangkah mendekati pintu, lantas mengetuk dua kali. Suara berat yang serak basah terdengar di balik pintu, mempersilakannya masuk.
Perlahan, Auvreya memutar kenop pintu, kemudian mendorong pelan-pelan. Tampaklah punggung lebar nan tegap terbalut pakaian tidur berbahan sutra berwarna hitam polos. Steve sedang duduk membelakanginya, menatap ke jendela terbuka yang menyajikan pemandangan pagi nan indah.
"Pelayan bilang kau mencariku?"
"Ya. Duduklah."
Alih-alih duduk, Auvreya tetap berdiri di tempatnya, berdiam mengamati Steve, mengira-ngira apa yang ingin pria itu katakan. Beberapa saat kemudian, Steve bangkit berdiri, lantas berjalan menghampirinya. Tangan lebarnya menunjuk kursi dengan telapak tangan terbuka; memintanya duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
House Of Cards
RomanceTidak ada rencana apapun yang dapat selalu berhasil tepat. Manusia tentu selalu merencanakan dan berusaha menjaga agar susunan rencana dalam hidupnya tidak hancur begitu saja. Namun, selalu ada hal-hal tak terduga yang dapat menghancurkannya...