Tidak ada rencana apapun yang dapat selalu berhasil tepat.
Manusia tentu selalu merencanakan dan berusaha menjaga agar susunan rencana dalam hidupnya tidak hancur begitu saja. Namun, selalu ada hal-hal tak terduga yang dapat menghancurkannya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
°Hidup selalu penuh misteri. Di atas itu, hati manusia jauh lebih misteri. Semakin dipertanyakan, semakin sulit menyelami misteri di baliknya. °
🂱 🂱 🂱
Malam pekat nan hening di hutan membayangi pikiran Auvreya bagaikan mimpi buruk begitu ia tersadar. Ketegangan yang semakin memuncak bagai bom waktu ketika ada seorang asing mengucapkan banyak omong kosong, lalu ... Sebentar, ini bukan lagi di hutan, melainkan kamarnya sendiri. Apakah dia pingsan ketika di hutan dan Dave membawanya pulang?
Dave. Mulut yang membuka hendak memanggil pria itu kembali tertutup rapat-rapat. Suaranya terdengar dari luar kamar, sedang berbicara dengan seseorang.
"Mohon maaf, Tuan William Ryder. Anda boleh menghukum saya. Tapi, tolong izinkan saya memeriksa keadaan Nona Auvreya. Karena saya ... saya merasa bertanggung jawab atas hal ini."
"Ke mana kalian pergi kemarin malam, Dave?"
Dave rupanya sedang berbicara dengan sang ayah. Namun, mengapa mereka berbicara di depan kamar alih-alih ruang tamu atau ruang lain? Apakah Dave dalam masalah karena mereka ketahuan keluar tanpa izin? Seharusnya tidak. Ia dan Dave sudah dewasa. Saat hanya keluar sebentar, orang dewasa tak perlu izin lagi, bukan? Namun, tentu saja itu pembelaan diri yang salah. Keluar malam-malam buta secara diam-diam seperti penyusup tentu perbuatan salah.
Bangkit dari kasur lalu mendekati pintu dengan langkah pelan yang sangat berhati-hati; berusaha keras tidak menimbulkan suara sekecil apapun sekaligus menahan pening yang menyerang kepala, Auvreya berkali-kali mengembuskan napas demi menenangkan diri. Untuk sesaat, langkahnya terhenti dalam kebimbangan antara mesti keluar dari kamar atau tetap diam di dalam.
Hening selama beberapa saat. Meskipun tidak berhadapan langsung dengan sang ayah, keheningan janggal nan dingin menegangkan membuat Auvreya menahan napas dan sekalipun tak bermaksud menguping sama sekali, nyatanya telinga Auvreya terpasang baik-baik dengan sendirinya.
"Kenapa diam saja? Aku yakin kau mendengarkan, Dave. Kemana kalian pergi? Kenapa Vreya bisa pingsan?"
"Dia ..."
Dave kedengaran gelagapan, kebingungan bagaimana menjelaskan. Jelas sudah. Mereka ketahuan dan sekarang Dave sedang diinterogasi ayahnya.
"Dia?"
Auvreya menjengit mendengar suara tegas ayahnya menyela tak sabaran.
"Dia ... pingsan karena mungkin mendengar sesuatu yang mengerikan. Semalam, kami berkuda melewati sebuah hutan. Saya berjanji akan memastikan nona tetap baik-baik saja, Tuan."
