CHAPTER 11

2 1 0
                                    

Hy... Pembaca~ Maaf lama up🥲. Author bertapa dulu sebentar cari inspirasi😂
Mohon bersabar dan selamat membaca ya 😘...

.
.
.
.
.
.
.
.

Saat Ali membuka mata, dirinya sudah berada di sebuah ruangan serba putih. Mata bulatnya menatap ke sekeliling, mencoba menerka-nerka di mana ini. Tanpa aba-aba, suara misterius menyapa Ali kecil yang terkejut dan ketakutan.

"Halo, Ali!"

"Si-siapa?"

"Rahasia... Kau tak perlu tahu."

"I-ini dimana? Kenapa aku disini? Kau penculik ya?!"

"Sudah, jangan banyak tanya! Kita main permainan saja."

"Permainan?"

"Iya. Permainan pikiran HAHAHA"

Ali yang mendengar itu mengerutkan keningnya. Emangnya ada permainan pikiran? Ali baru tahu kalau ada permainan seperti itu.

"Baik, kita mulai ya. Ali, coba bayangkan! Jika suatu saat Ibu Margaret dan Mama Cantika berada di ujung jurang dan hanya memegang seranting pohon. Ali mau menyelamatkan siapa?"

Ali kecil yang di tanya suara misterius itu sedikit bingung dan tidak tahu harus menjawab apa.

Hingga tiba-tiba ruangan yang putih itu digantikan dengan pemandangan seolah Ali berada di tepi jurang.

Terlihat Margaret juga Cantika berteriak meminta tolong padanya dengan tangan yang memegang ranting pohon.

Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh suara itu, dua wanita yang begitu berharga bagi Ali benar-benar dalam situasi yang genting.

Ali kecil ketakutan. Kaki dan tangan Ali bergetar, begitu pula dengan tubuhnya yang membeku.

Ali tidak tahu harus memilih yang mana.
Kalau boleh jujur Ali ingin menyelamatkan keduanya. Tapi, suara itu memaksa Ali untuk memilih. Kalau tidak, mereka berdua akan mati jatuh ke jurang yang sangat curam itu.

Bagaimana ini? Ali benar-benar bingung.

"Ali... Tolong Ibu, Nak... Ibu gak bisa menahan tangan Ibu lagi."

"Ali... Anak Mama. Tolongin Mama, Nak..."

"Cepatlah, Ali! Tentukan pilihanmu! Ibu atau Mamamu?"

Mengabaikan suara yang terus mengganggu pikiran Ali, bocah kecil itu dengan cepat melangkah ke arah kedua wanita yang sangat dia cintai.

Tangan mungilnya menggenggam erat kedua tangan wanita yang sudah melahirkan dan merawatnya itu. Sekuat tenaga dia mencoba menarik Margaret dan Cantika.

Sedikit lagi, Ali akan berhasil menarik mereka. Namun, saat Ali hampir berhasil. Suara itu kembali berucap dengan nada kesal.

"Katakan padaku, Ali!!! Siapa yang mau kau selamatkan?! Jangan membuat aku marah!!!"

"Tidak!! Aku tidak mau menjawab!!! Aku menyayangi mereka berdua. Kumohon jangan lakukan ini padaku... Huhu..."

"Dasar keras kepala!!! Kubilang cepat pilih!!! Ibu atau Mamamu?!!! CEPAT!!!"

"Tidak mau!!! Ibu... Mama..."

"Baiklah, jika itu maumu. Maka Aku akan menggunakan cara lama. Membaca pikiran dan keinginan terdalammu yang sebenarnya."

Ali kecil yang mendengar itu tak mengerti dan baru saja ingin bertanya. Namun, terlambat.

Sebelum dia mengucapkan pertanyaan, tangan kirinya terasa ringan.

Saat melihat ke bawah lagi, Ali bisa melihat Cantika jatuh di depan matanya.
Waktu seolah melambat dan Ali bisa melihat air mata Mamanya yang mengalir diiringi teriakan wanita itu.

IBUNYA ALI By Rina CherryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang