CHAPTER 13

26 0 0
                                    

Terry yang kini tengah berada dalam mobil menuju kantornya terpaksa harus mengubah haluan saat semenit yang lalu ayahnya menelepon agar pulang kerumah dengan cepat.

Dia tidak tahu ada apa dengan hari ini, karena sepertinya kedua orang tuanya sudah janjian membuat Terry kelelahan.

Bayangkan saja, selama hampir seharian penuh dia harus berkendara ke tempat yang jaraknya jauh sekali, yaitu dari tempat kerjanya, apartemen ibunya lalu ke rumah utama mereka.

Saat sudah tiba di rumah, dengan langkah cepat Terry langsung masuk ke dalam dan menemui ayahnya di ruang kerja pria itu.

Setelah mengetuk beberapa kali, Terry langsung membuka pintu kayu bertulis nama ayahnya dan menemukan beliau sedang sibuk melihat beberapa dokumen kemudian menandatanganinya.

"Daddy... Kenapa memintaku cepat pulang?"

"Kau duduk dulu dan minum teh itu."

"Tidak. Aku sudah minum teh di tempat Mom. Katakan saja, ada apa?"

"Kau ke tempat Mom? Apa dia baik-baik saja?"

"Hm. Iya, dia baik. Ada apa Daddy memanggilku ke sini?"

"Kau tadi... Baru saja bertemu dengan siapa?"

"Bertemu Mom. Ada apa?"

"Bukan. Sebelum itu, kau ada menemui seseorang, bukan?"

Terry yang di tanya seperti itu seketika bungkam. Sebentar, sepertinya yang ayahnya maksud adalah-

"Ali. Kau... Bertemu Ali, bukan?"

"Bagaimana bisa Daddy tahu?"

"Sederhana saja, Terry. Daddy sengaja mengirim seseorang untuk memata-matai Ali. Tapi, sebelum kau bertanya kenapa. Akan Daddy ceritakan siapa Ali bagi Mommy mu. Maka dengarkan baik-baik! Kalau perlu beritahukan hal ini pada kedua saudaramu. Mereka juga berhak tahu. Apa kau mengerti?"

"Ok."

Beron yang tadi duduk, langsung berdiri dan berjalan menuju ke jendela besar yang ada di ruangannya. Dari balik pantulan kaca, dia diam-diam mulai tersenyum licik karena memikirkan sebuah ide cemerlang. Yaitu mengarang cerita palsu.

Sudah lama Beron tak mengarang cerita. Terakhir kali sepertinya saat dia berbohong atas kematian Ali pada Margaret.

Dan Kali ini, untuk pertama kalinya dia akan mengarang lagi. Untuk target pertamanya sekarang adalah Terry. Dia akan membuat anak perempuannya itu membenci Ali dan mengganggap bahwa Ali adalah pengganggu di keluarga mereka yang akan merebut Margaret jika Terry tak menyingkirkannya.

Beron pikir saat menceritakan hal itu Terry akan merasa kesal dan langsung membenci Ali.

Di luar dugaan, ternyata gadis itu malah tersenyum kecut dan menatap tajam ayahnya.

"Daddy... Kalau mau berbohong. Lihat-lihat dulu siapa lawan, Daddy."

"Apa maksudmu? Kau pikir Daddy berbohong?"

"Iya. Aku... Sebenarnya sudah mencari tahu tentang siapa Ali. Siapa dia sebenarnya, bagaimana sifat dan perilakunya. Aku sudah tahu. Karena aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. Dia tak seburuk yang Daddy katakan. Apalagi mengenai motif Ali yang mau menghancurkan keluarga ini, rasanya mustahil dan tak mungkin."

"Terry... Kau!"

"Sudahlah, Daddy. Hanya itu saja kan yang ingin dibicarakan? Aku pergi dulu. Masih banyak pekerjaan yang harus aku urus."

"Terry! Hei! Terry!"

Beron yang masih tak terima pada perkataan Terry terus memanggil anak perempuannya itu tanpa henti.

IBUNYA ALI By Rina CherryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang