Marni 35 - Janji

2.4K 8 4
                                    

Ha?! Rep neng ngomah dewe?! Jaremu wedi?!" Apa?! Mau di rumah sendirian?! Katanya takut?! Sarto terkejut dengan pernyataan Yuni. Pasalnya Dia tahu betul anaknya itu penakut. Tiba-tiba tidak ingin ikut ke rumah Simbah dan ingin di rumah sendirian. Aneh sekali.

"Lha akuki wis gede lho Pak. Wis SMP kok." Aku sudah besar Pak. Sudah SMP. Kilah Yuni. Tentu saja Dia hanya ingin berhubungan intim dengan Pakdhe Karno. Begitu Dia di rumah sendirian, Pakdhe Karno akan datang menemaninya. Begitulah kesepakatan setelah berhubungan intim tadi.

"Rasah mbumbuh, engko adus o gek mangkat!!" Tidak usah macam-macam, nanti mandi langsung berangkat!! Sarto meninggalkan Yuni yang tengah berkutat dengan buku di atas kasur. Sesekali tangannya menulis dengan cepat. Mencoba mencari jawaban di buku paket.

"Opo to Pak?!" Ada apa sih Pak?! Siti ikut nimbrung dan berjalan mendekati pintu kamar Yuni.

"Jare rarak melu neng nggone Simbah, rep neng ngomah dewe." Katanya tidak mau ikut ke rumah Simbah, ingin di rumah sendirian. Jelas Sarto kepadamu istrinya.

"Kudu melu, rasah mbumbuh!!" Harus ikut, tidak usah macam-macam!! Perintah Siti mutlak. Dia tidak ingin ada pembelaan lagi. Tentu saja Yuni paham. Begitu ibunya menentukan sesuatu Dia harus patuh.

"Iyo neh, rampung iki aku adus gek nusul." Iya, selesai ini aku mandi dan langsung menyusul. Gerutu Yuni. Dia tidak berhasil menego kedua orang tuanya. Tangannya kembali menari di atas buku tulis. Menyelesaikan tugas satu per satu.

"Tenan yo?! Aku karo bapakmu mangkat disik." Beneran ya?! Aku dan bapakmu berangkat dulu. Siti berpamitan.

"Enggih Mbok." Iya Bu. Yuni kecewa, tangannya masih menulis dengan cermat. Mencoba menyelesaikan tugas secepat mungkin. Tak lama kemudian suara kedua orang tuanya sudah tak terdengar lagi. Mereka sudah berangkat lebih dulu. Sepi menyelimuti rumah Yuni. Hanya suara gesekan alat tulis dan bukunya yang terdengar begitu pelan. Yuni terus menulis jawaban soal satu per satu. Dia begitu fokus mengerjakan tugas. Hingga tidak terlalu memperhatikan sekelilingnya.

"Oleh ora koe turu ngomah?" Boleh tidak kamu tidur di rumah? Karno mengagetkan Yuni. Karno berdiri di depan pintu kamarnya.

"Mboten Pakdhe." Tidak Pakdhe. Jawab Yuni datar penuh kecewa. Karno berjalan cepat menuju kasur Yuni.

"Yo ayo kawin sek!! Hmmm . . . Hmmm . . ." Ayo berhubungan intim dulu!! Hmmm . . . Hmmm . . . Karno langsung menyambar bibir lembut Yuni penuh birahi. Yunipun membalas tak kalah ganas. Rancana Yuni juga akan ke rumah Pakdhe Karno dulu sebelum mandi.

Setelah sekian lama akhirnya bisa juga melanjutkan perjalanan Marni. Silahkan menikmati selengkapnya di
https://karyakarsa.com/kabut15/35-janji

MarniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang