Besoknya, ketika Michael memasuki kamar Laura, ia terkejut melihat ekspresi ketakutan yang terpancar dari wajah Laura.
Tubuhnya yang gemetar dan tatapan matanya yang penuh dengan kecemasan mengisyaratkan bahwa ada sesuatu yang sangat mengganggu pikirannya. Laura, yang biasanya ceria dan penuh semangat, kini terlihat rapuh dan rentan di dalam selimutnya, seolah-olah berusaha melindungi diri dari ancaman yang tak terlihat.
Michael tampak khawatir dan terkejut melihat perubahan pada wajah Laura yang biasanya ceria itu. Ia pun dengan perlahan mendekati gadis cantik tersebut, dan memegang lengannya dengan lembut sambil menatap mata sang gadis yang masih terbaring di dalam selimut.
"Laura? Apa yang terjadi?" tanya Michael dengan nada pelan tapi tegas sambil terus memandang wajah cantik dari sang gadis tersebut.
Dengan suara gemetar dan mata yang penuh dengan ketakutan, Laura berbisik, "A-a-ada Hantu di sini... mereka sedang berkeliaran... a-a-aku takut..." Suara getar dalam ucapannya mengisyaratkan betapa besar rasa takut yang menghantui pikirannya. Michael merasakan kegelisahan yang mendalam melihat temannya yang biasanya penuh keberanian kini terjebak dalam ketakutan yang melumpuhkan.
Michael pun langsung panik dan khawatir, meskipun dia juga mencoba untuk tenang karena takut sang gadis cantik tersebut akan menjadi lebih cemas jika terus menerus berteriak.
"T-tidak... tak ada hantu di sini..." kata Michael dengan nada yang masih tegas sambil memegang lengan Laura dengan lembut tapi keras agar gadis cantik itu bisa tetap tenang.
"Kamu tidak perlu takut... Aku di sini untuk kamu."
Dalam sekejap, Laura melihat ke arah Michael dan terperangah saat melihat sosok hitam misterius di baliknya. Tanpa bisa menahan ketakutannya, Laura pun berteriak keras dan pingsan. Namun, saat semua berusaha untuk meredakan kepanikan, terungkaplah bahwa sosok hitam itu sebenarnya bukanlah sesuatu yang menakutkan, melainkan Sahabat sejati Michael, yaitu Sena dan Jin.
Michael terkejut saat Laura berteriak dan pingsan, karena ia tak menyangka bahwa yang dia lihat bukan hantu tapi adalah sahabatnya. Dia pun bergegas untuk menenangkan gadis cantik itu, dan dengan lembut mengangkat tubuh sang gadis ke dalam pangkuannya sambil memanggil nama Sena dan Jin agar mereka dapat membantu Michael mengatasi situasi ini.
"Sena... Jin..." kata Michael dengan nada panik sambil berusaha untuk mengembalikan kesadaran Laura dari tidurnya yang mendadak tersebut.
Dengan suara lembut dan penuh penyesalan, Sena menyampaikan permintaan maaf, "Oh, maaf Michael, kita tidak bermaksud untuk menakut-nakuti kalian..."
Ekspresi wajahnya mencerminkan rasa penyesalan atas kejadian yang menimbulkan ketakutan dan kepanikan.
Michael masih agak bingung dengan kejadian tersebut, tapi dia tetap berusaha untuk tenang dan tidak menaruh rasa marah pada sahabatnya.
"Tak apa... Aku hanya khawatir karena Laura tiba-tiba menjadi panik dan pingsan seperti itu," jawab Michael sambil terus memeluk tubuh gadis cantik yang ia sayangi ini.
"Tapi aku percaya bahwa kalian berdua bukanlah hantu..."
Dengan nada mengejek yang kurang sopan, Jin menyampaikan komentar yang kurang menghormati, "Jadi ini yang namanya Laura, cupu banget jadi perempuan!" Ekspresi wajahnya mencerminkan sikap merendahkan yang tidak pantas dalam sebuah percakapan.
Michael pun langsung menoleh ke arah Jin dengan tatapan penuh rasa kesal dan emosi. Dia tidak terima kalau sahabatnya yang paling ia sayangi disamakan dengan orang cupu seperti itu.
"Jangan memanggil Laura Cupu! Itu adalah sebuah kata yang sangat kasar dan tak layak untuk dia!" kata Michael sambil masih memegang tubuh sang gadis cantik tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love at the bottom of the sea
RomantizmHalo, para pembaca! Terimakasih karena sudah meng-klik cerita ini! cerita ini mengisahkan kisah seorang murid terkenal bernama Michael White yang memiliki cinta pertama yang tak lazim, yaitu seorang putri duyung. Pertemuan pertama mereka terjadi ke...