P4

204 15 2
                                    

Vote & Koment

         Becky menghentikan langkahnya saat melihat seseorang sudah berdiri dipinggir Rooftop. Ia menarik dalam napasnya mulai berjalan mendekati tempat yang sama dari orang itu dengan menjaga jarak sekitar dua meter dari orang tersebut.
        Disisi lain Freen berdiam diri dipinggir rooftop. Ia segera memalingkan wajahnya saat melihat Becky berdiri tidak jauh dari tempatnya. Tampak mereka saling tenggelam dalam pikiran sambil menatap kosong gedung pencakar langit disana.

        Uhuk! Uhuk!
        Becky terbatuk batuk. Freen menoleh dan melihat Becky memegang tenggorokannya sembari sedikit memukul mukul dadanya. Freen bergegas menghampiri Becky lalu tanpa aba aba Freen memeluk Becky dari belakang dengan salah satu tangannya membuat kepalan diatas pusar Becky.

         "Hey! Ga.. gadis gila apa yang ka.." Becky memberontak syok dan tidak bisa melanjutkan ucapannya sedangkan Freen menghiraukannya. Freen segera menggenggam salah satu kepalan tangannya lalu mendorong perut Becky keatas secara berulang dan.. sebuah manisan permen keluar dari mulut Becky.

         "Berhasil!" Teriak Freen antusias saat dia berhasil memberi pertolongan pada Becky. Sementara Becky terdiam sebentar melihat Freen. Apa yang dilakukan gadis itu tadi.. menolongnya? Freen berdeham pelan lalu melepaskan tangannya dari Becky.
         "Em, terimakasih" ucap Becky sembari menyembunyikan wajahnya dari Freen.
         "Menyusahkan sekali" celoteh Freen yang masih terdengar ditelinga Becky.
         "Cih, sombong sekali" bathin Becky dan tidak lama kemudian salah satu ponsel dari  mereka berdering. Becky melirik Freen tengah mengangkat panggilan telpon dan mulai menjauh dari sisinya.

         Terlihat keramaian memenuhi lantai kelas hukum pidana. Dua polisi dan tim keamanan kampus sedang memeriksa tempat kejadian. Mereka juga berjaga jaga agar mahasiswa lain tidak masuk kedalam kelas. Semua mahasiswa yang memperhatikan dari jendela luar sedikit merasa takut dan ngeri. Kini suara ambulance yang membawa pasien mahasiswa meninggalkan tempat kampus.

         "Lihat! ada jaksa yang ikut menangani kasus baru ini" bisik mahasiswa yang melihat kedatangan pria dewasa berjaz hitam dengan pin emas kewenangan didada.
         "Hei! Dia ayah Racha" imbuh yang lain dengan sedikit melempar pandang mereka kearah Racha yang berada bersama mereka. Racha menghela napasnya saat melihat sang ayah hanya diam melewatinya. Lyn yang bersama Racha sedari tadi menepuk pundaknya pelan.

          "Ada apa?" Freen datang menghampiri Racha dan Lyn penasaran.
          "Darimana saja kau huh," decak Racha dan Freen memutar bola matanya malas, "aku diRooftop" jelas Freen
          "Apa kau bersama Becky? Tadi aku melihat kalian datang bersama" tuduh Lyn dan Becky yang mendengar pun terkesiap.
          "Hallo, kami tidak sengaja bertemu tadi" sahut Becky menyapa mereka
          "Ada mahasiswi junior melakukan percobaan aksi bunuh dirinya dikelas, untung saja ada yang melihat. Dan sekarang mahasiswi itu dibawa pergi kerumah sakit" jelas Racha
          "Kemungkinan itu patah hati, karna dia baru putus dua minggu lalu" bisik Lyn
          "Siapa yang bunuh diri?" Becky menatap Lyn ingin tahu. Pasalnya Becky juga satu kelas dengan korban.
           "Si Lookkaew, dia termasuk anak konglomerat dikampus ini" sahut Racha
           "Ah ya, aku baru mengenalnya kemarin. Astaga" respon Becky prihatin.

          Seorang mahasiswa langsung duduk didepan Becky yang tengah menikmati roti sendirian dimeja kantin. Becky yang melihatnya merasa aneh tapi kini sedikit tersedak. Mahasiswa itu segera membukakan tutup botol air putih sembari memberikannya pada Becky. Tidak ada jalan lain untuk menolak. Becky segera menerima botol itu dan meneguknya lega.

         "Terima kasih" ucap Becky
         "Aku First chalongrat" mahasiswa itu menyebut nama lengkapnya pada Becky dengan senyuman lebar dan Becky mengangguk dengan gugup
         "Aku Becky"
         "Kita satu kelas Becky, tapi mungkin kau belum tau karna selama beberapa hari aku ada kegiatan lain diluar kampus"
         "Ah, ya"
        Freen yang mengetahui Becky dan First disana hanya bisa mendengus samar kemudian ikut duduk berkumpul ditempat Racha dan Lyn.
         "Lihat disana, seorang First mendekati Becky" oceh Racha pelan
         "First memang tampan dan manis, tapi.. hey! Bukankah dia pacar Lookkaew?" Sahut Lyn sedikit memukul meja membuat mahasiswa lain menatap mereka aneh. Freen dan Racha menatap Lyn kesal
         "Jangan memalukanku" kata Freen
         "Lebih baik, kita bahas kelulusan kita" usul Freen lalu Racha dan Lyn setuju
         "Aku ingin membuka usaha setelah kelulusan nanti tapi orangtuaku tidak mendukung. Bagaimana menurut kalian" Racha meminta pendapat Freen dan Lyn
         "Lebih baik kau tunjukkan kemampuanmu pada paman dan bibi bahwa kau mampu dan bisa Racha" saran Lyn tersenyum
         "Kau ingin membuka usaha apa Racha?" Tanya Freen
         "Mungkin aneka kopi, minuman lainnya.. dan akan kutambahkan beberapa cemilan dessert" jawab Racha antusias
         "Oh.. dessert yang beberapa hari lalu kau buat? Ah, itu sangat enak" puji Lyn
         "Aku dan Lyn juga sudah mensurvey berbagai tempat tapi.. biaya sewa terlalu tinggi uangku belum cukup. Apa aku perlu kerja paruh waktu" pikir Racha merenung
         "Kau bisa pakai uangku Racha, aku juga bisa mencarikan tempat usaha untukmu" kata Freen membuat Racha tersenyum ceria sembari memberi ciuman terbang pada Freen.

Boom Boom LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang