40. Masalalu

5.8K 205 2
                                        

"dasar wanita tidak berguna! Mati saja kau!" Seorang lelaki memukul kepala seorang wanita dengan tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"dasar wanita tidak berguna! Mati saja kau!" Seorang lelaki memukul kepala seorang wanita dengan tangannya.

Seorang gadis menatap mereka dengan takut, dua orang dewasa di depannya adalah kedua orang tuanya. Entah sudah keributan yang keberapa kali ia menyaksikan perdebatan antar kedua orang tuanya.

"Ampun Mas" ujar sang ibu meminta ampun.

"Apa?! Ampun?! Enak saja!" Ucap sang Ayah lagi-lagi memukul sang istri bahkan meninju barang-barang yang ada di sekitarnya.

"Sudah tau miskin, bukannya cari kerja!" Ujar sang Ayah mendorong tubuh istrinya hingga terjerembab kebelakang.

Tubuh wanita tersebut sudah penuh dengan lebam yang berwarna biru dan ungu. Tubuhnya juga terasa sakit di sekujur tubuh, ia sudah tak mampu untuk berdiri. Ia hanya bisa terduduk lemah mendengarkan ocehan suaminya.

Sedang sang anak terlalu takut untuk mendekati ibunya karna takut terkena pukulan sang ayah seperti hari-hari sebelumnya, padahal dalam hati ia sangat ingin memeluk tubuh ibunya yang kesakitan, ia memandang benci pada ayahnya.

Ada rasa marah yang tak mampu ia luapkan hingga menumpuk di dalam dada, membuat dadanya terasa sesak.

"Jadi istri itu harus nurut sama suami! Besok kamu harus dapat kerja! Atau kamu bakal dapat pelajaran!" Ucap sang ayah.

" Aku bakal cari kerja Mas, tapi tolong berhenti buat berjudi dan mabuk-mabukan. Itu haram Mas, uang kebutuhan kita juga jadi berkurang. Belum lagi Hutang kamu yang belum lunas-lunas" ucap sang ibu.

"Berani kamu mengatur saya hah?!cari saja kerja dengan gaji tinggi, apa susahnya?!" Ucap sang ayah lalu pergi meninggalkan rumah.

Melihat kepergian sang ayah, gadis yang tak lain adalah Risa itu mendekati ibunya, "ibu gak papa kan Bu?" Tanya Risa khawatir.

"I-ibu gak papa nak" ucap ibu Risa tersenyum dengan susah payah.

"Sini aku bantu ke kamar Bu" ucap Risa, ia membantu ibunya untuk berjalan menuju kamarnya.

"Nak, walau sejahat apapun ayahmu, jangan pernah benci ya... Dia itu adalah ayahmu" nasihat ibu Risa saat Risa sedang mengoleskan salep pada tubuh lebam ibunya.

"Aku gak benci ayah kok Bu" elak Risa.

"Mulut kamu bisa berkata seperti itu, tapi matamu mengatakan segalanya" ucap ibu Risa.

"Ibu kenapa sih tidak membolehkan Risa membenci ayah?" Ucap Risa sedikit tak suka.

Ibu Risa tersenyum, "ayahmu tetaplah ayahmu, dulu dia sangat menyayangimu" ucap ibu Risa.

"Itu kan dulu Bu, sekarang ayah sudah berbeda. Ayah jahat pada ibu, ayah suka memukuli ibu, Risa tidak suka " jawab Risa.

"Ada saatnya kamu mengerti mengapa ayahmu demikian nak" ucap ibu Risa.

Gus Alfathar (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang