04. Meeting With A Liar

102 13 1
                                    

Sudah setengah jam lamanya Cora membongkar isi lemarinya. Dua hari yang lalu Cora menolak mentah - mentah permintaan Grace untuk mengikuti acara Speed Date yang diadakan di Cafe milik teman kerja Grace.

"No. No more dating dating stupid. Please." Kata Cora, berbicara dengan HP nya. Tangannya sibuk membersihkan make up di wajah nya karena dia baru saja sampai rumah usai shift malam nya berakhir.

"Please Ra, Gue beneran janji ini yang terakhir. Udah gak akan ada lagi yang namanya Blind date, Speed date, or anything that will help you find your soulmate." Grace di seberang sana sedang memakai masker wajah dan tangannya sibuk membuka paket yang baru sampai hari ini.

Cora menghela nafas. Dia tau Grace sangat ingin dirinya bahagia seperti dulu. Sejujurnya Cora juga merindukan diri nya yang tersenyum kala bangun tidur dan melihat notifikasi di HP nya, atau Cora yang tidak sabar menunggu jam kerja nya berakhir biar bisa jalan bersama kekasih nya. Tapi percintaan dan mencintai seseorang lagi seperti memang Cora hindari beberapa waktu belakangan ini. Luka nya masih terasa walau sudah berhenti mengeluarkan darah. Ide untuk mulai menerima orang baru lagi di kehidupan nya jadi perihal yang sulit untuk dilakukan. Walaupun Cora pada dasarnya sangat mudah mencintai seseorang, "Janji terakhir ya?"

Di seberang sana Grace tersenyum lalu mengangguk, roll rambut nya ikut bergoyang karena sahabat nya terlalu semangat mengiyakan omongan Cora.

Cora mengambil baju berwarna cream kesukaan nya dan memutuskan untuk memakai celana jeans wide leg. Dia hari ini memutuskan untuk mengeritingkan rambut nya sedikit, mengingat Grace bilang kalau Cora terlihat lebih fresh apabila rambutnya sedikit keriting. Untuk kesekian kali nya mengecek make up yang dia pakai hari ini, untuk memastikan dia terlihat cantik saat bertemu orang baru. Walaupun Cora tidak ada niat untuk mendapatkan pasangan dari acara Speed Date ini namun bukan berarti dia harus tampil jelek.

Setelah menyemprotkan minyak wangi di berbagai titik tubuh nya, Cora mengambil tas dan kunci mobil nya untuk berangkat ke alamat yang Grace beritahu tadi malam. Dia tidak tau pasti mengapa dia mengiyakan permintaan Grace. Mungkin di lubuk hatinya yang terdalam Cora rindu rasanya dicintai. Cora mungkin rindu dengan rasa memiliki seseorang untuk pulang dikala lelah dengan hari nya. Di perjalanan Coea terus berpikir apa saja pertanyaan yang akan ditanyakan nanti, bagaimana Cora harus duduk di hadapan orang lain yang tidak dia kenal sama sekali tanpa terlihat canggung. Lagu Nothing dari Bruno Major berputar menarik hiruk piruk di kepalanya sore itu.

Begitu selesai memarkirkan mobilnya, Cora takjub melihat betapa indahnya Cafe Spring Bottom milik teman Grace. Cafe yang dominan berwarna hijau lumut itu dan sedikit sentuhan gold di beberapa titik untuk mempertajam sudut Cafe membantu tempat itu menjadi terlihat sedikit lebih elegan daripada Cafe sekitar nya. Belum lagi tumbuhan hijau yang segar di depan pintu masuk, membuat nuansa Cafe sangat sejuk walaupun berada di tengah kota. Cora masuk ke dalam Cafe dan menunjukan tiket yang Grace beri melalui email tadi malem. Seorang barista disana mengantar Cora ke dalam ruangan exclusive, tertutup dari pelanggan biasa. Di dalam ruangan yang sudah di tata beberapa kursi berhadapan layak nya dinner romantis untuk pasangan yang akan merayakan hari jadi mereka.

Beberapa orang mulai berdatangan nya, syukurnya tidak ada dari mereka yang Cora kenal. Sedikit heran saat melihat beberapa perempuan yang masuk ke dalam ruangan, mereka sangat cantik, kalau saja Cora adalah laki - laki Cora yakin dia sudah akan jatuh cinta pada mereka pada pandangan pertama. Di Sebelah kanan Cora bernama Amanda, dia memiliki rambut coklat terang dan mata yang warna nya hampir sama dengan warna rambutnya, sedangkan di sebelah kiri nya bernama Kelly, saat pertama kali melihat nya Cora sampai mengedipkan matanya beberapa kali untuk memastikan dia beneran perempuan yang akan mencari pasangan dari acara dating. Kelly berambut golden copper dan matanya biru seperti ada lautan di dalam nya. Orang terakhir yang ditunggu oleh staff acara akhirnya datang dengan wajah tanpa bersalah karena membuat acara mundur sekitar lima belas menit.

Invisible StringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang