Kian berjalan masuk ke dalam sebuah rumah berukuran sedang yang berada di ujung kota Jakarta. Satu jam yang lalu sejak temannya dari SMA itu memberitahukan bahwa titik kumpul malam minggu hari ini di ubah menjadi di rumah Zio, Kian langsung memutar balik mobil yang dia kendarai malam ini.
Sudah satu minggu semenjak Blind Date yang di jalankan. Dia paksa jalankan, karena di jebak oleh Kenji. Teman Kian yang satu itu memang dikenal dengan acara Blind Date nya yang hampir setiap bulan pasti bertemu dengan orang baru. Berkali - kali Kian bertanya apa asyik nya menjalankan hubungan dengan chemistry yang dipaksakan. Namun berkali - kali juga Kenji membalas pertanyaan Kian dengan pernyataan bahwa chemistry nanti bisa datang dengan sendiri nya kalau mereka bertemu dengan orang yang tepat. Kian tidak percaya dengan omongan Kenji tersebut sampai minggu lalu rasanya semua berjalan lancar dengan perempuan yang memperkenalkan dirinya sebagai Grace. Kian tau bahwa Grace yang minggu lalu berbicara dengan nya bukan Grace yang berbicara dengan Kenji melalu aplikasi sebelumnya. Sebab Kian sempat mengomel bahwa informasi yang diberi tau oleh Kenji banyak yang meleset. Kenji berkata bahwa di perempuan berambut blonde dan memiliki poni, sedangkan yang bersama Kian minggu lalu Grace yang muncul berambut hitam dan tanpa poni. Bahkan dari beberapa percakapan Kian dan Grace palsu banyak yang berbeda dari pernyataan Kenji. Kian berpikir mungkin mereka terlalu asyik berbicara sampai Grace palsu lupa dengan perannya.
"An, Minggu depan ada acara speed dating nih, ikut tuh," Kata Niko.
Kian yang semula lagi memainkan HP nya langsung berhenti dan menatap ke arah Niko dengan sebal, "Jangan suruh gue buat ikut acara dating lagi."
Zio datang dari dapur membawa dua kaleng soda dan menaruhnya di meja, dia bawa untuk Kian, "Lah kenapa?" katanya, menenggak sodanya kemudian kembali membuka suara, "Kata lu kemarin semua nya berjalan lancar tuh."
Laki - laki yang hari ini tidak mengatur rapih rambut nya seperti hari kerja menaruh HP di meja dan membuka kaleng soda yang dibawa oleh Zio, "Bukan style gue aja ikut kaya gitu," Jelas Kian, "Lagian yang kemarin aja tau nya penipu kan? bukan Grace yang asli."
"Style lu tuh maksudnya mau jomblo terus sampe ubanan?" Ledek Kenji.
"Nanti juga gue ketemu sama orang yang tepat."
Mereka duduk di balkon rumah Zio yang langsung menatap laut di ujung Jakarta. Udara sejuk sore itu menjadi teman mereka dikala sibuk berbicara banyak hal.
"Cafe lu gimana An? punya cafe tapi gak pernah di cek," Kata Niko.
Kian menengok ke arah Zio yang langsung membuang muka, "Bukannya lu sering cek Cafe gua Zi?"
Kenji dan Niko tertawa puas melihat wajah Zio yang sudah mulai bete. Gosip yang beredar tentang kedekatan Zio dan salah satu pekerja di Cafe milik Kian memang bukan rahasia lagi. Beberapa bulan lalu saat terakhir kali Kian berkunjung, salah satu karyawan yang memang teman SMA nya itu memberi nya gosip bahwa Zio sedang dekat dengan salah satu karyawan disana. Awalnya Kian menentang. Sejak awal Cafe nya didirikan dia selalu melarang orang yang bekerja disana terlibat perasaan dengan rekan kerja mereka, bagi Kian itu hanya merugikan Cafe karena suasana Cafe akan menjadi beda. Dia tidak mau melibatkan perasaan pribadi dengan pekerjaan di tempatnya. Namun seiring berjalannya waktu Kian juga tidak bisa melarang Zio untuk tidak suka dengan karyawannya, terlebih lagi Zio bukan pekerja Cafe.
"Udah enggak, lu cek sendiri lah."
Kian tersenyum meledek, "Lah berantem lu?" Tanyanya tengil, kemudian menengok ke arah Niko dan Kenji meminta jawaban, "Berantem dia?"
"Si cewek katanya gak mau ketemu lagi, alesannya apa Zi?"
"Mau fokus karir, katanya kalo sama gue fokus dia jadi kebagi terus. Kaya yang pernah gua bilang, hidup dia emang rumit jadi gua iyain aja karena gue tau Flo gak mungkin ambil keputusan kalo dia gak tau mau nya apa."
Kian mengangguk, Flo, Kian lupa namanya.
"Jangan dipecat An," Kata Zio.
"Ye kalo kerja nya bagus mah ngapain gue pecat."
Niko menepuk punggung Kian, "Jadi kapan lu mau nengok itu tempat? masa yang ngecek gue sama Kenji terus."
"Kapan ya, gue besok harus terbang nyamperin bokap. Bulan depan kayanya baru bisa."
"Lah emang lu sebulan disana?"
Kian mengengguk sisa soda yang ada di dalam kaleng, "Ya enggak, mood gue baru ada bulan depan."
"Ye sialan."
Percakapan mereka terus berlanjut sampai larut malam. Berawal dari berbicara tentang percintaan Niko yang sangat adem tanpa ada gangguan itu, Niko dan pacaranya Cecil sudah berjalan tujuh tahun bersama. Niko bilang bahwa belakangan ini laki - laki itu mulai melihat - lihat gedung dan beberapa wedding organizer yang bagus untuk dia dan Cecil. Niko adalah anak satu - satu nya sama dengan Kian, makanya beberapa kali Kian bercerita dengan teman nya itu dia merasa sangat relate di berbagai aspek karena kehidupannya kurang lebih sama. Bedanya Niko punya Cecil yang selalu ada diberbagai macam jenis kehidupannya sedangkan Kian hanya punya Kingston, Kudanya, yang dia rawat sejak dulu. Sampai membicarakan kehidupan mereka setelah lepas dari Universitas California.
"Anyway An," Panggil Kenji.
Kian menatap teman nya itu serius, menunggu Kenji melanjutkan kalimatnya.
"Hari minggu di Cafe Spring Bottom ya, jam empat sore."
Kian mengerukan alisnya bingung, "What do you exactly mean?"
"Speed dating, kan Zio udah kasih tau tadi."
Zio dan Niko tertawa kencang setelah mendengar ucapan Kenji. Mereka bertiga memang niat mencarikan pacar untuk Kian sejak lama. Sejak hubungan Kian dan Steffi berakhir saat mereka masih di California. Mereka adalah saksi bagaimana besarnya rasa sayang yang Kian miliki untuk perempuan bernama Steffi itu. Kian memberikan segalanya, bahkan beberapa kali Kian sempat mengcover biaya apartemen yang Steffi sewa. Namun naas kisahnya berakhir dengan Kian melihat dengan mata kepala nya sendiri, Steffi dan Jason, teman satu clubnya, bercumbu di apartemen yang Kian bayar agar Steffi tetap tinggal disana. Masa itu Kian hampir kehilangan kesempatannya untuk lulus karena selama beberapa hari yang Kian lakukan hanya berdiam diri di rumah yang mereka sewa di daerah kampus, sampai akhirnya Zio ngamuk dan meminta Kian stop menjadi orang paling menyedihkan di dunia. Walaupun memang saat itu Kian sangat menyedihkan untuk dilihat.
Kian tidak pernah liat Steffi setelahnya, dia menghindari beberapa tempat yang kemungkinan mantan pacarnya itu ada disana. Pada akhirnya Kian keluar dari lubang hitam yang sempat akan membawa nya terseret ke dunia yang Kian akan sesalkan.
"Jalanin aja An," Ledek Niko, "Lagian kalo gak ada yang cocok bisa ikut lagi minggu depan," Lanjutnya kemudian disusul dengan ketawa dari Zio dan Kenji.
"Sialan lu."
.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Invisible String
FanfictionSo broken up, How could someone can handle this? Setelah merasakan kecewa dan patah hati terbesar dalam hidup nya Cora mencoba untuk melanjutkan hidupnya. Setahun setelah insiden dimana dia menangis dan menghabiskan satu pack tisu Cora kembali menj...