06. Everything Has Cost

50 11 2
                                    

Cora duduk di meja rias nya. Dia baru saja membersihkan diri nya. Menghapus semua jejak air mata yang membuat mata nya sedikit sembab sekarang. Dering telepon dari Grace mengganggu kegiatan tangan Cora yang sedang mengusap kapas di wajah nya.

“So… TELL ME?!” Teriak Grace dari seberang sana. Usai Kian meninggalkan mobil nya sebab Cora memaksa Kian harus percaya padanya kalau dia bisa kembali ke apartemen nya dengan selamat. Dia bahkan membuat janji kalau dia tidak akan menangis lagi jalan pulang. Walaupun bohong. Usai lagu Autumn by NIKI terputar tidak sengaja di mobil nya, Cora kembali banjir oleh air mata.

Selama di perjalanan pulang dia berpikir apa yang membuat Kian tiba - tiba menawarkan diri untuk menjadi pasangan Cora untuk pernikahan mantannya nanti. Beberapa pikiran tentang mungkin saja Kian menaruh perasaan padanya sempat terlintas, namun dia teringat kembali perkataan Kian yang menjelaskan bahwa dia hanya ingin makan gratis di pernikahan orang lain. Atau Kian semenyedihkan itu? dia bahkan ikut beberapa acara dating, apa benar Kian punya hidup yang menyedihkan? pikir Cora sore itu.

“Ya intinya, mereka nikah. Gue juga gak paham kenapa harus ngundang gue.”

Grace sedang memakan chiki di seberang sana sampai mengedipkan matanya beberapa kali, “Terus lu mau dateng?”

“Tadi nya gue gak mau dateng–”

“YA GAK USAH LAH!”

“Tapi….” Kata Cora, memberi jeda pada omongannya. Dia mengoleskan pelembab di wajah nya, “Tapi cowo yang ketemu gue di acara dating menawarkan diri buat pergi kesana sama dia.”

Grace menghentikan semua pergerakan nya. Perempuan itu membulatkan mata nya tidak percaya dengan apa yang dia dengar, “Tunggu nih, acara dating yang mana?”

“Both. Yang lu sakit perut dan speed dating or whatever namanya itu.”

“Jadi lu ketemu sama lagi sama cowo yang waktu itu datang ke cafe pas lu gantiin gue?” Cora mengangguk menanggapi pertanyaan nya Grace, “It's weird. Don't you think it's weird?”

Cora mengerutkan keningnya, “Apa nya yang aneh?”

“Ngapain coba dia disana?”

“Well, hello? itu tempat public, siapa aja bisa kesana dan lewat sana.”

Grace mengusap tangannya di tisu basah dan menatap ke arah Cora serius, “Beneran dia bukan penguntit?”

Cora sontak langsung tertawa mendengar ucapan Grace, “Guna nya apa juga orang mau nguntit gue? liatin hidup gue yang sepi ini?”

“Iyasih…” Kata Grace.

Setelah selesai dengan kegiatan mengoles semua skincare malam nya sebelum dia pergi ke dunia mimpi, Cora menatap Grace yang sekarang gantian sedang menghapus make up dari wajah nya, “Lu gimana sama orang yang ada di dating apps lu itu?”

“Biasa aja, belum ada yang lancar lagi,” Jelas Grace. Cora pindah ke kasur membawa HP nya bersama nya.

“Dari pada lu capek main di dating apps, mending lu sama Vion.”

Grace tertawa kencang di seberang sana, “He's fine, but not my type. You know what i mean.”

“Damn girl, lu belum liat the other side of Vion. you are not gonna believe what you see,” Ledek Cora. Sebenarnya itu yang Cora rasakan saat pertama kali melihat sisi lain Vion yang tidak ditunjukan saat jam kerja. Malam itu mereka Cora, Vion dama Fio keluar bersama dan untuk pertama kali nya Fio mau ikut saat ada Cora disana. Mereka datang ke sebuah Cafe yang menyediakan live music. Saat makan mereka membahas kehidupan lain selain di tempat kerja. Cora membahas bahwa diri nya suka iseng cari freelance buat isi waktu kosong, kadang dia cuma menghabiskan waktu nya seharian di dalam selimut dan depan laptop saat libur datang. Fio bercerita kalau biasanya dia mengambil beberapa part time, dia bilang hanya akan tidur jika memang sudah waktu nya, seperti waktu sudah memasuki tengah malam contohnya. Sedangkan Vion saat itu bercerita beberapa kali saat dia meminta Cora untuk mengcover jadwal masuk nya, dia ada manggung di sebuah acara musik festival. Awalnya Cora heran dan tidak percaya sampai Vion menawarkan diri untuk menyanyi di Cafe tempat mereka makan sambil memainkan gitar. Pada hari itu akhirnya Cora percaya bahwa temannya itu salah satu bagian dari band lokal yang sedang merintis karir.

Invisible StringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang