Sudah dua hari Pavel di rawat di rumah sakit. Hanya Pooh yang setia menemani. Dia rela mengabaikan pekerjaannya untuk menjaganya. Detik demi detik ia lalui hanya dengan memandang wajah pucat sosok cantik yang belum sadarkan diri, kemudian Pooh tersenyum . Senyumnya hilang saat ia melihat setetes air mata mengalir dari sudut mata Pavel.
"Phi....." lirihnya dalam hati ketika ia memandang wajah pucat. Tangannya mulai menggapai wajah itu dan dia usap air matanya.
Tiba-tiba saja Pavel berbicara dengan suara parau. "Singkirkan tangan sialanmu itu!"
Pooh langsung menjauhkan tangannya.
Sedangkan Pavel yang sudah sadar enggan membuka matanya. Dia justru menangis dalam diam di saat ia sadar. Pooh menyelamatkannya dan Pavel sungguh marah. Marah karena orang asing itu tidak membiarkannya mati.
"Keluar!!" Pinta Pavel datar. Ia tidak memiliki tenaga untuk membentak tapi nada suaranya cukup membuat Pooh beranjak dari tempat duduknya. Bukan untuk pergi dari ruangan itu melainkan untuk memanggil dokter karena anak tirinya sudah sadar.
Tak lama dokter datang dan memeriksa keadaan Pavel. Dokter mengatakan jika Pavel akan baik-baik saja untuk beberapa hari kedepan dan sudah bisa pulang esok hari.
Pooh mengangguk mengerti dan mengucapkan banyak terimakasih pada dokter itu.
Ia kembali duduk di samping Pavel meski pasien di depannya tampak enggan untuk melihat orang asing yang kini menjadi ayah tirinya. Ayah tiri ?? Konyol sekali."Cepatlah pulih agar kau bisa memberi penghormatan terakhir pada ibumu di pemakaman!!" kata Pooh mengingatkan
"Jangan pernah mengaturku!!"
"Aku memiliki hak untuk melakukannya !!" balas Pooh dingin
"Cih!! Dasar tidak tahu malu, beraninya kau mengatur hidupku. Bahkan Ibuku sendiri saja tidak bisa melakukannya padaku!!"
Pooh tersenyum sinis.
"Karena itulah mulai sekarang Aku yang akan menjalankan tugas yang seharusnya ibumu lakukan sejak dulu. Mendidikmu menjadi anak yang berguna!! Sifat aroganmu itu sudah membuatmu menjadi orang menyedihkan. Kau anak yang menyedihkan tuan muda Naret,apa kau tahu ?!!"Pooh tidak benar-benar mengejek Pavel, namun Ia memahami sifat asli Pavel selama ini. Meski Pavel tidak tahu siapa dirinya tapi Pooh sangat mengetahui sosok pria keras kepala ini.
"Jadi kenapa kau tidak membiarkan anak menyedihkan dan arogan ini mati saja brengsek ?" tanya Pavel masih tidak sudi untuk melihat wajah Pooh
Pooh berdiri lalu membungkukan tubuhnya dan wajahnya ia dekatkan pada Pavel. Perlahan bibirnya mulai berbisik di telinganya. "Karena aku sudah berjanji pada Ibu untuk memberikanmu pelajaran berharga dalam hidupmu. Jadi sebaiknya mulai sekarang Kau harus terbiasa memanggilku Ayah. Ayah akan membuatmu mengerti dan menghargai apa itu keluarga, uang dan kasih sayang orang tua yang sudah kau abaikan selama ini!" Bisik Pooh lalu tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG FATHER || POOHPAVEL
FanfictionPavel Naret pria dewasa berumur 28 tahun harus di hadapkan dengan fakta bahwa sang ibu meninggal dunia dan dirinya kini memiliki ayah tiri yang lebih muda dua tahun darinya. Bagaimana kelanjutan hidup seorang Pavel yang suka kebebasan ?