5. DAD

1.3K 133 13
                                    

Flashback

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flashback

Pawat sedang duduk di kursi roda sambil memandang langit cerah di pagi hari.

Pooh datang menghampirinya.
"Phi...." panggilnya sehingga Pawat sadar dari lamunannya. Matanya yang melihat keindahan langit, kini beralih pada sosok pooh yang ia pinta untuk menemuinya dan menyuruhnya duduk
"Kenapa Phi memanggilku sepagi ini?" tanyanya

"Besok aku akan berangkat untuk pengobatan, Aku tidak tahu apakah aku bisa sembuh dan kembali ke sini dalam kondisi baik. Tapi Aku tahu itu takan mungkin terjadi, jadi Aku ingin mengucapkan perpisahan padamu". Bibir pucat Pawat di paksakan untuk tersenyum pada sosok teman ceritanya selama berbulan-bulan lamanya.

"Phi jangan berkata seperti itu. Kau bisa sem......."

Dengan lemah Pawat menggelengkan kepalanya. "Aku tidak berharap lebih dengan sesuatu yang tidak mungkin...."  setelah mengatakan hal itu,Pawat menyuruh pelayannya membawakan sesuatu. Pelayan itu datang dan membawa sebuah dus dan satu ekor burung cantik dalam sangkar yang terlihat masih kecil.

Seketika bibir Pooh mengukir senyum di wajah tampannya. Matanya tidak bisa berkedip dengan kecantikam burung itu.
"Cantik sekali, Phi"

"Namanya Nana....." jawab Pawat, ikut menatap penuh makna pada burung cantik yang ada di atas meja.

"Na..na ??" Pooh mengerutkan dahi,seperti tidak asing dengan nama itu.

"Ya, Nana..... Itu adalah nama kecil tuan muda Naret,si manja itu ya tuhan ". Pawat menjeda untuk tersenyum membayangkan wajah Pavel lalu melanjutkan ucapannya. "Aku sengaja membeli burung ini karena dulu dia pernah memintaku untuk membelikan seekor burung yang cantik, dia ingin memeliharanya di rumah ketika kami menikah nanti,tapi Aku terlanjur meninggalkannya. Sekarang rawatlah burung ini di rumah nya. Aku ingin ketika dia pulang ke rumah, dia melihatnya dan aku yakin dia akan menyukainya"

Pooh diam. Dia bingung harus mengatakan apa. Tapi pawat lanjut berkata." Dalam dus ini, ada barang-barang milikku, semua itu untuk menebus semua waktu yang telah ku lewatkan untuk Pavel, aku tidak bisa lagi merayakan ulang tahunnya jadi ketika dia berulang tahun, selipkanlah hadiahku bersama hadiah yang akan kau berikan padanya nanti. Aku harap Kau takan keberatan". Wajah pucat itu kembali tersenyum, sirat permohonan di raut itu sangat terlihat jelas oleh lawan bicaranya.

"Tidak Phi, Aku takkan keberatan. Tapi kenapa harus aku ? Dia sendiri bahkan belum pernah mengenalku, aku juga tidak tahu apakah Aku bisa dekat dengannya atau tidak,bagaimana bisa........"

"Takdirku akan membawamu untuk dekat padanya, suatu saat pasti ada jalan, entah apapun itu. Percayalah Nong Pooh....... Aku mohon"

Pooh hanya mengangguk meski ia tidak yakin, namun dalam hatinya ,iapun berharap suatu saat takdir itu akan benar-benar datang.

Setelah mengucapkan terimakasih,Pawat kembali membuka suara.
"Pooh... Dia sangat menyukai coklat dan ice cream...."

"Aku tahu soal itu" jawab Pooh senyum

YOUNG FATHER || POOHPAVELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang