9. Sebuah Makna 21+

1.8K 124 26
                                    

"Phi, Apa cita-citamu di masa kecil ?" Tanya Pavel pada Pawat yang sedang ia peluk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Phi, Apa cita-citamu di masa kecil ?" Tanya Pavel pada Pawat yang sedang ia peluk. Menyamankan kepalanya di dada. Memainkan jemari cantik di dada bidang Sang Kekasih. Tubuh mereka berdua tidak tertutupi apapun selain oleh selimut tebal berwarna putih. Pawat sendiri mendekap Pavel cukup kuat, memberikan kenyamanan untuk kekasih kecilnya yang beberapa saat lalu ia cumbu.

"Cita-citaku ? Ingin jadi diriku sendiri. Pawat, Ohm Pawat "

"Kenapa ? Bukannya semua orang memiliki cita-cita yang tinggi seperti ingin jadi dokter, sukses atau apapun itu. Seperti aku yang ingin jadi orang hebat. Kenapa Phi ingin jadi dirimu sendiri?"

"Karena Pawat memiliki dunia Pavel. Saat aku kecil, aku tidak pernah tahu apa impianku. Tapi hari dimana aku bertemu denganmu beberapa tahun lalu, disitulah aku menentukan cita-citaku. Yaitu ingin memilikimu, dan sekarang aku sudah mendapatkannya. Terimakasih sudah menerima pria yang banyak kekurangan ini, sayang" Pawat segera mencium kepala kekasihnya.

"Kau tidak memiliki kekurangan, Kau sangat sempurna"

"Ya. Aku terlihat sempurna karena Aku memilikimu"

"Jadi, menurut Phi,ketika aku tidak bersamamu, kamu bukanlah apa-apa ? Apakah begitu maksudnya ?"

Pawat mengangguk. "Benar, Pawat yang kau peluk ini bukan siapa-siapa tanpa dunia Pavel di sisinya"

---------------------

"Hngggg~~~~" Pavel mengigit bibir bawahnya, menahan agar lengungahnnya tak terdengar keras.

Sudah lebih dari 20 menit Pavel dan Pooh bercumbu, menyalurkan hasrat di bawah guyuran air shower yang membasahi tubuh mereka berdua.

Pavel tersudutkan oleh Pooh. Pipi kanannya menempel pada dinding kamar mandi akibat hujaman liar pria yang ada di belakangnya terhadap lubang miliknya.

Pooh menggeram menikmati remasan rektum Pavel yang sungguh ketat. Bahkan ia tak percaya jika Pavel pernah melakukannya dengan Pawat mengingat betapa sulitnya saat tadi dia berusaha untuk memasukan penisnya.

"Kau sempit~~sayang!!"

Plak

Plak

Plak

Pooh semakin mempercepat gerakannya, menimbulkan suara tamparan yang di hasilkan oleh gerakan pinggulnya terhadap pipi pantat Pavel.

"Ahh!! Hnggg~~~ dad" Pavel mencoba menahan tangan Pooh yang mulai meremas penis nya lagi.
Aliran darahnya berdesir cepat secepat guyuran air yang kini melewati setiap lekukan tubuh mereka berdua.

Rasa nikmat juga kesedihan bercampur menjadi satu.

Kesedihan ?

Ya! Pavel memang liar saat ini tapi dari awal mereka bercinta, hanya satu orang yang ada di pikirannya yaitu Pawat. Bayangan masalalunya tergambar begitu jelas ketika ia menutup matanya sedangkan tubuhnya sedang di hujam oleh pria lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YOUNG FATHER || POOHPAVELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang