Jangan lupa vote sebelum baca!
🕊
Untuk acara mereka hari ini yang akan ke danau dengan terpaksa harus di tunda, mengingat baju dan perlengkapan lainya yang masih tersusun rapi dalam koper, Husain bahkan mengatakan bahwa ia yang akan membereskan semuanya karena kaki Anin yang masih sakit, namun, Anin menentang keras dan mengatakan bahwa ia baik-baik saja
“Kakak beresin yang bagian atas ya? Aku di bawah, soalnya yang atas aku gak sampai”
Lemari baju itu menjulang tinggi ke atas, kisaran sekitar 170cm sedangkan Anin yang mempunyai tinggi sekitar 160an. Berjinjit ke atas dalam waktu yang lama akan membuat kakinya keram jadi ia menyerah dan meminta Husain membantu nya
“Iya, biar saya aja, kamu mau duduk cuma ngeliatin saya aja juga nggak apa-apa kok, saya gak keberatan”
“Justru aku yang keberatan kak, masa cuma ngeliatin? Udah gak apa-apa beresin nya barengan aja”
Husain sebenarnya kasihan dengan Anin yang masih sedikit berjalan pincang karena kejadian tadi pagi, tapi perempuan itu berisi keras ingin membantu
“Anin, beneran nggak apa-apa?”
Perempuan itu tersenyum “Aku nggak apa-apa kak, jangan khawatir gitu dong, kaka sendiri kan yang pijat kaki aku”
Tetapi Husain tidak percaya. Perempuan itu bahkan tak sedikit mengeluarkan kata ‘aduh' saat kakinya tak sengaja berpijak, lalu dengan cepat ia tersenyum dan mengatakan ia baik-baik saja.
Bagaimana ia bisa langsung percaya? Saat dengan jelas melihat perempuan nya itu jalan dengan tertatih-tatih, keringat mengucur dari pelipisnya bahkan di saat AC ruangan begitu dingin
Namun, karena ia tak ingin membuat Anin risih karena pertanyaannya yang sama, ia lebih baik diam. Mencari topik lain agar suasana tidak terlalu canggung
“Adena itu, kelas berapa?”
Husain memulai perbincangannya kembali, dengan tangan yang dengan aktif memindah mindahkan barang barang dari kardus ke tempatnya
“Kelas lima”
“Anin, kalau cape bilang yah? Kamu bisa istirahat dulu” Kata Husain, untuk kesekian kalinya.
“Nanggung kak, sedikit lagi” Ucapnya, kekeuh. Yang berakhir dengan Husain yang menghela napas lalu mengangguk
“Alhamdulillah, selesai.”
KAMU SEDANG MEMBACA
ANINDYA [Perantara Hijrah]
Teen Fiction⚠️ FOLLOW SEBELUM DIBACA ⚠️ Terimakasih pernah menjadi perantara Hijrahku, terimakasih pernah menjadi perantara kedekatanku dengan Rabbku berkat mengagumi mu. Asetya Anindya Putri, seorang mahasiswi akhir di salah satu universitas di Bandung. Pere...